Cekik Pria Kulit Hitam Gunakan Lutut hingga Meninggal, 4 Polisi AS Dipecat
loading...
A
A
A
WASHNGTON - Empat anggota Kepolisian Minneapolis, Amerika Serikat dipecat setelah salah satu dari mereka diketahui mencekik seorang pria kulit hitam menggunakan lututnya.
Insiden itu berhasil direkam dan videonya kemudian viral di dunia maya yang memicu kecaman dari warga masyarakat dan sejumlah tokoh.
Walikota Minneapolis Jacob Frey mengatakan keputusan untuk memecat para petugas yang terlibat dalam penangkapan adalah keputusan yang tepat, dan meminta maaf kepada komunitas warga kulit hitam.
"Menjadi hitam di Amerika seharusnya bukan hukuman mati," tulis Frey di akun Facebooknya. (BACA JUGA: Kisah Mualaf Inggris Rayakan Idul Fitri di Tengah Lockdown)
"Selama lima menit, kami menyaksikan seorang perwira kulit putih menekan lututnya ke leher seorang lelaki kulit hitam. Lima menit. Ketika kamu mendengar seseorang meminta bantuan, kamu seharusnya membantu. Petugas ini gagal dalam pengertian yang paling mendasar, manusiawi," imbuhnya seperti dikutip dari ABC News, Rabu (27/5/2020).
Dalam video yang direkam oleh seorang saksi mata, memperlihatkan pria kulit hitam meminta bantuan ketika seorang polisi kulit putih mencekik lehernya dengan lutut di atas jalan raya.
"Tolong, tolong, tolong, saya tidak bisa bernapas. Tolong, Bung," lelaki itu terdengar memberi tahu petugas tersebut.
Video itu memperlihatkan petugas polisimencekik leher korban dengan lututnya selama beberapa menit. Para saksi mata semakin gelisah ketika pria itu memohon kepada polisi. (BACA JUGA: Pesan Idul Fitri dari Vladimir Putin: Peran Komunitas Muslim Penting dalam Masa Pandemi)
Seorang saksi bahkan meminta petugas untuk membiarkannya bernafas. Yang lain berteriak pada mereka untuk memeriksa denyut nadi pria itu.
Korban akhirnya berhenti bergerak, tetapi petugas polisi itu tetap mempertahankan lututnya di leher Floyd selama beberapa menit.
Seorang saksi, Charles McMillian (60), mengatakan ia melihat polisi mencoba untuk memasukkan korban ke bagian belakang mobil patroli dan mendengar dia mengatakan kepada mereka bahwa dia sesak.
Setelah lutut petugas di lehernya, kata McMillian,korban mulai memanggil nama ibunya, dan kemudian dia meninggal.
"Menyedihkan karena itu seharusnya tidak terjadi," kata McMillian.
Seorang pengacara hak-hak sipil terkemuka dan telah ditunjuk sebagai penasihat hukum oleh pihak keluarga, Ben Crump, mengungkapkan korban bernama George Floyd. (BACA JUGA: Vatikan Tolak Rencana Israel Caplok Wilayah Palestina)
Polisi mengatakan deskripsi korban sangat cocok dengan tersangka dalam kasus pemalsuan di sebuah toko kelontong, dan dia melawan saat akan ditangkap.
"Kami semua menyaksikan kematian George Floyd yang mengerikan di video ketika para saksi memohon kepada petugas polisi untuk membawanya ke mobil polisi dan mengangkat lututnya dari lehernya," kata Crump dalam sebuah pernyataan.
"Penggunaan kekerasan yang berlebihan, melampaui batas, dan tidak manusiawi ini menelan korban jiwa seorang pria yang ditahan oleh polisi karena mempertanyakan tuduhan tanpa kekerasan," sambungnya.
Insiden itu berhasil direkam dan videonya kemudian viral di dunia maya yang memicu kecaman dari warga masyarakat dan sejumlah tokoh.
Walikota Minneapolis Jacob Frey mengatakan keputusan untuk memecat para petugas yang terlibat dalam penangkapan adalah keputusan yang tepat, dan meminta maaf kepada komunitas warga kulit hitam.
"Menjadi hitam di Amerika seharusnya bukan hukuman mati," tulis Frey di akun Facebooknya. (BACA JUGA: Kisah Mualaf Inggris Rayakan Idul Fitri di Tengah Lockdown)
"Selama lima menit, kami menyaksikan seorang perwira kulit putih menekan lututnya ke leher seorang lelaki kulit hitam. Lima menit. Ketika kamu mendengar seseorang meminta bantuan, kamu seharusnya membantu. Petugas ini gagal dalam pengertian yang paling mendasar, manusiawi," imbuhnya seperti dikutip dari ABC News, Rabu (27/5/2020).
Dalam video yang direkam oleh seorang saksi mata, memperlihatkan pria kulit hitam meminta bantuan ketika seorang polisi kulit putih mencekik lehernya dengan lutut di atas jalan raya.
"Tolong, tolong, tolong, saya tidak bisa bernapas. Tolong, Bung," lelaki itu terdengar memberi tahu petugas tersebut.
Video itu memperlihatkan petugas polisimencekik leher korban dengan lututnya selama beberapa menit. Para saksi mata semakin gelisah ketika pria itu memohon kepada polisi. (BACA JUGA: Pesan Idul Fitri dari Vladimir Putin: Peran Komunitas Muslim Penting dalam Masa Pandemi)
Seorang saksi bahkan meminta petugas untuk membiarkannya bernafas. Yang lain berteriak pada mereka untuk memeriksa denyut nadi pria itu.
Korban akhirnya berhenti bergerak, tetapi petugas polisi itu tetap mempertahankan lututnya di leher Floyd selama beberapa menit.
Seorang saksi, Charles McMillian (60), mengatakan ia melihat polisi mencoba untuk memasukkan korban ke bagian belakang mobil patroli dan mendengar dia mengatakan kepada mereka bahwa dia sesak.
Setelah lutut petugas di lehernya, kata McMillian,korban mulai memanggil nama ibunya, dan kemudian dia meninggal.
"Menyedihkan karena itu seharusnya tidak terjadi," kata McMillian.
Seorang pengacara hak-hak sipil terkemuka dan telah ditunjuk sebagai penasihat hukum oleh pihak keluarga, Ben Crump, mengungkapkan korban bernama George Floyd. (BACA JUGA: Vatikan Tolak Rencana Israel Caplok Wilayah Palestina)
Polisi mengatakan deskripsi korban sangat cocok dengan tersangka dalam kasus pemalsuan di sebuah toko kelontong, dan dia melawan saat akan ditangkap.
"Kami semua menyaksikan kematian George Floyd yang mengerikan di video ketika para saksi memohon kepada petugas polisi untuk membawanya ke mobil polisi dan mengangkat lututnya dari lehernya," kata Crump dalam sebuah pernyataan.
"Penggunaan kekerasan yang berlebihan, melampaui batas, dan tidak manusiawi ini menelan korban jiwa seorang pria yang ditahan oleh polisi karena mempertanyakan tuduhan tanpa kekerasan," sambungnya.
(vit)