Makassar Recover Dinilai Belum Maksimal Tekan Penyebaran Covid-19
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menekan pandemi Covid-19 melalui program Makassar Recover dinilai belum memperlihatkan hasil. Hal itu dilihat dari melonjaknya kasus positif Covid-19 pasca lebaran Idul Fitri 1442 Hijiriah.
Anggota Komisi D DPRD Makassar , Kartini mengatakan seharusnya di tengah lonjakan kasus ini, Tim Detektor Makassar Recover mulai aktif bergerak untuk melakukan tracing di tingkat RT/RW. Apalagi, Pemkot Makassar telah merekrut 10 ribu tim detektor di seluruh RT/RW se-Kota Makassar.
"Kita minta jalankan itu tim detektor di tingkat RT/RW, karena kan itu sudah dianggarkan. Tapi kok belum berjalan, padahal program MR ini sudah dilauching sejak Maret lalu," tegas Kartini kemarin.
Banyaknya program kerja yang termaktub dalam Makassar Recover , kata Kartini, seharusnya bisa dimaksimalkan untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Terlebih program ini telah menelan anggaran hingga Rp50,2 miliar dari total kebutuhan anggaran Rp380 miliar.
Termasuk pengadaan truk kontainer di seluruh kelurahan. Menurut dia, sarana dan prasarana yang sudah disiapkan untuk memeriksa atau mendeteksi masyarakat yang terpapar Covid-19 sudah harus digunakan. Jangan sampai muncul spekulasi, pemerintah hanya terkesan buang-buang anggaran.
"Beliau pak wali sudah ada wacana untuk melaksanakan MR ( Makassar Recover ). Salah satunya ada beberapa tim detector, ada juga program pengadaan truk kontainer di semua kelurahan. Itu banyak program yang menelan anggaran sampai miliaran, seharusnya itu semua sudah dijalankan," ucap dia.
Bahkan, Kartini mengaku belum melihat kerja-kerja yang dilakukan Tim Detektor Makassar Recover. Padahal sepengetahuannya, tim itu bekerja untuk turun langsung ke rumah masyarakat untuk melakukan skrining dan pengumpulan data terkait penyebaran Covid-19.
Pendataan ini sebagai salah upaya untuk mendeteksi masyarat yang terpapar Covid-19 sebelum di tracking hingga ke tempat kerja atau pun tempat kumpul.
Anggota Komisi D DPRD Makassar , Kartini mengatakan seharusnya di tengah lonjakan kasus ini, Tim Detektor Makassar Recover mulai aktif bergerak untuk melakukan tracing di tingkat RT/RW. Apalagi, Pemkot Makassar telah merekrut 10 ribu tim detektor di seluruh RT/RW se-Kota Makassar.
"Kita minta jalankan itu tim detektor di tingkat RT/RW, karena kan itu sudah dianggarkan. Tapi kok belum berjalan, padahal program MR ini sudah dilauching sejak Maret lalu," tegas Kartini kemarin.
Banyaknya program kerja yang termaktub dalam Makassar Recover , kata Kartini, seharusnya bisa dimaksimalkan untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Terlebih program ini telah menelan anggaran hingga Rp50,2 miliar dari total kebutuhan anggaran Rp380 miliar.
Termasuk pengadaan truk kontainer di seluruh kelurahan. Menurut dia, sarana dan prasarana yang sudah disiapkan untuk memeriksa atau mendeteksi masyarakat yang terpapar Covid-19 sudah harus digunakan. Jangan sampai muncul spekulasi, pemerintah hanya terkesan buang-buang anggaran.
"Beliau pak wali sudah ada wacana untuk melaksanakan MR ( Makassar Recover ). Salah satunya ada beberapa tim detector, ada juga program pengadaan truk kontainer di semua kelurahan. Itu banyak program yang menelan anggaran sampai miliaran, seharusnya itu semua sudah dijalankan," ucap dia.
Bahkan, Kartini mengaku belum melihat kerja-kerja yang dilakukan Tim Detektor Makassar Recover. Padahal sepengetahuannya, tim itu bekerja untuk turun langsung ke rumah masyarakat untuk melakukan skrining dan pengumpulan data terkait penyebaran Covid-19.
Pendataan ini sebagai salah upaya untuk mendeteksi masyarat yang terpapar Covid-19 sebelum di tracking hingga ke tempat kerja atau pun tempat kumpul.