Mulut Berbisa Mahapati, Mengadu Domba para Pejuang Pendiri Majapahit hingga Mati Tragis Sebagai Pemberontak

Minggu, 24 Oktober 2021 - 08:40 WIB
loading...
A A A
Pemberontakan Kuti akhirnya berhasil ditumpas berkat kelihaian dan keberanian Gajah Mada dengan pasukan Bhayangkara. Pemberontakan Kuti ini, juga memicu kerenggangan hubungan Jayanagara dengan Mahapati.

Bahkan, semua kejahatan Mahapati di dalam istana Majapahit, hingga memicu terjadinya berbagai pemberontakan, akhirnya terbongkar satu-persatu. Hukuman sangat berat dijatuhkan kepada Mahapati. Dia dihukum mati dengan dicincang layaknya mencincang daging babi hutan.

Diduga, Mahapati ini hanyalah nama julukan saja, karena namanya tidak ditemukan di banyak prasasti peninggalan Majapahit. Nama Mahapati hanya muncul di Kitab Pararaton dan Kidung Sorandaka.

Dalam Kitab Nagarakertagama, kematian Nambi yang merupakan Patih Majapahit kala itu, tidak diungkap secara detail. Kematian seorang patih kerajaan ini hanya dituliskan secara singkat, dan tidak diungkap penyebabnya.

Tafsir lain tentang Mahapati ini diungkapkan sejarawan Slamet Muljana. Dia menyebut, Mahapati identik dengan Patih Majapahit, Dyah Halayudha. Nama Dyah Halayudha tercatat dalam prasasti Sidateka tahun 1323, sebagai Patih Majapahit menggantikan Nambi yang tewas pada tahun 1316.



Menilik dari nama Dyah yang dipakai Halayudha, diduga Halayudha merupakan keluarga bangsawan di Majapahit. Pasalnya gelar Dyah dipakai oleh keturunan raja Majapahit. Bahkan, dalam Kitab Nagarakertagama, Raden Wijaya juga disebut sebagai Dyah Wijaya.

Sementara, dalam prasasti Sukamerta, nama Patih Nambi, dan Lembu Sora hanya disebut sebagai Mpu. Diduga, kondisi inilah yang memicu rasa sakit hati Halayudha kepada Nambi dan Lembu Sora, karena lebih dipercaya oleh Raden Wijaya menjabat sebagai patih yang merupakan jabatan tertinggi di bawah kekuasaan raja Majapahit.

Sumber:
- Wikipedia dan berbagai data yang diolah
- "Sejarah Perkembangan Majapahit" karya Riboet Darmosoetopo, yang diterbitkan dalam "700 Tahun Majapahit (1293-1993) Suatu Bunga Rampai"
(eyt)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1566 seconds (0.1#10.140)