2 Kali Divaksinasi, Sekda Kota Bandung Positif COVID-19
loading...
A
A
A
BANDUNG - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna terkonfirmasi positif COVID-19 sejak Selasa, (9/3/2021).
Padahal, sebelumnya Ema telah dua mendapat suntikan vaksin Sinovac sejak pertengahan Januari 2021 lalu.
Informasi dari Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara, saat ini Ema sedang menjalani perawatan di RSKIA Bandung, Jalan Kopo Raya, Kota Bandung.
Namun, informasi yang diterima MPI, secara keseluruhan kondisinya baik-baik saja. "Baru tadi malam (masuk RS). Keadaan umumnya baik. Mohon doanya saja dari semua, semoga cepet pulih," kata dia, Rabu (10/3/2021).
Menurut Ahyani, sebelumnya Ema memang telah mendapatkan dua kali suntikan vaksin Covid-19. Tepatnya pada 14 dan 28 Januari 2021. Namun hal itu tidak menjamin seseorang tidak terpapar COVID-19.
"Fungsi vaksinasi kita tahu ada beberapa. Ada untuk individu, ada untuk yang lainnya. Buat individu meningkatkan daya tahan tubuh dan memiliki kekebalan terhadap virus Covid-19. Tidak ada satu vaksin yang menjamin 100 persen," terangnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang bisa terpapar virus Covid-19. Di antaranya, virulensi kuman, kondisi tubuh, dan faktor lingkungan.
"Misalnya virulensi kuman sendiri. Maksudnya jumlah virus yang masuk dan kekuatan virusnya. Itu kita tidak tahu," terang Ahyani.
Kedua, kondisi tubuh si orang tersebut tidak tahu seperti apa. Apakah memang kegiatan fisiknya sedang banyak atau seperti apa. Kemudian faktor lingkungan dan udara.
Lebih jauh Ahyani menegaskan, tujuan vaksinasi yaitu untuk meningkatkan kekebalan daya tahan tubuh seseorang. Termasuk sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penyebaran COVID-19.
"Jadi seseorang yang diberi vaksinasi akan memiliki daya tahan untuk menangkal kepada virus itu jauh lebih besar daripada yang tidak divaksin. Sehingga kalau kena, dia gejalanya ringan, tidak jatuh ke yang berat," ungkap Ahyani.
Untuk itu, menurutnya, meski telah menerima Vaksin COVID-19, bukan berarti seseorang akan kebal dari paparan COVID-19.
Baca juga: Guru di Jabar Mulai Divaksinasi COVID-19 Pekan Ketiga Maret 2021
Namun, karena telah divaksin, maka orang yang terpapar bisa lebih cepat pulih. Pasalnya, "tentara-tentara" di tubuhnya sudah bisa membuat perlawanan.
Selain itu, Ahyani juga mengingatkan, agar penerima vaksin tetap menerapkan protokol kesehatan. "Jadi 5M harus lebih disiplin meski sudah divaksinasi," tuturnya.
Baca juga: Dinkes Klaim Tracing COVID-19 di Kota Bandung Melebihi Standar WHO
Ahyani juga menegaskan, warga Kota Bandung yang memiliki kesempatan untuk divaksin, harus tetap melaksanakannya. Karena vaksin bisa meningkatkan daya tubuh terhadap virus.
Selain itu, vaksin juga menciptakan kekebalan kelompok. "Jadi jangan ragu untuk divaksin. Jika sudah terdaftar dan termasuk calon penerima, tetap laksanakan vaksinasi," pinta Ahyani.
Padahal, sebelumnya Ema telah dua mendapat suntikan vaksin Sinovac sejak pertengahan Januari 2021 lalu.
Informasi dari Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara, saat ini Ema sedang menjalani perawatan di RSKIA Bandung, Jalan Kopo Raya, Kota Bandung.
Namun, informasi yang diterima MPI, secara keseluruhan kondisinya baik-baik saja. "Baru tadi malam (masuk RS). Keadaan umumnya baik. Mohon doanya saja dari semua, semoga cepet pulih," kata dia, Rabu (10/3/2021).
Menurut Ahyani, sebelumnya Ema memang telah mendapatkan dua kali suntikan vaksin Covid-19. Tepatnya pada 14 dan 28 Januari 2021. Namun hal itu tidak menjamin seseorang tidak terpapar COVID-19.
"Fungsi vaksinasi kita tahu ada beberapa. Ada untuk individu, ada untuk yang lainnya. Buat individu meningkatkan daya tahan tubuh dan memiliki kekebalan terhadap virus Covid-19. Tidak ada satu vaksin yang menjamin 100 persen," terangnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang bisa terpapar virus Covid-19. Di antaranya, virulensi kuman, kondisi tubuh, dan faktor lingkungan.
"Misalnya virulensi kuman sendiri. Maksudnya jumlah virus yang masuk dan kekuatan virusnya. Itu kita tidak tahu," terang Ahyani.
Kedua, kondisi tubuh si orang tersebut tidak tahu seperti apa. Apakah memang kegiatan fisiknya sedang banyak atau seperti apa. Kemudian faktor lingkungan dan udara.
Lebih jauh Ahyani menegaskan, tujuan vaksinasi yaitu untuk meningkatkan kekebalan daya tahan tubuh seseorang. Termasuk sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penyebaran COVID-19.
"Jadi seseorang yang diberi vaksinasi akan memiliki daya tahan untuk menangkal kepada virus itu jauh lebih besar daripada yang tidak divaksin. Sehingga kalau kena, dia gejalanya ringan, tidak jatuh ke yang berat," ungkap Ahyani.
Untuk itu, menurutnya, meski telah menerima Vaksin COVID-19, bukan berarti seseorang akan kebal dari paparan COVID-19.
Baca juga: Guru di Jabar Mulai Divaksinasi COVID-19 Pekan Ketiga Maret 2021
Namun, karena telah divaksin, maka orang yang terpapar bisa lebih cepat pulih. Pasalnya, "tentara-tentara" di tubuhnya sudah bisa membuat perlawanan.
Selain itu, Ahyani juga mengingatkan, agar penerima vaksin tetap menerapkan protokol kesehatan. "Jadi 5M harus lebih disiplin meski sudah divaksinasi," tuturnya.
Baca juga: Dinkes Klaim Tracing COVID-19 di Kota Bandung Melebihi Standar WHO
Ahyani juga menegaskan, warga Kota Bandung yang memiliki kesempatan untuk divaksin, harus tetap melaksanakannya. Karena vaksin bisa meningkatkan daya tubuh terhadap virus.
Selain itu, vaksin juga menciptakan kekebalan kelompok. "Jadi jangan ragu untuk divaksin. Jika sudah terdaftar dan termasuk calon penerima, tetap laksanakan vaksinasi," pinta Ahyani.
(boy)