Penembak Jitu Diterjunkan di Gresik Basmi Hama Tikus yang Resahkan Petani
loading...
A
A
A
GRESIK - Serangan hama tikus meresahkan petani Desa Gredek, Kecamatan Duduksampeyan, Gresik, Jawa Timur. Penembak jitu pun diterjunkan untuk membasmi binatang pengerat musuh petani itu. Cara ini dinilai lebih efektif.
Pemdes Gredek menghadirkan puluhan penembak jitu atau sniper dari Community Bediler Gresik (CBG) untuk membasmi tikus musuh para petani. Hama tikus ini kerap kali membuat petani rugi karena gagal panen.
Kepala Desa Gredek, M Bahrul Ghofar mengatakan, pemberantasan hama tikus dengan menggandeng sniper jauh lebih jitu dan aman, dibanding memasang jebakan kabel listrik yang membahayakan, bahkan kerap merenggut nyawa para petani.
Baca juga: Masuk 500 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh Dunia, Khofifah Sejajar Presiden Iran Ebrahim Raisi
"Kami dari pemerintahan desa, bersama gapoktan desa Gredek mengundan 70 pemburu tikus yang tergabung dalam Community Bediler Gresik (CBG)." jelasnya seusai menghitung tikus hasil buruan para sniper. Minggu pagi ( 30/10/2021).
Ghofar menerangkan, tehnik perburuan dimulai dengan pembagian kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang sniper, kemudian mereka berpencar ke tengah sawah dengan membawa senjata. "Mereka berkelompok masing masing tim terdiri dari 5 orang dengan menggunakan senjata bedil," tukasnya.
Perburuan tikus di areal persawahan butuh waktu 2 jam, sedikitnya 730 ekor tikus tertembak mati dikumpulkan, sementara yang melarikan diri atau mati di dalam liang persembunyian sekitar 3 kali lipat dari yang berhasil dikumpulkan.
Sebagai apresiasi, tim pemburu yang berhasil mengumpulkan tikus mati tertembak mendapatkan hadiah, yaitu juara 1 mendapatkan uang Rp500 ribu, juara 2 Rp400 ribu, juara ke-3 Rp300 ribu. Sedangkan juara harapan 1 Rp250 ribu, harapan 2 Rp200 ribu, dan harapan 3 Rp150 ribu.
Pemdes Gredek menghadirkan puluhan penembak jitu atau sniper dari Community Bediler Gresik (CBG) untuk membasmi tikus musuh para petani. Hama tikus ini kerap kali membuat petani rugi karena gagal panen.
Kepala Desa Gredek, M Bahrul Ghofar mengatakan, pemberantasan hama tikus dengan menggandeng sniper jauh lebih jitu dan aman, dibanding memasang jebakan kabel listrik yang membahayakan, bahkan kerap merenggut nyawa para petani.
Baca juga: Masuk 500 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh Dunia, Khofifah Sejajar Presiden Iran Ebrahim Raisi
"Kami dari pemerintahan desa, bersama gapoktan desa Gredek mengundan 70 pemburu tikus yang tergabung dalam Community Bediler Gresik (CBG)." jelasnya seusai menghitung tikus hasil buruan para sniper. Minggu pagi ( 30/10/2021).
Ghofar menerangkan, tehnik perburuan dimulai dengan pembagian kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang sniper, kemudian mereka berpencar ke tengah sawah dengan membawa senjata. "Mereka berkelompok masing masing tim terdiri dari 5 orang dengan menggunakan senjata bedil," tukasnya.
Perburuan tikus di areal persawahan butuh waktu 2 jam, sedikitnya 730 ekor tikus tertembak mati dikumpulkan, sementara yang melarikan diri atau mati di dalam liang persembunyian sekitar 3 kali lipat dari yang berhasil dikumpulkan.
Sebagai apresiasi, tim pemburu yang berhasil mengumpulkan tikus mati tertembak mendapatkan hadiah, yaitu juara 1 mendapatkan uang Rp500 ribu, juara 2 Rp400 ribu, juara ke-3 Rp300 ribu. Sedangkan juara harapan 1 Rp250 ribu, harapan 2 Rp200 ribu, dan harapan 3 Rp150 ribu.
(msd)