Mengenaskan, Jembatan Hanyut Warga Probolinggo Seberangi Sungai Pakai Rakit Batang Pisang
loading...
A
A
A
PROBOLINGGO - Warga Dusun Dawuhan, Kelurahan Kedung Asem, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo terpaksa naik rakit dari batang pohon pisang untuk menyeberangi Sungai Kedung Dalem. Mereka terpaksa melakukannya karena jembatan darurat hanyut terbawa banjir.
Baca juga: Terlilit Utang, Pasutri di Bali Ini Nekat Bobol ATM dengan Las
Warga menggunakan rakit darurat tersebut untuk berbagai aktivitas, seperti berbelanja ke Pasar, berangkat kerja hingga sekolah.
Baca juga: Trenggalek Gempar, Diduga Rebutan Tempat Mangkal, Tukang Becak Duel hingga Tewas
"Pakai rakit (getek) ini sejak dua hari lalu karena jembatan yang ada hilang terkena banjir sekitar empat hari lalu," kata warga setempat Sipon, Kamis (1/7/2021).
Sipon menambahkan, sejak jembatan darurat ini rusak dia tidak tega melihat anak-anak dan ibu-ibu yang hendak beraktivitas. Sebab, bila melewati jalan, warga harus memutar jauh karena jembatan utama Kedung Asem masih dalam pembangunan. Hingga akhirnya dia berkooridinasi dengan warga dan sepakat membuat getek darurat.
"Saya merasa kasihan, akhirnya kita berinisiatif membuat getek (rakit) untuk mempermudah aktivitas mereka. Bila nantinya ada bantuan dari pemerintah saya pasrahkan bagaimana baiknya," lanjutnya.
Jembatan yang hanyut ini, lanjut Sipon, merupakan jembatan darurat yang dibangunkan pelaksana proyek jembatan Kedung Asem. Jembatan darurat dibuat dengan harapan membantu aktivitas warga selama jembatan utama Kedung Asem dalam perbaikan. Namun sayang jembatan darurat ini hanyut terseret banjir.
Warga yang beraktivitas dengan memanfaatkan rakit dari pohon pisang ini, tambah Sipon , merasa terbantu dan biasanya warga yang memanfaatkan jasa ini membayar seiklasnya sebagai ganti uang lelah.
"Tidak menarget, seikhlasnya kok, uang tersebut juga buat tambahan melengkapi peralatan rakit dari pohon pisang ini. Bila anak anak sekolah yang menyebrang terkadang tidak membayar," lanjutnya.
Sementara itu, pedagang kerupuk di pasar Dungmiri, Napik (50) menjelaskan, rakit sangat membantunya. "Pelanggan saya kembali membeli kerupuk di pasar ini . Sebelumnya sejak jembatan darurat ini hanyut pembeli kerupuk sepi karena beralih ke pasar lainnya," katanya.
Baca juga: Terlilit Utang, Pasutri di Bali Ini Nekat Bobol ATM dengan Las
Warga menggunakan rakit darurat tersebut untuk berbagai aktivitas, seperti berbelanja ke Pasar, berangkat kerja hingga sekolah.
Baca juga: Trenggalek Gempar, Diduga Rebutan Tempat Mangkal, Tukang Becak Duel hingga Tewas
"Pakai rakit (getek) ini sejak dua hari lalu karena jembatan yang ada hilang terkena banjir sekitar empat hari lalu," kata warga setempat Sipon, Kamis (1/7/2021).
Sipon menambahkan, sejak jembatan darurat ini rusak dia tidak tega melihat anak-anak dan ibu-ibu yang hendak beraktivitas. Sebab, bila melewati jalan, warga harus memutar jauh karena jembatan utama Kedung Asem masih dalam pembangunan. Hingga akhirnya dia berkooridinasi dengan warga dan sepakat membuat getek darurat.
"Saya merasa kasihan, akhirnya kita berinisiatif membuat getek (rakit) untuk mempermudah aktivitas mereka. Bila nantinya ada bantuan dari pemerintah saya pasrahkan bagaimana baiknya," lanjutnya.
Jembatan yang hanyut ini, lanjut Sipon, merupakan jembatan darurat yang dibangunkan pelaksana proyek jembatan Kedung Asem. Jembatan darurat dibuat dengan harapan membantu aktivitas warga selama jembatan utama Kedung Asem dalam perbaikan. Namun sayang jembatan darurat ini hanyut terseret banjir.
Warga yang beraktivitas dengan memanfaatkan rakit dari pohon pisang ini, tambah Sipon , merasa terbantu dan biasanya warga yang memanfaatkan jasa ini membayar seiklasnya sebagai ganti uang lelah.
"Tidak menarget, seikhlasnya kok, uang tersebut juga buat tambahan melengkapi peralatan rakit dari pohon pisang ini. Bila anak anak sekolah yang menyebrang terkadang tidak membayar," lanjutnya.
Sementara itu, pedagang kerupuk di pasar Dungmiri, Napik (50) menjelaskan, rakit sangat membantunya. "Pelanggan saya kembali membeli kerupuk di pasar ini . Sebelumnya sejak jembatan darurat ini hanyut pembeli kerupuk sepi karena beralih ke pasar lainnya," katanya.
(shf)