Dukung Program 3D KPU Jabar, Ridwan Kamil Kejar Target Desa Digital

Kamis, 19 Agustus 2021 - 01:03 WIB
loading...
Dukung Program 3D KPU Jabar, Ridwan Kamil Kejar Target Desa Digital
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat menjadi narasumber program 3D secara virtual dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (18/8/2021). Foto: Istimewa
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyatakan, mendukung pelaksanaan program Data and Digital Discussion (3D) yang diusung oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar .

Salah satu wujud dukungan tersebut, yakni menyiapkan cetak biru atau blue print terkait desa digital. Menurut dia, saat ini, Pemprov Jabar sedang mengejar target 100% wilayah Jabar terakses internet, sehingga tidak ada lagi desa yang tak tersentuh akses komunikasi dan internet atau blankspot.



“Nanti kalau ada Pemilu 2024, mau pilpres, pileg, pilkada serentak itu Insya Allah di Jawa Barat sudah sangat siap," kata Ridwan Kamil saat menjadi narasumber program 3D secara virtual dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (18/8/2021).

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, akses digital menjadi sangat penting untuk membantu kegiatan masyarakat, termasuk dalam mendukung kegiatan demokrasi yang diselenggarakan oleh KPU.



“Kuncinya bahwa akses digital ini menjadi penting, sehingga nanti pada saat dibutuhkan dan dimanfaatkan oleh kegiatan demokrasi kami bisa dengan siap memaksimalkan itu," ujar Kang Emil.

Selain mendukung demokrasi, desa digital juga mengangkat perekonomian masyarakat. Dengan akses digital, kata Kang Emil, masyarakat bisa memasarkan produknya ke seluruh Indonesia, bahkan dunia.

“Kawasan desa digital terus kita tingkatkan, sehingga nanti ukurannya selain hadirnya infrastruktur, juga hadirnya kesejahteraan oleh akselerasi kendaraan yang disebut digital itu. Makanya, nanti ada rumus yang kita sebut tinggal di desa rezeki kota. Itu konsep yang ingin kami tawarkan,” katanya.



Kang Emil menambahkan, berkaca pada pandemi COVID-19, tinggal di desa justru lebih aman dari penyakit. Namun, tanpa akses digital, tinggal di desa jauh dari kesejahteraan. Dengan hadirnya akses digital, maka bekerja di desa maupun kota tak ada bedanya.

"Dulu ada sabun buatan warga desa omzetnya hanya Rp5 juta sebulan, sekarang sudah ratusan juta karena berhasil dijual melalui fasilitas digital center di desa-desa kami," katanya.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.7994 seconds (0.1#10.140)