Pantau Tempat Wisata, Disparbud Jabar Ingatkan Wisatawan Waspadai COVID-19
loading...
A
A
A
BANDUNG - Memasuki H+2 Lebaran 2021, jajaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar melakukan pemantauan terhadap aktivitas pariwisata di sejumlah tempat wisata.
Baca juga: Jenazah Ajudan Pribadi Komandan TPNPB-OPM Lesmin Walker Diserahkan ke Keluarganya
Pemantauan dilakukan untuk memastikan penerapan protokol kesehatan (prokes) baik oleh pengunjung maupun pengelola wisata, termasuk pelaksanaan rapid test antigen secara acak dalam upaya menekan potensi penyebaran COVID-19.
Baca juga: Trik Pemudik Hindari Penyekatan Arus Balik, Pulang Cepat Lewat Jalur Pantura Subang
Kepala Disparbud Jabar, Dedi Taufik mengingatkan, meski aktivitas pariwisata diperbolehkan, khususnya di wilayah berstatus zona kuning dan hijau, namun pihaknya tetap mengingatkan wisatawan untuk mewaspasai potensi penularan COVID-19.
"Kita harus waspada karena COVID-19 ini masih ada," tegas Dedi di sela pemantauannya di Taman Wisata Grafika Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (16/5/2021).
Selain mengingatkan wisatawan, pihaknya pun meminta para pengelola tempat wisata di Jabar benar-benar menerapkan aturan prokes 3 M bagi wisatawannya, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
"Prokes 3M harus benar-benar diterapkan wisatawan dan penyedia jasa wisata," tegasnya lagi.
Dedi pun menekankan pentingnya menjaga jarak antarwisatawan. Karenanya, seluruh tempat wisata di Jabar harus mematuhi aturan pembatasan kapasitas, yakni 30-50 persen dari kapasitas total tempat wisata.
"Kita main di kapasitas 30 sampai 50 persen. Lebih dari itu, tempat wisata tidak boleh lagi menerima kunjungan wisatawan," ujarnya.
Selain mengingatkan wisatawan dan pengelola tempat wisata, Dedi menyatakan, dalam upaya menekan potensi penyebaran COVID-19, pihaknya bekerja sama dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 juga menggelar testing, tracing, dan treatment (3T) di tempat wisata.
"Kita gelar rapid test antigen secara acak di tempat-tempat wisata. Kita sudah sebar 37.000 rapid test anitigen untuk mendukung pelaksanan 3T. Mudah-mudahan dengan rapid tes antigen acak ini, tidak banyak wisatawan yang ditemukan positif COVID-19," ungkapnya.
Lebih lanjut Dedi mengatakan, pemantauan dilakukan serentak di 108 tempat wisata yang tersebar di Jabar dengan melibatkan jajaran Disparbud kabupaten/kota hingga libur Lebaran 2021 usai.
"Sejak tanggal 5 Mei, kita sudah berkoordinasi untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan di libur Lebaran ini, termasuk cek lapangan dan penerapan prokes di tempat wisata," imbuhnya.
Dedi juga memastikan bahwa sebanyak 772 tempat wisata, hotel, termasuk restoran di Jabar telah mengantongi sertifikat CHSE atau clean, healthy, safety, dan environmet sebagai syarat utama penerimaan kunjungan wisatawan. "Langkah early warning inilah yang paling penting. Memenuhi CHSE, prokes, dan 3 T," katanya.
Disinggung pergerakan wisatawan di Jabar hingga H+2 Lebaran, Dedi mengakui bahwa telah terjadi peningkatan kunjungan wisatawan. Dengan kondisi tersebut, Dedi berharap, seluruh tempat wisata benar-benar menerapkan prokes ketat.
"Kalau saya lihat mulai dari bawah Kota Bandung, kebon binatang, Eldorado, Farm House, Tahu Susu Lembang sudah ada pergerakan. Makanya, kita perlu ketat, jangan sampai ada klaster baru. Kita pantau, lakukan rapid test antigen, edukasi, dan sosialiasi. Kita lakukan secara masif," benernya.
Dedi menambahkan, di tengah pandemi yang masih melanda, pencegahan COVID-19 harus dibarengi upaya pemulihan ekonomi, khususnya terhadap sektor pariwisata yang paling terdampak langsung. Pihaknya berharap, 2022 mendatang, sektor pariwisata di Jabar bisa kembali pulih.
"Kita tidak ingin pandemi yang berkepanjangan karena kita juga harus waspada COVID-19 masih ada, tapi pemulihan ekonomi harus jalan. Pariwisata memang paling terdampak," ujarnya.
Baca juga: Jenazah Ajudan Pribadi Komandan TPNPB-OPM Lesmin Walker Diserahkan ke Keluarganya
Pemantauan dilakukan untuk memastikan penerapan protokol kesehatan (prokes) baik oleh pengunjung maupun pengelola wisata, termasuk pelaksanaan rapid test antigen secara acak dalam upaya menekan potensi penyebaran COVID-19.
Baca juga: Trik Pemudik Hindari Penyekatan Arus Balik, Pulang Cepat Lewat Jalur Pantura Subang
Kepala Disparbud Jabar, Dedi Taufik mengingatkan, meski aktivitas pariwisata diperbolehkan, khususnya di wilayah berstatus zona kuning dan hijau, namun pihaknya tetap mengingatkan wisatawan untuk mewaspasai potensi penularan COVID-19.
"Kita harus waspada karena COVID-19 ini masih ada," tegas Dedi di sela pemantauannya di Taman Wisata Grafika Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (16/5/2021).
Selain mengingatkan wisatawan, pihaknya pun meminta para pengelola tempat wisata di Jabar benar-benar menerapkan aturan prokes 3 M bagi wisatawannya, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
"Prokes 3M harus benar-benar diterapkan wisatawan dan penyedia jasa wisata," tegasnya lagi.
Dedi pun menekankan pentingnya menjaga jarak antarwisatawan. Karenanya, seluruh tempat wisata di Jabar harus mematuhi aturan pembatasan kapasitas, yakni 30-50 persen dari kapasitas total tempat wisata.
"Kita main di kapasitas 30 sampai 50 persen. Lebih dari itu, tempat wisata tidak boleh lagi menerima kunjungan wisatawan," ujarnya.
Selain mengingatkan wisatawan dan pengelola tempat wisata, Dedi menyatakan, dalam upaya menekan potensi penyebaran COVID-19, pihaknya bekerja sama dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 juga menggelar testing, tracing, dan treatment (3T) di tempat wisata.
"Kita gelar rapid test antigen secara acak di tempat-tempat wisata. Kita sudah sebar 37.000 rapid test anitigen untuk mendukung pelaksanan 3T. Mudah-mudahan dengan rapid tes antigen acak ini, tidak banyak wisatawan yang ditemukan positif COVID-19," ungkapnya.
Lebih lanjut Dedi mengatakan, pemantauan dilakukan serentak di 108 tempat wisata yang tersebar di Jabar dengan melibatkan jajaran Disparbud kabupaten/kota hingga libur Lebaran 2021 usai.
"Sejak tanggal 5 Mei, kita sudah berkoordinasi untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan di libur Lebaran ini, termasuk cek lapangan dan penerapan prokes di tempat wisata," imbuhnya.
Dedi juga memastikan bahwa sebanyak 772 tempat wisata, hotel, termasuk restoran di Jabar telah mengantongi sertifikat CHSE atau clean, healthy, safety, dan environmet sebagai syarat utama penerimaan kunjungan wisatawan. "Langkah early warning inilah yang paling penting. Memenuhi CHSE, prokes, dan 3 T," katanya.
Disinggung pergerakan wisatawan di Jabar hingga H+2 Lebaran, Dedi mengakui bahwa telah terjadi peningkatan kunjungan wisatawan. Dengan kondisi tersebut, Dedi berharap, seluruh tempat wisata benar-benar menerapkan prokes ketat.
"Kalau saya lihat mulai dari bawah Kota Bandung, kebon binatang, Eldorado, Farm House, Tahu Susu Lembang sudah ada pergerakan. Makanya, kita perlu ketat, jangan sampai ada klaster baru. Kita pantau, lakukan rapid test antigen, edukasi, dan sosialiasi. Kita lakukan secara masif," benernya.
Dedi menambahkan, di tengah pandemi yang masih melanda, pencegahan COVID-19 harus dibarengi upaya pemulihan ekonomi, khususnya terhadap sektor pariwisata yang paling terdampak langsung. Pihaknya berharap, 2022 mendatang, sektor pariwisata di Jabar bisa kembali pulih.
"Kita tidak ingin pandemi yang berkepanjangan karena kita juga harus waspada COVID-19 masih ada, tapi pemulihan ekonomi harus jalan. Pariwisata memang paling terdampak," ujarnya.
(shf)