BPBD Jawa Timur Tuntaskan Pendataan Rumah Rusak Akibat Gempa Malang
loading...
A
A
A
SURABAYA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim) akhirnya menuntaskan pendataan jumlah rumah rusak akibat gempa bumi Malang berkekuatan 6,7 SR pada Sabtu (10/4/2021) lalu.
Berdasarkan pendataan final BPBD Jatim, jumlah total rumah rusak akibat gempa tersebut sebanyak 149.88 unit.
Rinciannya, Kabupaten Lumajang 3.346 unit, Kabupaten Malang 1.0482 unit, Kabupaten Blitar 860 unit, Kabupaten Tulungagung 94 unit, Kabupaten Trenggalek, 149 unit dan Kabupaten Jember 57 unit.
Dari dari tingkat kerusakan, Rusak Berat 2.580 unit, Rusak Sedang 5.228 unit dan Rusak Ringan 7.180 unit.
"Pendataan ini kami lakukan secara spesifik dengan pengawasan dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan PU (Pekerjaan Umum)," kata Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Yanuar Rahmadi, Senin (26/4/2021).
Dia menambahkan, data tersebut nantinya akan dikirim ke BNPB untuk pencarian bantuan. Terkait kapan pencairan bantuan tersebut, Yanuar belum bisa memastikan, karena hal itu sudah masuk ranah BNPB.
"Data kerusakan itu hanya rumah karena memang yang diutamakan adalah rumah karena sebagai tempat tinggal. Kalau data fasilitas umum (fasum) yang rusak, kami juga ada," tandas Yanuar.
Dia menambahkan, saat ini sebagian korban sudah memperbaiki rumahnya yang rusak. Bagi yang rusak sedang, biasanya langsung dirobohkan untuk direkonstruksi ulang.
"Nah, sekarang banyak rumah yang dibangun dengan menggunakan bahan-bahan yang lebih aman jika ada gempa. Ini menandakan warga sudah waspada jika sewaktu-waktu ada gempa. Relokasi sulit dilakukan karena rumah warga berdekatan dengan lahan pertanian mereka," imbuhnya.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengaku sudah mengkomunikasikan dengan Kepala BNPB Doni Monardo bahwa, pemerintah pusat akan memberi stimulan untuk rumah yang kategori rusak berat sebesar Rp50 juta di luar ongkos pengerjaannya.
Kemudian rusak sedang Rp24 juta, dan rusak ringan Rp10 juta. "Nanti kita sampaikan ke BNPB data-datanya,” ujarnya.
Baca juga: Kunjungi Rumah Duka KRI Nanggala 402, Prabowo Janji Biaya Sekolah Anak Korban Hingga Kuliah
Dia menambahkan, dalam penanganan dampak gempa ini, Pemprov Jatim berkoordinasi dan sinergi terus dilakukan berbagai pihak untuk mempercepat penanganan termasuk recovery dan rekonstruksi. Sinergi berbagai pihak ini diantaranya dukungan dari TNI Polri.
Baca juga: KRI Nanggala-402 Tenggelam, Wali Kota Surabaya Siapkan Beasiswa untuk Anak Prajurit yang Gugur
“Kami bersama Pak Pangdam V Brawijaya dan Pak Kapolda Jatim telah berkoordinasi. Dimana nanti aparat TNI dan Polri akan dimaksimalkan untuk membantu percepatan pelaksanaan pembangunan bagi rumah yang rusak berat,” katanya.
Berdasarkan pendataan final BPBD Jatim, jumlah total rumah rusak akibat gempa tersebut sebanyak 149.88 unit.
Rinciannya, Kabupaten Lumajang 3.346 unit, Kabupaten Malang 1.0482 unit, Kabupaten Blitar 860 unit, Kabupaten Tulungagung 94 unit, Kabupaten Trenggalek, 149 unit dan Kabupaten Jember 57 unit.
Dari dari tingkat kerusakan, Rusak Berat 2.580 unit, Rusak Sedang 5.228 unit dan Rusak Ringan 7.180 unit.
"Pendataan ini kami lakukan secara spesifik dengan pengawasan dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan PU (Pekerjaan Umum)," kata Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Yanuar Rahmadi, Senin (26/4/2021).
Dia menambahkan, data tersebut nantinya akan dikirim ke BNPB untuk pencarian bantuan. Terkait kapan pencairan bantuan tersebut, Yanuar belum bisa memastikan, karena hal itu sudah masuk ranah BNPB.
"Data kerusakan itu hanya rumah karena memang yang diutamakan adalah rumah karena sebagai tempat tinggal. Kalau data fasilitas umum (fasum) yang rusak, kami juga ada," tandas Yanuar.
Dia menambahkan, saat ini sebagian korban sudah memperbaiki rumahnya yang rusak. Bagi yang rusak sedang, biasanya langsung dirobohkan untuk direkonstruksi ulang.
"Nah, sekarang banyak rumah yang dibangun dengan menggunakan bahan-bahan yang lebih aman jika ada gempa. Ini menandakan warga sudah waspada jika sewaktu-waktu ada gempa. Relokasi sulit dilakukan karena rumah warga berdekatan dengan lahan pertanian mereka," imbuhnya.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengaku sudah mengkomunikasikan dengan Kepala BNPB Doni Monardo bahwa, pemerintah pusat akan memberi stimulan untuk rumah yang kategori rusak berat sebesar Rp50 juta di luar ongkos pengerjaannya.
Kemudian rusak sedang Rp24 juta, dan rusak ringan Rp10 juta. "Nanti kita sampaikan ke BNPB data-datanya,” ujarnya.
Baca juga: Kunjungi Rumah Duka KRI Nanggala 402, Prabowo Janji Biaya Sekolah Anak Korban Hingga Kuliah
Dia menambahkan, dalam penanganan dampak gempa ini, Pemprov Jatim berkoordinasi dan sinergi terus dilakukan berbagai pihak untuk mempercepat penanganan termasuk recovery dan rekonstruksi. Sinergi berbagai pihak ini diantaranya dukungan dari TNI Polri.
Baca juga: KRI Nanggala-402 Tenggelam, Wali Kota Surabaya Siapkan Beasiswa untuk Anak Prajurit yang Gugur
“Kami bersama Pak Pangdam V Brawijaya dan Pak Kapolda Jatim telah berkoordinasi. Dimana nanti aparat TNI dan Polri akan dimaksimalkan untuk membantu percepatan pelaksanaan pembangunan bagi rumah yang rusak berat,” katanya.
(boy)