UKM Bandrek dan Kunyit Asam Joeli dari Batubara Jejaki Pasar Moderen

Senin, 19 April 2021 - 06:03 WIB
loading...
UKM Bandrek dan Kunyit Asam Joeli dari Batubara Jejaki Pasar Moderen
UKM Bandrek dan Kunyit Asam Joeli dari Batubara Jejaki Pasar Moderen. Foto/Zailani
A A A
BATU BARA - Beratnya perekonomian di saat pandemi COVID-19 , tak menyurutkan langkah para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk tetap eksis.

Selain dituntut kegigihan dalam beriwirausaha, juga harus kreatif dan inovatif dalam membuat kemasan serta memasarkan produk dihasilkan.

Hal inilah yang ditekuni UD.Sinar Baru asal Limapuluh, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut) yang memproduksi minuman herbal merek Joeli.

Sejak berdiri awal tahun 2021, Joeli sudah memproduksi dua produk unggulan, Kunyit Asam dan Banddrek Jahe.

Owner Joeli, Bari didampingi istrinya Ayu Arimati mengatakan, membangun UKM di tengah COVID-19 merupakan salah satu tantangan yang harus dijalani.

“Sebenarnya usaha ini sudah dijalani sejak tahun 2020, namun karena harus mengikuti pengujian dan perizinan dari instansi terkait sehingga harus beredar awal Januari 2021,” kata Bari, dalam bincangnya.

Ide usaha Bandrek Jahe dan Kunyit Asam, sambung Bari, tak lepas dari banyaknya bahan baku di desa-desa di Kabupaten Batubara.

“Untuk bahan baku sendiri kami tidak kesulitan, semua ada di sekeliling kita. Yang penting kita mau bekerja,” kata Bari.

Walau masih pemula di UKM, lulusan Sarjana Ilmu Politik ini tak mau kalah soal higienis. Kedua produknya bahkan sudah diuji di Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan (Baristand Industri Medan) serta mendapatkan izin PIRT Dinas Kesehatan (Dinkes) Batubara.

“Walaupun produk kita masih kecil, namun perizinan ini sangat penting dalam bidang usaha. Dengan adanya izin ini, produk Joeli semakin matang menembus pasar modern,” katanya.

Di Batubara, banderk jahe dan kunyit asam Joeli kemasan botol 200 ml sudah menembus pasar-pasar tradisional maupun warung melalui sales roda dua.

“Untuk 200 ml harga jual pasaran Rp25 ribu untuk takaran 4 hingga 5 gelas. Untuk rasa, silahkan dicoba sendiri. Yang pasti, harga sesuai rasa,” kata Ayu Armiati atau yang biasa dipanggil Joeli.

Optimistis ini ternyata sudah diakui beberapa kafe resto di luar Batubara, seperti Jakarta, Batam, Tebing Tinggi dan Kota Medan.

“Mereka yang pesan sebelumnya sudah menjual produk yang sama dengan merek yang berbeda. Mereka akui produk Batubara pedas Jahenya begitu terasa, termasuk juga kunyitnya,” katanya.

Untuk tahap awal, UD.Sinar Baru setiap harinya baru mampu memenuhi 20 kilogram atau 100 botol. Minimnya produksi tak lepas dari proses pengerjaan yang masih dilakukan manual.

“Keterbatasan modal, jika semua dikerjakan secara modern produksi bisa dikebut sesuai permintaan pasar,” ujarnya.

Kelak, sambung Bari, UD.Sinar Baru akan memenuhi permintaan pasar untuk kemasan saset, namun tentunya hal ini kembali kependanaan karena untuk kebutuhan mesin saset mencapai puluhan juta rupiah.

“Untuk mesin saset butuh modal besar. Namun itu harus kita capai, karena pasarnya jelas,” ujar Bari, yang dalam waktu dekat akan meluncurkan produk temu lawak.

Selain memasarkan produk, UD.Sinar Baru juga mengedukasi warga desa untuk gemar menanam jahe, kunyit dan temu lawak.

Baca juga: Medan Mencekam, Minggu Dini Hari Ratusan Pemuda Bersenjata Terlibat Tawuran

“Kita siapkan bibitnya, warga hanya memanfaatkan lahan perkarangan rumah dan hasilnya nanti kita beli kembali,” katanya.

Baca juga: Kerumunan Warga Penerima BLT di Medan Terpaksa Dibubarkan Polisi

Dengan begitu, pihaknya secara tak langsung mengajak warga meningkatkan ketahanan pangan dengan memanfaatkan perkarangan rumah dengan bercocok tanam bahan baku.

Bagi yang ingin merasakan kehangatan produk Joeli bisa menghubungi melalui email:ukm50batubara@gmail.com atau FB SinarBaru Joeli.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1962 seconds (0.1#10.140)