Siap-siap! Warga Jabar Diimbau Siaga, La Nina Bakal Menerjang Akhir Tahun
loading...
A
A
A
Terlebih, lanjut Dani, musim kemarau saat ini disebut kemarau basah. Artinya, tetap membawa potensi hujan ringan, sedang, hingga besar. Dalam prediksi BMKG terkait La Nina pun, kata Dani, disebutkan bahwa musim kemarau cenderung basah yang artinya intensitas hujan akan naik 40-80 persen.
Dengan kondisi tersebut, Dani kembali menekankan bahwa sebagai daerah rawan bencana, Jabar harus bersiap menghadapi bencana alam selain tetap mewaspadai bencana non-alam, yakni wabah penyakit akibat COVID-19.
"Kita sudah mengantisipasi dengan berbagai langkah, di antaranya penyiapan SDM (sumber daya manusia), terutama di kabupaten/kota, penyiapan alat, dan penyiapan mitigasi termasuk logistik. Titik beratnya ada di BPBD kabupaten/kota," terangnya.
Lebih lanjut Dani menerangkan bahwa berdasarkan peta potensi bencana, hampir semua daerah di Jabar memiliki potensi bencana yang ditandai dengan warna merah.
"Terutama di daerah non-perkotaan, hampir semua warnanya merah. Di daerah-daerah merah itulah kita antisipasi dengan kesiagaan bencana," katanya.
Seperti diketahui, Jabar kini tengah menyiapkan diri menjadi provinsi berbudaya tangguh bencana yang dituangkan ke dalam konsep Jabar Resiliance Culture Province (JRCP) yang penyusunan cetak birunya melibatkan semua stakeholder.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil pun telah menyusun konsep JRCP yang mencakup pendidikan masyarakat dan preventif bencana, pendidikan di sekolah, infrastruktur pengendali, penguatan kelembagaan pemerintah mencakup regulasi, dan pembangunan berkelanjutan 3P atau planet-people-profit, serta anggaran.
Dengan kondisi tersebut, Dani kembali menekankan bahwa sebagai daerah rawan bencana, Jabar harus bersiap menghadapi bencana alam selain tetap mewaspadai bencana non-alam, yakni wabah penyakit akibat COVID-19.
"Kita sudah mengantisipasi dengan berbagai langkah, di antaranya penyiapan SDM (sumber daya manusia), terutama di kabupaten/kota, penyiapan alat, dan penyiapan mitigasi termasuk logistik. Titik beratnya ada di BPBD kabupaten/kota," terangnya.
Lebih lanjut Dani menerangkan bahwa berdasarkan peta potensi bencana, hampir semua daerah di Jabar memiliki potensi bencana yang ditandai dengan warna merah.
"Terutama di daerah non-perkotaan, hampir semua warnanya merah. Di daerah-daerah merah itulah kita antisipasi dengan kesiagaan bencana," katanya.
Seperti diketahui, Jabar kini tengah menyiapkan diri menjadi provinsi berbudaya tangguh bencana yang dituangkan ke dalam konsep Jabar Resiliance Culture Province (JRCP) yang penyusunan cetak birunya melibatkan semua stakeholder.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil pun telah menyusun konsep JRCP yang mencakup pendidikan masyarakat dan preventif bencana, pendidikan di sekolah, infrastruktur pengendali, penguatan kelembagaan pemerintah mencakup regulasi, dan pembangunan berkelanjutan 3P atau planet-people-profit, serta anggaran.
(shf)