Kisah Angker Tanjakan Cae Sumedang, Sejak Dulu Warga Takut Melintas saat Magrib

Kamis, 11 Maret 2021 - 14:23 WIB
loading...
Kisah Angker Tanjakan Cae Sumedang, Sejak Dulu Warga Takut Melintas saat Magrib
Jalur Tanjakan Cae, Sumedang yang membentang sepanjang dua kilometer di Punggung Gunung Cakrabuana dikenal rawan kecelakaan. Foto/Ist
A A A
SUMEDANG - Tanjakan Cae Sumedang mendadak menjadi sorotan masyarakat menyusul peristiwa kecelakaan maut bus pariwisata Sri Padma Kencana yang terjun ke jurang hingga menyebabkan nyawa 27 penumpangnya melayang.


Dalam peristiwa kecelakaan tunggal yang terjadi Rabu (10/3/2021) menjelang magrib atau tepatnya pukul 18.20 WIB itu, bus nahas yang mengangkut rombongan study tour dan peziarah SMP IT Al Muawanah, Cisalak Subang itu terjun ke dalam jurang.


Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, Tanjakan Cae di Dusun Cilangkap, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, tempat dimana peristiwa kecelakaan maut itu terjadi merupakan bagian dari jalur alternatif Garut-Sumedang yang membentang di punggung Gunung Cakrabuana.

Sejak dulu, Tanjakan Cae yang membentang sepanjang dua kilometer dan membentang di tiga wilayah desa, yakni Desa Cikareo Selatan, Desa Sukajadi, dan Desa Cilengkrang ini memang dikenal rawan kecelakaan.



Jika dilintasi dari arah Garut, tepatnya kawasan Malangbong, maka Tanjakan Cae memiliki turunan tajam dengan kontur jalan yang berkelok-kelok. Tingkat Kerawanan semakin tinggi karena di sisi kiri Tanjakan Cae terhampar jurang yang curam dan tebing yang menjulang tinggi di sisi kanannya.

Terlepas dari kondisi teknisnya, warga setempat pun banyak yang meyakini bahwa Tanjakan Cae pun angker menyusul banyaknya peristiwa kecelakaan yang memakan korban sejak dulu kala.

Kisah Angker Tanjakan Cae Sumedang, Sejak Dulu Warga Takut Melintas saat Magrib


Bahkan, ada warga yang meyakini bahwa Tanjakan Cae jangan dilintasi saat waktu Magrib tiba mengingat kecelakaan kerap terjadi di waktu tersebut seperti kecelakaan maut yang menimpa bus Sri Padma Kencana itu.

Berdasarkan catatan, sejumlah kecelakaan terjadi di Tanjakan Cae sejak era tahun 1980-an di mana sebagian di antaranya memakan banyak korban jiwa seperti kecelakaan yang melibatkan grup kesenian calung, Ki Jebrag Group pada 1980.

Kisah Angker Tanjakan Cae Sumedang, Sejak Dulu Warga Takut Melintas saat Magrib


Kecelakaan terjadi akibat truk yang ditumpangi grup tersebut terjun ke jurang hingga membuat sejumlah kru dan pimpinan grup, Ki Jebrag tewas.

Masih terngiang di ingatan, pada Rabu 1 Februari 2012 silam, kecelakaan di Tanjakan Cae juga sempat menjadi sorotan publik. Kala itu, sebuah bus bernama Maju Jaya juga terperosok ke dalam jurang akibat rem blong saat melintas di Tanjakan Cae.

Peristiwa tersebut amat mirip dengan kejadian terperosoknya Bus Sri Padma Kencana. Selain waktu kejadian yang tak jauh berbeda, yakni menjelang waktu magrib atau sekitar pukul 15.00 WIB, peristiwa tersebut juga mengakibatkan banyak korban nyawa.

Kisah Angker Tanjakan Cae Sumedang, Sejak Dulu Warga Takut Melintas saat Magrib


Sebanyak 12 penumpang (sebelumnya diberitakan 9 orang) bus nahas itu tewas dan 26 penumpang lainnya luka-luka dalam peristiwa tersebut.

Belum lagi rentetan kejadian kecekaan lainnya yang menyebabkan korban tewas dan luka-luka, seperti peristiwa kecelakaan bus rombongan penganten pada Sabtu 23 Juni 2018 lalu yang terbalik dan mengakibatkan satu penumpangnya tewas serta kecelakaan lainnya yang melibatkan kendaraan pribadi hingga sepeda motor.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar, Hery Antasari mengakui bahwa Tanjakan Cae merupakan jalur rawan kecelakaan. Menurutnya, tingkat kerawanan Tanjakan Cae sama halnya seperti Tanjakan Panganten di Kabupaten Garut dan Tanjakan Emen di Kabupaten Subang yang juga kerap memakan korban jiwa.

Hery yang mengaku tengah berada di lokasi kejadian kecelakaan bus Sri Padma Kencana mengungkapkan, pihaknya bersama kepolisian, Ditjen Hubdat, KNKT, dan Jasa Raharja tengah melakukan rekontruksi untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan tersebut.

"Kita di sini masih olah TKP (tempat kejadian perkara)," ungkap Hery, Kamis (11/3/2021).

Hery pun memaparkan sejumlah indikasi terkait penyebab kecelakaan tersebut, salah satunya pemahaman sopir bus tentang kondisi Tanjakan Cae mengingat bus pariwisata nahas tersebut bukanlah bus reguler yang selalu melintasi Tanjakan Cae.

"Biasanya, jika pengemudi memiliki pemahaman soal rute, mereka bisa mengantisipasi (kecelakaan)," katanya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0900 seconds (0.1#10.140)