Kisah Arsim, Anak Disabilitas yang Butuh Jaminan Beasiswa untuk Bisa Sekolah Lebih Tinggi
loading...
A
A
A
LEBAK - Arsim (9), anak disabilitas warga Kampung Poleng, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Bojong Manik, Kabupaten Lebak, Banten sangat ingin sekolah hingga perguruan tinggi. Cita-cita Arsim ini butuh jaminan beasiswa agar bisa tercapai.
Arsim yang merupakan anak tunggal dari pasangan Murdi dan Asmi. Ayahnya Murdi bekerja sebagai buruh perkebunan sawit, dan ibunya untuk membantu keuangan keluarga kadang ikut bekerja menjadi buruh yang mengurusi sawah milik orang lain.
Asmi, ibu Arsim mengatakan selalu menjaga ekstra anaknya tersebut dengan kasih sayang penuh tanpa mengeluh. Saat dirinya mencari tambahan nafkah untuk kebutuhan dapur mereka, Asmi selalu membawanya ke persawahan.
Doa yang diharapkan terkabul dari Asmi, yaitu ingin tetap mengikuti keinginan Arsim yakni tetap bisa bersekolah. Untuk itu, Asmi tak pernah mengeluh saat harus setiap hari mengantarkan anaknya untuk sekolah dengan cara digendong setiap harinya.
"Ada pelajaran yang harus saya ambil, saat saya dianggap mengeluh, Arsim langsung tidak mau sekolah. Jadi saya sekarang tidak pernah mengeluh lagi," kata Asmi, Rabu (6/10/2021)
Asmi juga bercerita, karena SD Mekar Rahayu bukan sekolah berkebutuhan khusus, dirinya selalu menunggu Arsim di sekolah dari masuk kelas hingga pulang lagi kerumahnya. "Kalau jam istirahat saya masuk ke kelas dan bawa jajan anak saya ke warung yang ada di sekolah, " katanya.
Arsim tidak memiliki keinginan yang berlebih, yang ingin dipertahankan sang ibu hanya memelihara semangatnya untuk sekolah. "Semangat bersekolah saja yang menonjol dari anak saya, " kata dia.
Buah dari sekolah yang saat ini sudah kelas IV SD, Arsim bisa menghafal beberapa surat - surat pendek, dan beberapa ilmu pengetahuan umum lainya.
Untuk sekolah dasar saat ini digratiskan karena ada dana BOS. Tapi bagaimana dia dapat meneruskan sekolah ke jenjang lebih tinggi lagi, hal itu yang belum terfikirkan oleh keliarga Arsim. "Belum ada yang menjamin bea siswa anaknya bisa sekolah lebih tinggi lagi, " kata Asmi.
Penggiat di Komunitas Laguna (Laut Udara Nusantara) Kabupaten Lebak, Faiz mengatakan, kondisi di wilayahnya tidak ada sekolah berkebutuhan khusus yang dekat. Jika harus belajar di sekolah berkebutuhan khusus harus ke ibukota Kabupaten Lebak, yakni Rangkasbitung. "Untungnya tidak ada yang ' Nge-Bullying' diantara teman temanya, " ujar dia.
Diketahui, Arsim yang memiliki panggilan akrab Inta di kampungnya, dalam keseharianya selalu bermain riang seperti anak - anak lain seusianya. Selain bermain, sekolah umum dan sekolah agama.
Ditempatnya sekolah yakni di SD Mekar Rahayu merupakan sekolah dasar umum, namun tidak sedikitpun rasa minder dengan keterbatasan fisiknnya, dia selalu bermain dengan teman sekelasnya.
Tentu saja, perjuangan kedua orang tuanya yang memacu terus semangat Arsim untuk bersekolah. Walaupun untuk bisa sersekolah setiap harinya Arsim harus digendong Ibu atau bapaknya ke sekolah dengan jarak hingga dua kilometer, dengan kondisi jalan berbukit dan melintas pematang sawah. "Kondisi hari ini saya sehat," kata Arsim seraya melamparkan senyuman melalu Vidio Call Whatsapp, Rabu (6/10/2021). Baca: Kisah Arsim, Anak Disabilitas yang Semangat Belajar demi Wujudkan Cita-Cita Jadi TNI.
Sebagaimana anak-anak seusianya yang memiliki cita - cita, Arsim yang lahir pada 27 Juli ini juga punya cita-cita ingin menjadi TNI. Hal ini terlihat, saat Arsim yang merupakan anak dari buruh tani ini mengenakan baju tentara pada hari HUT TNI.
Hal ini terlihat, dalam vidio saat Arsim dengan dibantu ibunya begitu semangat mengenakan baju seragam tentara lengkap dengan topi.
Di balik baju seragamnya, Arsiim tampak gagah, Arsim beruntung karena baru mendapatkan bantuan sepasang kaki palsu dan sebelah tangan palsu. Baca Juga: Diduga Rugikan Negara Rp493 Juta, Mantan Kades Telaga Ditahan.
Dalam vidio Komunitas Laguna (Laut Udara Nusantara) yang dibagikan dimedia sosial juga menuliskan, Arsim mengaku sangat ingin mengucapkan selamat HUT TNI secara langsung kepada TNI melalui Komandan Batalyon Mandala Yudha, Kabupaten Lebak. Sebenarnya, Arsim ingin mengucapkannya kemarin, tepat di tanggal 5 Oktober, namun apa daya, ketiadaan biaya membuatnya harus menunda keinginannya tersebut.
"Dia mengenakan baju tentara itu, memang keinginan dia sendiri," kata Faiz dari Komunitas Laguna.
Arsim yang merupakan anak tunggal dari pasangan Murdi dan Asmi. Ayahnya Murdi bekerja sebagai buruh perkebunan sawit, dan ibunya untuk membantu keuangan keluarga kadang ikut bekerja menjadi buruh yang mengurusi sawah milik orang lain.
Asmi, ibu Arsim mengatakan selalu menjaga ekstra anaknya tersebut dengan kasih sayang penuh tanpa mengeluh. Saat dirinya mencari tambahan nafkah untuk kebutuhan dapur mereka, Asmi selalu membawanya ke persawahan.
Doa yang diharapkan terkabul dari Asmi, yaitu ingin tetap mengikuti keinginan Arsim yakni tetap bisa bersekolah. Untuk itu, Asmi tak pernah mengeluh saat harus setiap hari mengantarkan anaknya untuk sekolah dengan cara digendong setiap harinya.
"Ada pelajaran yang harus saya ambil, saat saya dianggap mengeluh, Arsim langsung tidak mau sekolah. Jadi saya sekarang tidak pernah mengeluh lagi," kata Asmi, Rabu (6/10/2021)
Asmi juga bercerita, karena SD Mekar Rahayu bukan sekolah berkebutuhan khusus, dirinya selalu menunggu Arsim di sekolah dari masuk kelas hingga pulang lagi kerumahnya. "Kalau jam istirahat saya masuk ke kelas dan bawa jajan anak saya ke warung yang ada di sekolah, " katanya.
Arsim tidak memiliki keinginan yang berlebih, yang ingin dipertahankan sang ibu hanya memelihara semangatnya untuk sekolah. "Semangat bersekolah saja yang menonjol dari anak saya, " kata dia.
Buah dari sekolah yang saat ini sudah kelas IV SD, Arsim bisa menghafal beberapa surat - surat pendek, dan beberapa ilmu pengetahuan umum lainya.
Untuk sekolah dasar saat ini digratiskan karena ada dana BOS. Tapi bagaimana dia dapat meneruskan sekolah ke jenjang lebih tinggi lagi, hal itu yang belum terfikirkan oleh keliarga Arsim. "Belum ada yang menjamin bea siswa anaknya bisa sekolah lebih tinggi lagi, " kata Asmi.
Penggiat di Komunitas Laguna (Laut Udara Nusantara) Kabupaten Lebak, Faiz mengatakan, kondisi di wilayahnya tidak ada sekolah berkebutuhan khusus yang dekat. Jika harus belajar di sekolah berkebutuhan khusus harus ke ibukota Kabupaten Lebak, yakni Rangkasbitung. "Untungnya tidak ada yang ' Nge-Bullying' diantara teman temanya, " ujar dia.
Diketahui, Arsim yang memiliki panggilan akrab Inta di kampungnya, dalam keseharianya selalu bermain riang seperti anak - anak lain seusianya. Selain bermain, sekolah umum dan sekolah agama.
Ditempatnya sekolah yakni di SD Mekar Rahayu merupakan sekolah dasar umum, namun tidak sedikitpun rasa minder dengan keterbatasan fisiknnya, dia selalu bermain dengan teman sekelasnya.
Tentu saja, perjuangan kedua orang tuanya yang memacu terus semangat Arsim untuk bersekolah. Walaupun untuk bisa sersekolah setiap harinya Arsim harus digendong Ibu atau bapaknya ke sekolah dengan jarak hingga dua kilometer, dengan kondisi jalan berbukit dan melintas pematang sawah. "Kondisi hari ini saya sehat," kata Arsim seraya melamparkan senyuman melalu Vidio Call Whatsapp, Rabu (6/10/2021). Baca: Kisah Arsim, Anak Disabilitas yang Semangat Belajar demi Wujudkan Cita-Cita Jadi TNI.
Sebagaimana anak-anak seusianya yang memiliki cita - cita, Arsim yang lahir pada 27 Juli ini juga punya cita-cita ingin menjadi TNI. Hal ini terlihat, saat Arsim yang merupakan anak dari buruh tani ini mengenakan baju tentara pada hari HUT TNI.
Hal ini terlihat, dalam vidio saat Arsim dengan dibantu ibunya begitu semangat mengenakan baju seragam tentara lengkap dengan topi.
Di balik baju seragamnya, Arsiim tampak gagah, Arsim beruntung karena baru mendapatkan bantuan sepasang kaki palsu dan sebelah tangan palsu. Baca Juga: Diduga Rugikan Negara Rp493 Juta, Mantan Kades Telaga Ditahan.
Dalam vidio Komunitas Laguna (Laut Udara Nusantara) yang dibagikan dimedia sosial juga menuliskan, Arsim mengaku sangat ingin mengucapkan selamat HUT TNI secara langsung kepada TNI melalui Komandan Batalyon Mandala Yudha, Kabupaten Lebak. Sebenarnya, Arsim ingin mengucapkannya kemarin, tepat di tanggal 5 Oktober, namun apa daya, ketiadaan biaya membuatnya harus menunda keinginannya tersebut.
"Dia mengenakan baju tentara itu, memang keinginan dia sendiri," kata Faiz dari Komunitas Laguna.
(nag)