Kearifan Lokal Efektif Jadi Daya Tangkal Radikalisme di DIY

Sabtu, 23 Mei 2020 - 06:08 WIB
loading...
Kearifan Lokal Efektif Jadi Daya Tangkal Radikalisme di DIY
Webinar atau seminar online yang digelar oleg FKTP DIY, Jumat (22/5/2020) petang. FOTO : SINDOnews/Ainun Najib
A A A
YOGYAKARTA - Paham radikalisme masih terus berkembang di Indonesia. Kearifan lokal ternyata bisa menjadi salah satu cara efektif untuk menekan paham ini.

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY Prof Mukhtasar Syamsuddin mengungkapkan kearifan lokal yang ada di masyarakat DIY mempunyai peran sangat penting untuk menekan paham radikalisme ini di tengah masyarakat DIY. Ini didasarkan dari hasil penelitian FKPT DIY bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2018 silam.

Secara rinci disebutkan faktor kearifan lokal menempati urutan teratas daya tangkal masyarakat terhadap radikalisme. Disusul kemudian faktor kesejahteraan, kebebasan, kepercayaan umum, keadilan dan faktor pertahanan keamanan.

“Faktor kesejahteraan dan keadilan dalam kearifan lokal mampu memperkuat daya tangkal masyarakat Yogya dalam mencegah radikalisme,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam Webinar 'Pencegahan Radikalisme dan Terorisme dalam Kondisi Pandemi Covid-19' yang digelar FKPT DIY, Jumat (22/5/2020) petang.

Lebih jauh guru besar Fakultas Filsafat UGM ini menyebut meski masyarakat Yogya memiliki sifat permisif terhadap budaya asing namun diketahui bahwa potensi radikalisme masyarakat Yogyakarta masuk kategori sedang. Ini juga didasarkan pada hasil penelitian FKPT DIY.

“Pada penelitian 2017 diketahui bahwa potensi radikalisme masyarakat Yogyakarta berada pada angka 55,0 atau pada kategori potensi sedang,” terangnya. (Baca juga : Cegah Terorisme, Perempuan DIY Dibekali Literasi Agen Perdamaian )

Mukhtasar mengungkapkanselama ini FKPT DIY bekerjasama dengan Pemda DIY terus aktif menggelar berbagai kegiatan untuk mencegah radikalisme termasuk di masa pandemi COVID-19 ini. Berbagai kegiatan terus digelar di seluruh wilayah DIY dengan melibatkan berbagai lapisan masyarakat .

“Tiap tahun kita rutin menggelar kegiatan pencegahan terorisme termasuk dengan memberikan edukasi kepada parapenyuluh agama hingga aparatur di tingkat kelurahan. Kita aktif bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam hal ini dengan Kesbangpol DIY,” terangnya.

Sementara itu Kepala Kesbangpol DIY Agung Supriyono MAP menyebut peran masyarakat untuk membentuk kelompok- kelompok Pancasila cukup efektif dalam mencegah paham radikalisme di Yogyakarta. Menurutnya kelompok masyarakat semacam ini telah banyak terbentuk di Yogya.

“Keberadaan kelompok-kelompok masyarakat yang mendalami ideologi Pancasila semacam ini cukup efektif menekan penyebaran paham radikalisme,” terang Agung yang juga menjadi pembicara dalam seminar tersebut.

Menurut Agung, partisipasi masyarakat di DIY membentuk kelompok masyarakat yang mendalami ideologi Pancasila semacam ini cukup tinggi. Mereka tersebar di seluruh wilayah DIY.

Ketua Pengelola Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) UGM, Mustofa Anshori MHum menyebut pencegahan paham radikalisme bukan proses instan. Tidak bisa dilakukan dalam tempo yang singkat, namun dibutuhkan proses yang panjang.
Pendidikan harus terus menerus dilakukan untuk mencegah paham radikalisme ini termasuk dengan pendidikan agama.

“Pendidikan harus memartabatkan manusia. Pendidikan harus membebaskan. Membebaskan dari masalah, membebaskan dari ketidaktahuan,” terangnya.(Baca juga : BNPT-FKPT Beri Penguatan Penyuluh Agama )

Wakil Ketua FKPT DIY ini menambahkan, dibutuhkan pendidikan agama dengan cara dan metode lain agar paham radikalisme ini bisa ditekan. Selama ini pendidikan agama lebih banyak dengan indoktrinasi. Seharusnya penyampaian materi keagamaan bisa dilakukan dengan nuansa akademis. Ruang dikusi harus dibuka selebar-lebarnya. “Bukan dengan pendidikan doktrin tapi akademis. Buka ruang diskusi dan kreatif seluas-luasnya,” ujarnya.

Seminar online yang digelar oleh FKPT DIY ini digelar selama 1,5 jam, dimulai pukul 15.30 WIB hingga menjelang buka puasa. Seminar ini diikuti oleh 45 peserta yang terdiri dari kalangan akademisi, praktisi hingga mahasiswa. Sejumlah tokoh ikut berpartisipasi dalam diskusi ini termasuk Wakil Rektor UGM Prof Djagal Wiseso Marseno.
(nun)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1787 seconds (0.1#10.140)