Kejar Herd Immunity, Kang Emil Luncurkan Sentra Vaksinasi Silih Tulungan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil meresmikan program Sentra Vaksinasi Silih Tulungan di Kawasan Industri Surya Cipta, Kabupaten Karawang, Senin (9/8/2021).
Baca juga: Ridwan Kamil Ajak Ikatan Alumni Sekolah-Perguruan Tinggi Gelar Vaksinasi Massal
Sentra Vaksinasi Silih Tulungan dapat terwujud berkat kolaborasi dengan berbagai pihak, antara lain BPJS Ketenagakerjaan, Pemprov Jabar, Satgas Penanggulangan COVID-19 Jabar, Kodam III Siliwangi, dan Pemkab Karawang yang pelaksanaannya dimotori oleh APINDO Jabar, Kadin Jabar, Hipmi Jabar.
Baca juga: Kisah Abah Sohar Berumur Hampir Se-Abad, Setia Tawarkan Sol Sepatu Keliling Garut
"Jadi Vaksinasi Silih Tulungan ini luar biasa, jangan berhenti sampai hari ini," ujar Ridwan Kamil.
Menurut Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu, kekurangan stok vaksin masih menjadi pekerjaan rumah bagi Jabar dalam mengejar target vaksinasi terhadap 70% populasi Jabar yang mencapai hampir 50 juta jiwa demi tercapainya kekebalan kelompok atau herd immunity pada akhir Desember 2021 mendatang.
"Apa permasalahan sekarang? Kita harus mengejar vaksin. DKI Jakarta dan Jawa Barat dikasih vaksinnya sama 10-11 jutaan dan sudah kami habiskan. Kalau dipresentasikan 10 juta dari 50 juta, kami dianggap kecil kecil. Padahal kami dikasihnya hanya segitu-gitunya," bebernya.
Selain aktif meminta jatah vaksin kepada pemerintah pusat, lanjut Kang Emil, pihaknya sudah menyiapkan beberapa strategi, di antaranya menyediakan sentra-sentra vaksin di kabupaten/kota agar mudah diakses masyarakat, seperti Sentra Vaksinasi Silih Tulungan.
"Kolaborasi harus ditempuh karena ketersediaan infrastruktur kesehatan pemda di Jabar sekitar 60 persen. Dengan bekerja sama dengan berbagai pihak, kekurangan 40 persen infrastruktur dapat ditambal," katanya.
Sementara itu, Ketua Harian Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Jabar, Ipong Witono mengatakan, Sentra Vaksinasi Silih Tulungan digelar oleh Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Jabar bersama BPBD Jabar dan dunia usaha.
Selain di Karawang, lanjut Ipong, Sentra Vaksinasi Silih Tulungan juga bakal digelar di Kabupaten Subang, Kota Depok, dan Kabupaten Sukabumi. Keempat daerah tersebut dipilih karena merupakan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi Jabar.
"Sentra Vaksinasi Silih Tulungan digelar dalam rangka mempercepat upaya pemulihan ekonomi Jabar," katanya.
Lebih lanjut Ipong mengatakan, Provinsi Jabar merupakan salah satu sentra pertumbuhan ekonomi nasional strategis. Pemulihan ekonomi Jabar, kata Ipong, akan memberi dampak signifikan bagi pemulihan ekonomi nasional.
"Kawasan pertumbuhan ekonomi ini merupakan tulang punggung ekonomi Jabar, salah satunya kawasan industri yang menyumbang 18 persen kontribusi ekspor nasional non-migas. Oleh karena itu, para pelakunya harus diproteksi dengan vaksinasi," tuturnya.
Disinggung target, Ipong menyatakan, target sasaran Sentra Vaksinasi Silih Tulungan mencapai 30.000 penerima vaksin dan target penyuntikan sebanyak 2.000 dosis per hari selama satu bulan.
"Dari 30.000 dosis tersebut, 40 persen diperuntukan bagi pekerja, pelaku UMKM di sekitar kawasan industri, nelayan, dan petani. Sedangkan 60 persen lainnya diperuntukan untuk masyarakat sekitar kawasan pertumbuhan ekonomi tersebut," kata Ipong.
Baca juga: Ridwan Kamil Ajak Ikatan Alumni Sekolah-Perguruan Tinggi Gelar Vaksinasi Massal
Sentra Vaksinasi Silih Tulungan dapat terwujud berkat kolaborasi dengan berbagai pihak, antara lain BPJS Ketenagakerjaan, Pemprov Jabar, Satgas Penanggulangan COVID-19 Jabar, Kodam III Siliwangi, dan Pemkab Karawang yang pelaksanaannya dimotori oleh APINDO Jabar, Kadin Jabar, Hipmi Jabar.
Baca juga: Kisah Abah Sohar Berumur Hampir Se-Abad, Setia Tawarkan Sol Sepatu Keliling Garut
"Jadi Vaksinasi Silih Tulungan ini luar biasa, jangan berhenti sampai hari ini," ujar Ridwan Kamil.
Menurut Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu, kekurangan stok vaksin masih menjadi pekerjaan rumah bagi Jabar dalam mengejar target vaksinasi terhadap 70% populasi Jabar yang mencapai hampir 50 juta jiwa demi tercapainya kekebalan kelompok atau herd immunity pada akhir Desember 2021 mendatang.
"Apa permasalahan sekarang? Kita harus mengejar vaksin. DKI Jakarta dan Jawa Barat dikasih vaksinnya sama 10-11 jutaan dan sudah kami habiskan. Kalau dipresentasikan 10 juta dari 50 juta, kami dianggap kecil kecil. Padahal kami dikasihnya hanya segitu-gitunya," bebernya.
Selain aktif meminta jatah vaksin kepada pemerintah pusat, lanjut Kang Emil, pihaknya sudah menyiapkan beberapa strategi, di antaranya menyediakan sentra-sentra vaksin di kabupaten/kota agar mudah diakses masyarakat, seperti Sentra Vaksinasi Silih Tulungan.
"Kolaborasi harus ditempuh karena ketersediaan infrastruktur kesehatan pemda di Jabar sekitar 60 persen. Dengan bekerja sama dengan berbagai pihak, kekurangan 40 persen infrastruktur dapat ditambal," katanya.
Sementara itu, Ketua Harian Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Jabar, Ipong Witono mengatakan, Sentra Vaksinasi Silih Tulungan digelar oleh Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Jabar bersama BPBD Jabar dan dunia usaha.
Selain di Karawang, lanjut Ipong, Sentra Vaksinasi Silih Tulungan juga bakal digelar di Kabupaten Subang, Kota Depok, dan Kabupaten Sukabumi. Keempat daerah tersebut dipilih karena merupakan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi Jabar.
"Sentra Vaksinasi Silih Tulungan digelar dalam rangka mempercepat upaya pemulihan ekonomi Jabar," katanya.
Lebih lanjut Ipong mengatakan, Provinsi Jabar merupakan salah satu sentra pertumbuhan ekonomi nasional strategis. Pemulihan ekonomi Jabar, kata Ipong, akan memberi dampak signifikan bagi pemulihan ekonomi nasional.
"Kawasan pertumbuhan ekonomi ini merupakan tulang punggung ekonomi Jabar, salah satunya kawasan industri yang menyumbang 18 persen kontribusi ekspor nasional non-migas. Oleh karena itu, para pelakunya harus diproteksi dengan vaksinasi," tuturnya.
Disinggung target, Ipong menyatakan, target sasaran Sentra Vaksinasi Silih Tulungan mencapai 30.000 penerima vaksin dan target penyuntikan sebanyak 2.000 dosis per hari selama satu bulan.
"Dari 30.000 dosis tersebut, 40 persen diperuntukan bagi pekerja, pelaku UMKM di sekitar kawasan industri, nelayan, dan petani. Sedangkan 60 persen lainnya diperuntukan untuk masyarakat sekitar kawasan pertumbuhan ekonomi tersebut," kata Ipong.
(shf)