Ridwan Kamil: 60 Ribu Kendaraan Diputar Balik, 15 Pemudik Positif COVID-19

BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebutkan, sebanyak 60.000 kendaraan pemudik yang melintas di wilayah Jabar berhasil diputar balik ke daerah asal.

Baca juga: Gagal Tembus Karawang, Ribuan Pemudik Motor Dipaksa Putar Balik ke Bekasi

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menjelaskan, hingga hari ketiga aturan larangan mudik yang berlaku mulai 7 Mei 2021 lalu, petugas gabungan sudah melakukan pemeriksaan terhadap 130.000 kendaraan di pos-pos penyekatan yang tersebar di Jabar.

Baca juga: Sembuh dari COVID-19, Atalia Praratya Langsung Peluk Erat Ridwan Kamil

"Dari total 130.000 kendaraan yang kita razia, ada sekitar 60.000 yang diputar balik," ujar Kang Emil seusai meninjau pos penyekatan di kawasan Gerbang Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Senin (10/5/2021).



Dia yakin, dari total 60.000 kendaraan yang berhasil diputar balik, jumlah pemudik yang lolos penyekatan tak lebih dari 60.000 orang. Artinya, jumlah pemudik di Jabar tak lebih dari 1 persen dari total jumlah masyarakat Jabar yang kerap mudik dalam kondisi normal yang bisa mencapai 6 juta orang.

"Kalau ada bocor-bocor saya kira di bawah 60 ribu lah. Jadi, 99 persen warga sudah sesuai dengan aturan pemerintah," ujar Kang Emil.

Dalam kesempatan itu, Kang Emil juga mengungkapkan bahwa kekhawatirannya terkait penularan COVID-19 dari aktivitas mudik terbukti. Berdasarkan hasil tes COVID-19 terhadap pemudik secara acak, kata Kang Emil, sebanyak 15 pemudik terkonfirmasi positif COVID-19.

"Berita besarnya, terbukti, ada 15 pemudik yang positif COVID-19," ungkap Kang Emil.

Menurut dia, kondisi tersebut menunjukkan bahwa ketika masyarakat memaksa mudik,
mereka yang terpapar COVID-19 bisa menularkan COVID-19 kepada orang tua maupun sanak saudaranya di kampung halaman.

"Kasian nanti orang tua yang didatangi pemudik (terpapar) COVID-19," ujar Kang Emil.

Kang Emil menekankan, tradisi mudik untuk bersilaturahmi dengan orang tua dan keluarga di kampung halaman merupakan perbuatan yang mulia. Namun, dia kembali menegaskan bahwa mudik di tengah pandemi COVID-19 sangat berisiko karena bisa menyebabkan kasus COVID-19 melonjak.

"Kembali saya ingatkan, mudik itu baik, mudik itu mulia. Bertemu orang tua itu mencari ridho surga, tapi dalam waktu yang sama ada potensi kebahayaan. Dalam syariat Islam kalau ada kebaikan bentrok dengan kebahayaan, maka syariatnya harus membereskan dulu kebahayaan. Jadi, kalau ada mudik dan COVID-19, maka COVID-19 dulu yang dibereskan," jelasnya.

Di sisi lain, Kang Emil pun berterimakasih kepada seluruh masyarakat yang telah menaati aturan larangan mudik Lebaran 2021, termasuk petugas yang telah bekerja untuk menghalau para pemudik, agar potensi penularan COVID-19 dapat ditekan.