Mahasiswa Papua di Salatiga Buat Pernyataan Tolak Miras

Senin, 15 Maret 2021 - 10:10 WIB
loading...
Mahasiswa Papua di Salatiga...
Penandatanganan pernyataan sikap menolak miras. Foto/Ist
A A A
SALATIGA - Mahasiswa Papua se- Jawa Tengah menggelar deklarasi dan membuat pernyataan sikap menolak minuman keras (miras) di Salatiga, Minggu (14/3/2021) sore.

Ini dilakukan setelah tiga mahasiswa UKSW Salatiga meninggal dunia diduga akibat meminum minuman beralkohol.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Perwakilan Yayasan Binterbusi Semarang oleh Paulus Sudiyo; pihak UKSW diwakili kepala lembaga layanan Kemahasiswaan Giner, Tokoh Papua di Salatiga Melkior N. N Sitokdana S.Kom,. M.Eng mewakili wali anak anak Mahasiswa Papua di Salatiga.

Juga HIMPPAR (Himpunan Mahasiswa Pelajar Papua Barat) Salatiga yang diwakili Imanuel Mimin, Ketua IMAPAS (ikatan Mahasiswa Papua Semarang) dan Peserta Deklarasi dari paguyuban Perwakilan Mahasiswa Papua di Salalatiga dan Kapolres Salatiga AKBP Rahmad Hidayat.

Sebelum acara deklarasi digelar, mereka melakukan tradisi bakar batu. Tradisi ini merupakan salah satu tradisi penting di Papua yang berupa ritual adat memasak bersama-sama warga satu kampung yang bertujuan untuk bersyukur, bersilaturahim dan mengumpulkan sanak saudara serta kerabat.

Perwakilan Yayasan Binterbusi Semarang, Paulus Sudiyo mengatakan, dirinya mengajak semua mahasiswa Papua, untuk merefleksi agar menjadi pribadi yang lebih baik dengan perasaan dan merenungi diri sendiri.

“Kita harus saling peduli terhadap sesama, agar tetap saling peduli antar sesama mahasiswa Papua. Kita juga harus meningkatkan rasa syukur kita kepada tuhan, dengan peduli terhadap diri sendiri dan orang lain,” kata Paulus Sudiyo.

Perwakilan Badan Pengurus Harian, Immanuel Mimin mengungkapkan, bahwa kejadian ini adalah musibah bagi masyarakat Indonesia dan juga sejarah, bahwa kejadian tersebut pertama kali terjadi di Salatiga.

“Kami turut belasungkawa atas meninggalnya adik-adik kami mahasiswa Papua. Semoga kejadian ini tidak terulang di Kota Salatiga. Kami juga mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan yang diberikan semua pihak terhadap kelancaran proses pemakaman ketiga adik kami ini,” ucap Immanuel Mimin.

Sementara itu, tokoh Papua di Salatiga Melkior N. N Sitokdana mengatakan, minuman keras adalah salah satu alat memusnahkan manuasia Papua. Itu fakta yang terjadi saat ini di Papua.

“Jadilah agen perubahan untuk tanah Papua, setiap pribadi harus sadar dan berwibawa, intelktuak serta berkarakter, untuk membangun tanah papua. Budaya Papua laki laki harus mewariskan keturunan yang mematikan peradaban papua adalah orang papua sendiri,” ucap Melkior.

Melkior meminta kepada semua saudaranya jangan pernah memutus peradaban Papua. Kualitas anak anak harus lebih dari semua sebagai orang yang terdidik dan berintelek, mari bersama memajukan Papua, jangan sampai orang mabuk identik dengan orang Papua.

Baca juga: Gegara Listrik Padam dan Nggak Bisa Nonton Sinetron Ikatan Cinta, Warga Geruduk Rumah Pak Kades

“Kita tunjukan bahwa orang Papua itu hebat, namun salah satu penyebab orang papua adalah pengaruh minuman keras, untuk itu saya akan ambil komitmen seperti ini. Sekali lagi saya secara pribadi turut berduka cita atas meninggalnya adik adik kita mahasiswa Papua,” ungkapnya.

Sementara itu, Kapolres Salatiga, AKBP Rahmad Hidayat mengungkapkan, baru saja Kota Salatiga menjadi Kota tertoleran di Indonesia, dan ini semua berkat mahasiswa di Salatiga.

Baca juga: Diduga Gegara HP Lemot, Pemuda Ini Nekat Gantung Diri

“Kami dari kepolisian akan selalu menampung aspirasi adik-adik dan akan selalu bersinergi dalam menjaga kerukunan, keutuhan dalam berbangsa dan bernegara. Selain itu, kami juga akan selalu menjaga keamanan, kenyamanan dalam adik adik semua belajar di kota Salatiga,” tandasnya.
(boy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4214 seconds (0.1#10.140)