Ngamuk Hingga Melukai Perawat RSUD Ambarawa, Keluarga Pasien Diringkus Polisi

Sabtu, 24 Juli 2021 - 10:14 WIB
loading...
Ngamuk Hingga Melukai Perawat RSUD Ambarawa, Keluarga Pasien Diringkus Polisi
Tangan perawat Rumah Sakit dr Gunawan Mangun Kusumo Ambarawa, Kabupaten Semarang terluka akibat terkena sabetan gunting pelaku yang mengamuk di rumahnsakit itu. Foto/IST
A A A
SEMARANG - Seorang laki-laki keluarga pasien Rumah Sakit dr Gunawan Mangun Kusumo Ambarawa, Kabupaten Semarang atas nama Nyonya NH (37) warga Pringapus, mengamuk di rumah sakit milik pemerintah daerah itu, Jumat (23/7/2021) sore. Akibatnya dua orang perawat rumah sakit Sinta Mega dan Edy Gunadi mengalami luka robek di bagian tangan setelah terkena sabetan gunting.

Manager ruang isolasi Anyelir Rumah Sakit dr Gunawan Mangun Kusumo Ambarawa Meisasi Widyastuti, dalam keterangan tertulisnya menjelaskan, peristiwa itu bermula ketika pasien atas nama Nyoya NH yang mengalami pneumonia COVID-19 terkonfirmasi rapid antigen dengan penurunan kesadaran dan hipertensi pada Jumat (23/7/2021) dini hari sekira pukul 00.30 WIB datang dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan kesadaran sopor terpasang NRM 15.

Sebelum pasien masuk ruang isolasi Anyelir, petugas melakukan edukasi ulang terkait tata tertib dan segala resiko serta konsekuensi kepada pihak keluarga pasien. "Keluarga tampak bimbang karena tidak diizinkan untuk menunggu atau menjenguk pasien. Selanjutnya keluarga minta agar pasien segera diantar ke kamar," ujarnya. Baca juga:
Cerita Influencer Yunita Kariman Cari Rumah Sakit untuk Ayahnya yang Terpapar Covid-19

Setelah edukasi, keluarga meminta waktu untuk bermusyawarah dan akhirnya menyetujui tata tertib dirawat diisolasi dengan mengajukan permintaan. "Permintaannya, keluarga ingin mengakses langsung CCTV ruang isolasi, menerima laporan rutin ttv pasien, dan pasien diberi minum setiap 10 menit," terangnya.

Kemudian tim medis kembali mengedukasi pihak keluarga dan menjelaskan bahwa CCTV tidak bisa diakses oleh keluarga, namun jika ingin menanyakan keadaan pasien bisa langsung ke nurse station. Mendapat penjelasan itu, suami pasien menilai tata tertib ini tidak masuk akal dan menuding itu rekayasa.

Kemudian pada pukul 00.40 WIB, tim medis melakukan monitoring pasien. Saat itu kesadaran sopor TD 80/50. HR 120. SPO2 81 persen dan dilakukan tindakan pemasangan oksigen doble NRM 15 lpm + NC 5 lpm. Hasil evaluasi, TD pasien naik 120/70. SpO2 91.

Sekitar pukul 01.55 WIB, keluarga menanyakan ttv pasien. Keluarga juga menanyakan kenapa saturasi bisa turun dan langsung menerobos masuk ke ruang isolasi.

"Pukul 02.00 WIB, keluarga menerobos masuk, marah-marah ingin menunggui pasien dan memaksa agar dipindahkan ke IGD lagi. Setelah koordinasi dengan IGD dan supervisi, kemudian pasien dibawa ke IGD lagi," ujarnya.

Selang satu jam kemudian, keluarga meminta agar pasien dipindahkan ke ruang Anyelir. Petugas pun melakukan edukasi ulang kepada adik pasien di ruang Anyelir terkait dengan kesanggupan mematuhi tata tertib atau aturan di ruang isolasi. Keluarga menyatakan sanggup mematuhi

Selanjutnya pada pukul 03.30 WIB, petugas kembali melakukan edukasi kepada suami pasien dan adik di ruang IGD dan mengabarkan bahwa kondisi pasien kritis. Mendengar hal itu, keluarga tampak bimbang. Selanjutnya petugas mempersilahkan untuk berdiskusi sampai ditemukan kesepakatan antar anggota keluarga.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1744 seconds (0.1#10.140)