Ridwan Kamil Dorong Desa Miliki Ruang Isolasi COVID Bergejala Ringan dan Sedang

Selasa, 22 Juni 2021 - 19:41 WIB
loading...
Ridwan Kamil Dorong Desa Miliki Ruang Isolasi COVID Bergejala Ringan dan Sedang
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil meninjau ruang isolasi pasien COVID-19 di Desa Cimacan, Cipanas, Cianjur, Selasa (22/6/2021). Foto/Humas Jabar
A A A
CIANJUR - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil mendorong desa dan kelurahan memiliki ruang isolasi untuk pasien COVID-19 bergejala ringan sampai sedang.

Baca juga: Ridwan Kamil Bertemu Ustaz Adi Hidayat, Bawa Kabar Baik untuk Pasien COVID-19

Dia memastikan pasien COVID-19 yang menjalani isolasi di ruang isolasi desa dan kelurahan akan tetap mendapatkan perawatan dan pemantauan dari dokter maupun tenaga kesehatan. Fasilitas ruang isolasi pun dipastikan memadai.

Baca juga: COVID-19 Kian Menggila, Ruang Isolasi RSUP Kariadi Semarang Terisi 161 Pasien

Ridwan Kamil Dorong Desa Miliki Ruang Isolasi COVID Bergejala Ringan dan Sedang

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil duduk di tempat tidur ruang isolasi pasien COVID-19 di Desa Cimacan, Cipanas, Cianjur, Selasa (22/6/2021). Foto/Humas Jabar

"Kalau ringan dan sedang dirawatnya di desa saja, yaitu di Puskesmas atau ruang isolasi yang sudah ada," kata Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil usai meninjau RSUD Sayang Cianjur, Kabupaten Cianjur, Selasa (22/6/2021).



Seluruh desa sudah wajibkan punya ruang isolasi yang nantinya akan dipantau oleh puskesmas dan kepala desa. "Kalau dia gejalanya ringan sedang, tidak usah ke rumah sakit," ujarnya.

Sebelum meninjau RSUD Sayang Cianjur, Kang Emil lebih dulu meninjau ruang isolasi Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur. Ruang isolasi berupa rumah tersebut memiliki fasilitas yang cukup memadai.

"Anggarannya dari dana desa sekitar 8 persen diperuntukkan bagi penyediaan ruang isolasi," ucapnya. Dia ingin memastikan desa-desa di Jabar punya ruang isolasi sehingga tidak semua yang terkonfirmasi positif COVID-19 harus ke rumah sakit.

Menurut Kang Emil, keberadaan ruang isolasi di setiap desa dan kelurahan dapat menekan tingkat keterisian rumah sakit rujukan COVID-19. Mengingat masih ada pasien bergejala ringan dan sedang menjalani isolasi di rumah sakit, seperti di RSUD Sayang Cianjur.

"Setelah kami bedah ternyata sebagian adalah pasien yang sebenarnya tidak perlu dirawat di rumah sakit, karena gejalanya ringan dan sedang," tuturnya.

Selain itu, Kang Emil pun mengapresiasi RSUD Sayang Cianjur yang telah mengonversikan 40 persen dari total kapasitas tempat tidur untuk merawat pasien COVID-19.

"BOR saya titip di bawah angka 60 persen. Jadi kalau sudah menjelang 70 persen keterisiannya, maka ditambahi kapasitasnya menjadi 30-40 persen seperti di RSUD Sayang ini," katanya.

Kang Emil mengatakan, kombinasi penguatan ruang isolasi di desa dengan penambahan kamar di rumah sakit menjadi cara terbaik Jabar dalam mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19.

"Kombinasi penguatan perawatan dengan ruang isolasi di desa dan kelurahan akan menjadi unggulan Jabar dalam menyelesaikan kedaruratan ini," ucapnya.

Konversi tempat tidur ke pasien COVID-19 tetap dampak risiko penurunan layanan bagi pasien non-COVID-19, seperti kecepatan layanan dan kesediaan nakes di saat bersamaan.

Untuk itu, Kang Emil mengimbau warga untuk mematuhi protokol kesehatan 5M. Dengan semakin sedikit pasien COVID-19 masuk rumah sakit, semakin leluasa kamar untuk semua pasien.

"Jangan terlena, karena COVID-19 mengajarkan siapa yang terlena pasti akan tersergap oleh kelengahan itu. Klaster keluarga, kunjungan, ziarah mssih mendominasi pasien yang sekarang dirawat di rumah sakit," katanya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1074 seconds (0.1#10.140)