PSBB Malang Raya, Puluhan Pedagang Pasar Jalani Rapid Test
loading...
A
A
A
MALANG - Puluhan pedagang pasar tradisional di Kota Malang, menjalani rapid test COVID-19 , Senin (18/5/2020). Langkah ini sebagai upaya deteksi dini dan menekan penularan COVID-19 .
(Baca juga: Senin Pertama PSBB Malang Raya, Antrian Kendaraan Mengular )
Tes cepat ini dilakukan oleh petugas dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Malang, sebagai bagian dari pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) Malang Raya.
Petugas melaksanakan rapid test di dua pasar tradisional. Yakni di Pasar Bunulrejo, dan Pasar Besar Malang (PBM). "Di Pasar Bunulrejo ada 24 pedagang yang menjalani rapid test, sementara di PBM ada 15 pedagang. Hasilnya semua tidak reaktif," tutur Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Malang, Husnul Muarif.
Husnul menyebutkan, tes cepat ini sangat penting dilakukan di lingkungan pasar tradisional, karena pasar tradisional menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat. Meskipun sudah ada pembatasan, namun jumlah warga yang datang ke pasar juga tetap tinggi.
"Tes cepat juga penting sebagai deteksi dini dan pencegahan penularan COVID-19 . Apabila hasilnya reaktif, bisa langsung ditindaklanjuti dengan tes swab. Meskipun hasil tes cepatnya tidak reaktif, masyarakat tetap diminta waspada dengan menerapkan protokol kesehatan," terangnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Malang, Wahyu Setianto mengatakan, tes cepat untuk para pedagang ini akan dilakukan secara bertahap di pasar-pasar tradisional lainnya, mengingat pasar selalu menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat.
Di Kota Malang, terdapat 26 pasar tradisional. Jumlah pedagangnya mencapai sekitar enam ribu orang. Yang terbanyak ada di PBM, yang mencapai sekitar tiga ribu orang pedagang. Namun jumlah pedagang yang aktif di PBM hanya sekitar 1.500 orang.
"Selama masa PSBB , kami menerapkan sistem ganjil genap untuk menekan kepadatan orang di dalam pasar tradisional. Dan Alhamdulillah bisa berjalan cukup efektif di sejumlah pasar tradisional," ungkap Wahyu.
Wali Kota Malang, Sutiaji yang turut mengunjungi Pasar Bunulrejo, dan PBM mengaku, pasar tradisional tetap dibuka untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Namun, pelaksanaanya dengan pembatasan sesuai protokol kesehatan.
"Kami akan terus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan di pasar-pasar tradisional tersebut. Sehingga, pencegahan penularan COVID-19 dapat dijalankan dengan efektif," ungkapnya.
(Baca juga: Senin Pertama PSBB Malang Raya, Antrian Kendaraan Mengular )
Tes cepat ini dilakukan oleh petugas dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Malang, sebagai bagian dari pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) Malang Raya.
Petugas melaksanakan rapid test di dua pasar tradisional. Yakni di Pasar Bunulrejo, dan Pasar Besar Malang (PBM). "Di Pasar Bunulrejo ada 24 pedagang yang menjalani rapid test, sementara di PBM ada 15 pedagang. Hasilnya semua tidak reaktif," tutur Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Malang, Husnul Muarif.
Husnul menyebutkan, tes cepat ini sangat penting dilakukan di lingkungan pasar tradisional, karena pasar tradisional menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat. Meskipun sudah ada pembatasan, namun jumlah warga yang datang ke pasar juga tetap tinggi.
"Tes cepat juga penting sebagai deteksi dini dan pencegahan penularan COVID-19 . Apabila hasilnya reaktif, bisa langsung ditindaklanjuti dengan tes swab. Meskipun hasil tes cepatnya tidak reaktif, masyarakat tetap diminta waspada dengan menerapkan protokol kesehatan," terangnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Malang, Wahyu Setianto mengatakan, tes cepat untuk para pedagang ini akan dilakukan secara bertahap di pasar-pasar tradisional lainnya, mengingat pasar selalu menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat.
Di Kota Malang, terdapat 26 pasar tradisional. Jumlah pedagangnya mencapai sekitar enam ribu orang. Yang terbanyak ada di PBM, yang mencapai sekitar tiga ribu orang pedagang. Namun jumlah pedagang yang aktif di PBM hanya sekitar 1.500 orang.
"Selama masa PSBB , kami menerapkan sistem ganjil genap untuk menekan kepadatan orang di dalam pasar tradisional. Dan Alhamdulillah bisa berjalan cukup efektif di sejumlah pasar tradisional," ungkap Wahyu.
Wali Kota Malang, Sutiaji yang turut mengunjungi Pasar Bunulrejo, dan PBM mengaku, pasar tradisional tetap dibuka untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Namun, pelaksanaanya dengan pembatasan sesuai protokol kesehatan.
"Kami akan terus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan di pasar-pasar tradisional tersebut. Sehingga, pencegahan penularan COVID-19 dapat dijalankan dengan efektif," ungkapnya.
(eyt)