Volume Sampah Medis Tinggi, Oded Minta Warga Kelola dari Rumah
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung mengajak masyarakat lebih peka terhadap pengelolaan sampah medis dari rumah tangga. Selain berbahaya, sampah medis juga membawa virus dan bakteri.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) mencatat, selama tiga bulan, limbah medis di Kota Bandung sudah mencapai 2 ton. Meski jumlahnya lebih sedikit dari sampah biasa, namun akibatnya lebih berbahaya.
”Limbah medis bukan saja mengotori lingkungan tapi juga bisa membawa virus atau bakteri,” tutur Wali Kota Bandung, Oded M Danial saat mengisi seminar online ‘Peningkatan Literasi Sampah Rumah Tangga, Menuju Zero Waste Society’ bersama Pengabdian Masyarakat ITB, Jumat (23/4/2021).
Di tingkat Puskesmas, terang Oded, penanganan limbah medis telah sesuai protokol tetap (protap) Kementerian Kesehatan.
Tapi di tingkat rumah tangga, Oded mengakui literasi masyarakat dalam menangani sampah medis perlu ditingkatkan.
Karena itulah Oded mengajak warga Kota Bandung khususnya, untuk saling bahu membahu menangani permasalahan sampah.
Yaitu dengan mengelola sampah dari rumah dengan menggunakan metode Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan).
Baca juga: Ditutup 26 April, Pendaftar Bantuan UMKM Kota Bandung Tembus 47.000
Untuk sampah medis seperti masker dan faceshield, metodenya pun tidak asal buang saja. Tapi perlu penanganan khusus yakni masker dianjurkan untuk dirobek atau dirusak terlebih dulu.
Kemudian disemprot disinfektan, baru dimasukkan ke dalam kantong plastik khusus.
Baca juga: Ridwan Kamil Teken Kesepakatan Kerjasama Pengembangan Apartemen Ayam
“Karena berbahaya jadi masker harus dipisahkan di tempat yang lain. Ini semua bisa kita lakukan dengan kolaborasi bersama seluruh stakeholder masyarakat Kota Bandung,” terangnya.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) mencatat, selama tiga bulan, limbah medis di Kota Bandung sudah mencapai 2 ton. Meski jumlahnya lebih sedikit dari sampah biasa, namun akibatnya lebih berbahaya.
”Limbah medis bukan saja mengotori lingkungan tapi juga bisa membawa virus atau bakteri,” tutur Wali Kota Bandung, Oded M Danial saat mengisi seminar online ‘Peningkatan Literasi Sampah Rumah Tangga, Menuju Zero Waste Society’ bersama Pengabdian Masyarakat ITB, Jumat (23/4/2021).
Di tingkat Puskesmas, terang Oded, penanganan limbah medis telah sesuai protokol tetap (protap) Kementerian Kesehatan.
Tapi di tingkat rumah tangga, Oded mengakui literasi masyarakat dalam menangani sampah medis perlu ditingkatkan.
Karena itulah Oded mengajak warga Kota Bandung khususnya, untuk saling bahu membahu menangani permasalahan sampah.
Yaitu dengan mengelola sampah dari rumah dengan menggunakan metode Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan).
Baca juga: Ditutup 26 April, Pendaftar Bantuan UMKM Kota Bandung Tembus 47.000
Untuk sampah medis seperti masker dan faceshield, metodenya pun tidak asal buang saja. Tapi perlu penanganan khusus yakni masker dianjurkan untuk dirobek atau dirusak terlebih dulu.
Kemudian disemprot disinfektan, baru dimasukkan ke dalam kantong plastik khusus.
Baca juga: Ridwan Kamil Teken Kesepakatan Kerjasama Pengembangan Apartemen Ayam
“Karena berbahaya jadi masker harus dipisahkan di tempat yang lain. Ini semua bisa kita lakukan dengan kolaborasi bersama seluruh stakeholder masyarakat Kota Bandung,” terangnya.
(boy)