Pembagian BLT Tak Merata, Warga Serang dan Segel Kantor Desa
loading...
A
A
A
HALMAHERA SELATAN - Tanpa menghiraukan jarak sosial, ratusan warga Desa Dolik, Kecamatan Gane Barat Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara mendatangi dan mengepung kantor desa setempat.
Ratusan warga itu terlibat ricuh dengan pemerintah desa bahkan sempat terjadi aksi pelemparan saat kericuhan itu berlangsung. Akibatnya, sejumlah fasilitas kantor rusak seperti kaca pintu dan jendela pecah. Selain itu, satu warga mengalami luka-luka akibat terkena lemparan. Tak hanya itu, warga yang tidak puas dengan kebijakan aparat desa juga menyegel kantor dengan mengunakan kayu. (Baca juga: Sempat Zona Hijau, di Kabupaten Sijunjung Sumbar Ditemukan 8 Positif COVID-19)
Aksi ricuh ini lantaran warga menilai tidak adanya transparasi pemerintah desa dalam penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari anggaran dana desa. BLT itu diberikan dalam rangka penanganan dampak COVID-19.
Warga menilai penyaluran tidak merata. Ada warga yang berhak menerima bantuan, namun kenyataannya justru tidak menerimanya. Sebaliknya, ada juga warga yang seharusnya tidak menerima, justru menerima BLT.
Beruntung puluhan aparat kepolisian dari polsek setempat dan koramil tiba di lokasi dan melarai kericuhan warga itu.
Kapolres Halmahera Selatan AKBP M Faisal Aris menyatakan, aksi warga itu merupakan spotanitas. Namun, pihaknya akan melakukan penyelidikan untuk mengetahui secara pasti ada atau tidaknya oknum yang sengaja memprovokasi. “Aksi itu spontan, tapi menimbulkan korban luka-luka dan kerusakan. Kita akan selidiki, ada tidak provokator, jika ada maka akan ditindak sesuai hukum,” tandasnya.
Lihat Juga: Puluhan Ribu Warga Meriahkan Gebyar Budaya, Husain Alting Sjah Ingatkan Perdamaian di Atas Segalanya
Ratusan warga itu terlibat ricuh dengan pemerintah desa bahkan sempat terjadi aksi pelemparan saat kericuhan itu berlangsung. Akibatnya, sejumlah fasilitas kantor rusak seperti kaca pintu dan jendela pecah. Selain itu, satu warga mengalami luka-luka akibat terkena lemparan. Tak hanya itu, warga yang tidak puas dengan kebijakan aparat desa juga menyegel kantor dengan mengunakan kayu. (Baca juga: Sempat Zona Hijau, di Kabupaten Sijunjung Sumbar Ditemukan 8 Positif COVID-19)
Aksi ricuh ini lantaran warga menilai tidak adanya transparasi pemerintah desa dalam penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari anggaran dana desa. BLT itu diberikan dalam rangka penanganan dampak COVID-19.
Warga menilai penyaluran tidak merata. Ada warga yang berhak menerima bantuan, namun kenyataannya justru tidak menerimanya. Sebaliknya, ada juga warga yang seharusnya tidak menerima, justru menerima BLT.
Beruntung puluhan aparat kepolisian dari polsek setempat dan koramil tiba di lokasi dan melarai kericuhan warga itu.
Kapolres Halmahera Selatan AKBP M Faisal Aris menyatakan, aksi warga itu merupakan spotanitas. Namun, pihaknya akan melakukan penyelidikan untuk mengetahui secara pasti ada atau tidaknya oknum yang sengaja memprovokasi. “Aksi itu spontan, tapi menimbulkan korban luka-luka dan kerusakan. Kita akan selidiki, ada tidak provokator, jika ada maka akan ditindak sesuai hukum,” tandasnya.
Lihat Juga: Puluhan Ribu Warga Meriahkan Gebyar Budaya, Husain Alting Sjah Ingatkan Perdamaian di Atas Segalanya
(nbs)