Cerita Kades Miliarder di Kuningan yang Disatroni Sales
loading...
A
A
A
KUNINGAN - Masih ingat sama desa di Kuningan, Jawa Barat yang mendadak viral dan menjadi desa miliarder ? Ya, di bulan suci Ramadhan 2021 ini kembali mendapatkan uang pengganti atas pembangunan Waduk Kuningan.
Belum lama ini, Kepala Desa Kawungsari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Kuningan Kusto kembali memediasi ulang atas pembayaran yang dilakukan pemerintah kepada warga terdampak pembangunan mega proyek Waduk Kuningan.
"Beberapa hari sebelum bulan Ramadhan ini, Alhamdulilah ada pencarian tahap ketiga sebanyak 96 bidang sudah cair. Namun ada juga masyarakat yang belum dapat uang sekitar 14 bidang lagi," ungkap Kusto ketika ditemui MNC Portal Indonesia di rumahnya, Rabu (14/4/2021).
Baca juga: Tangis Pecah di Tasikmalaya, Ibu Hamil 8 Bulan Tewas Tenggelam Saat Mencuci Pakaian
Karena adanya pencairan itu, Kusto pun mengaku kerap mendapatkan telepon maupun WhatsaPP dari nomor asing, yang menawarkan sejumlah barang.
"Iya pas waktu pencairan uang ganti untung yang dirasakan warga kami. Saya sering terima telepon nomor asing dan ada saja sales yang mengunjungi langsung ke rumah," kata dia.
Tak tanggung-tanggung, sales yang datang ke rumahnya itu langsung dari Kota Semarang, Jawa Tengah. "Mereka (sales dari Semarang) datang, tidak lain untuk izin dan ada saja yang menawarkan barang jualannya," ungkapnya.
Dirinya mengaku kerap kerepotan atas hal itu. Namun, sejauh ini Kusto mengaku bersyukur karena rezeki yang diberikan atas ganti rugi pembangunan proyek waduk Kuningan ini berdampak positif bagi warganya.
Baca juga: Survei Ini Mengejutkan, Partai Demokrat Ternyata Kurang Diminati Milenial
Meski ada pencairan ini, lanjut Kusto, kegiatan masyarakat biasa-biasa saja, sekalipun pencarian itu menjelang bulan suci Ramadhan.
Dalam pelaksanaan ibadah puasa seperti ini, kegiatan masyarakat seperti biasa normal, dan melaksanakan shalat tarawih juga masih dilakukan dengan berpatokan pada standar kesehatan protokol kesehatan.
"Iya, kita disini biasa melaksanakan ibadah puasa seperti solat tarawih dengan menggunakan protokol kesehatan," ujarnya.
Bulan suci Ramadhan ini, kata dia, merupakan tahun terakhir bagi warga Desa Kawungsari berpuasa. Sebab, dalam 2-3 bulan ini, warga sudah harus meninggalkan desa tercintanya itu.
"Karena dalam perencaan bulan 6 itu sampai bulan 10 itu kita seharusnya sudah pindah. Tapi untuk sekarang, pindah itu belum bisa," ucapnya.
Belum lama ini, Kepala Desa Kawungsari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Kuningan Kusto kembali memediasi ulang atas pembayaran yang dilakukan pemerintah kepada warga terdampak pembangunan mega proyek Waduk Kuningan.
"Beberapa hari sebelum bulan Ramadhan ini, Alhamdulilah ada pencarian tahap ketiga sebanyak 96 bidang sudah cair. Namun ada juga masyarakat yang belum dapat uang sekitar 14 bidang lagi," ungkap Kusto ketika ditemui MNC Portal Indonesia di rumahnya, Rabu (14/4/2021).
Baca juga: Tangis Pecah di Tasikmalaya, Ibu Hamil 8 Bulan Tewas Tenggelam Saat Mencuci Pakaian
Karena adanya pencairan itu, Kusto pun mengaku kerap mendapatkan telepon maupun WhatsaPP dari nomor asing, yang menawarkan sejumlah barang.
"Iya pas waktu pencairan uang ganti untung yang dirasakan warga kami. Saya sering terima telepon nomor asing dan ada saja sales yang mengunjungi langsung ke rumah," kata dia.
Tak tanggung-tanggung, sales yang datang ke rumahnya itu langsung dari Kota Semarang, Jawa Tengah. "Mereka (sales dari Semarang) datang, tidak lain untuk izin dan ada saja yang menawarkan barang jualannya," ungkapnya.
Dirinya mengaku kerap kerepotan atas hal itu. Namun, sejauh ini Kusto mengaku bersyukur karena rezeki yang diberikan atas ganti rugi pembangunan proyek waduk Kuningan ini berdampak positif bagi warganya.
Baca juga: Survei Ini Mengejutkan, Partai Demokrat Ternyata Kurang Diminati Milenial
Meski ada pencairan ini, lanjut Kusto, kegiatan masyarakat biasa-biasa saja, sekalipun pencarian itu menjelang bulan suci Ramadhan.
Dalam pelaksanaan ibadah puasa seperti ini, kegiatan masyarakat seperti biasa normal, dan melaksanakan shalat tarawih juga masih dilakukan dengan berpatokan pada standar kesehatan protokol kesehatan.
"Iya, kita disini biasa melaksanakan ibadah puasa seperti solat tarawih dengan menggunakan protokol kesehatan," ujarnya.
Bulan suci Ramadhan ini, kata dia, merupakan tahun terakhir bagi warga Desa Kawungsari berpuasa. Sebab, dalam 2-3 bulan ini, warga sudah harus meninggalkan desa tercintanya itu.
"Karena dalam perencaan bulan 6 itu sampai bulan 10 itu kita seharusnya sudah pindah. Tapi untuk sekarang, pindah itu belum bisa," ucapnya.
(msd)