Buka Konferensi Internasional IKA Unpad, Jokowi: 2021 Momentum untuk Bangkit
loading...
A
A
A
BANDUNG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Konferensi Internasional Tackling The COVID-19 Pandemic: Health, Economics, Diplomacy, And Social Perspectives yang digelar Ikatan Keluarga Alumni Universitas Padjadjaran (Unpad), Senin (22/2/2021).
Dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual, Jokowi menegaskan bahwa tahun 2021 merupakan momentum bagi bangsa Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi COVID-19. "Tahun 2021 adalah momentum untuk bangkit, tahun untuk menjawab berbagai peluang, tahun untuk transformasi menjadi kekuatan baru," tegas Jokowi.
Jokowi menuturkan, pandemi COVID-19 menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia, termasuk bangsa-bangsa lain di dunia. Lebih dari 110 juta orang di seluruh dunia terdampak dan hampir 2,5 juta orang harus kehilangan nyawa akibat virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit COVID-19."Dari hari ke hari, kita dan dunia belajar untuk memahami virus ini dan membuat kebijakan-kebijakan terbaik untuk mengatasinya. Pada saat yang sama, kita juga harus berusaha untuk mengatasi dampak sosial ekonomi dari pandemi ini," katanya.
Menurutnya, dampak sosial ekonomi akibat pandemi sangat dirasakan semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Masing-masing negara di dunia pun diyakininya telah melakukan segala upaya untuk menanggulangi krisis tersebut. "Namun lebih dari itu, kita harus merancang secara akurat, secara lebih detail apa yang harus kita lakukan bersama-sama dengan bangsa lain di seluruh dunia," tegasnya lagi.
Terlebih, lanjut Jokowi, COVID-19 tidak mengenal batas antarnegara. Oleh karenanya, dia menilai, dunia tidak akan bisa sepenuhnya terbebas dari COVID-19 jika masih ada satu negara saja yang belum bebas dari COVID-19. "Oleh karena itu, yang paling penting agar kita dapat menangani pandemi ini adalah kerja sama, kerja sama, dan kerja sama," imbuhnya. Baca Juga: vaksin COVID-19kini mulai tersedia di Indonesia. Bahkan, Indonesia telah memulai program vaksinasi COVID-19. "Vaksin menimbulkan harapan baru bagi kita semuanya. Negara-negara di dunia berpacu untuk mengamankan vaksin bagi kebutuhan rakyatnya," katanya.
Dia juga menyebutkan bahwa Indonesia termasuk negara yang beruntung karena sudah memulai vaksinasi COVID-19. Hal tak lepas dari upaya Indonesia yang sudah bergerak mengamankan akses dan komitmen pasokan vaksin bagi bangsa Indonesia sejak awal pandemi. "Diplomasi vaksin kita sudah berjalan dari sejak awal pandemi. Hasilnya, Indonesia adalah termasuk negara di Asia Tenggara yang telah memulai vaksinasi sejak Januari 2021," sebut Jokowi.
Jokowi berharap, program vaksinasi COVID-19 bagi rakyat Indonesia dapat rampung akhir 2021 mendatang. Diakuinya, target tersebut menjadi tantangan yang berat. Meski begitu, pihaknya akan terus berupaya keras, agar target tersebut dapat tercapai. "Kita akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai target tersebut," ucapnya.
Jokowi mengingatkan, selain mengamankan akses vaksin COVID-19 bagi bangsa Indonesia, pemerintah pun terus mendorong kesetaraan akses vaksin COVID-19 bagi negara-negara lain di dunia. "Selain mengamankan kebutuhan vaksin untuk tingkat nasional, kita juga bergerak di tataran multilateral, berkontribusi melalui institusi-institusi internasional," kata Jokowi.
Jokowi kembali menegaskan bahwa ketersediaan vaksin COVID-19 bukan berarti pandemi COVID-19 di Indoensia selesai. Dia mengingatkan, agar seluruh rakyat Indonesia tetap mematuhi dan disiplin menerapkan protokol kesehatan secara ketat. "Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan terus melakukan testing, tracing, dan treatment," katanya.
Saat ini, pemerintah pun mengedepankan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dengan melibatkan komunitas sosial paling bawah, yakni RT dan RW. Bahkan, RT dan RW pun dilibatkan langsung dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat terdampak COVID-19. "Dengan pola penanganan berskala mikro ini, saya meyakini kurva laju penambahan kasus baru dapat ditekan dan masyarakat juga mendapatkan pelayanan bantuan yang diperlukan," tandasnya.
Sementara itu, Rektor Unpad, Prof Dr Rina Indiastuti yang hadir secara langsung dalam konferensi yang digelar di Hotel Pullman, Kota Bandung itu mengatakan bahwa kolaborasi dan kerja sama merupakan kunci dalam menangani pandemi COVID-19.
Merujuk pada pesan yang disampaikan Preaiden Jokowi, Rina menilai bahwa konferensi internasional yang digelar IKA Unpad ini merupakan salah satu upaya kolaborasi untuk melahirkan solusi bersama dalam menghadapi sekaligus mengatasi pandemi COVID-19. "Alumni Unpad ini kan banyak sekali. Lewat konferensi ini, mereka diharapkan bisa berkolaborasi untuk mengeksplorasi gagasan-gagasan tepat dalam mengatasi pandemi," ujarnya.
Rina juga mengatakan, konferensi internasional ini pun menjadi salah satu ikhtiar para alumni Unpad untuk kembali bangkit dari keterpurukan akibat pandemi COVID-19. "Kita harus sama-sama berikhtiar, tetap produktif. Masyarakat, termasuk para alumni Unpad bersama pemerintah harus me-reborn kegiatan ekonomi, memprospek kembali sosial budaya, agar dapat kembali bangkit," katanya.
Diketahui, IKA Unpad menggelar konferensi internasional yang dihadiri puluhan perwakilan negara di dunia untuk menghadirkan formulasi yang efektif dalam mengatasi pandemi COVID-19. Mengusung tema "Tackling The COVID-19 Pandemic: Health, Economics, Diplomacy, And Social Perspectives", konferensi tersebut digelar berkat kerja sama IKA Unpad, Unpad, Kamar Dagang dan Industri (Kadin), serta Islamic Chamber of Commerce, Industry, and Agriculture (ICCIA)
Konferensi yang digelar di Hotel Pullman, Kota Bandung hingga Kamis (25/2/2021) mendatang itu akan menghadirkan sejumlah pembicara dari dalam dan luar negeri. "Konferensi ini diikuti oleh anggota ICCIA yang merupakan Kadin dari negara-negara OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) yang beranggotakan 57 negara. Selain dihadiri 57 perwakilan ICCIA, konferensi ini pun dihadiri oleh perwakilan negara-negara di Asia Timur dan Asia Pasifik," ujar Ketua IKA Unpad, Irawati Hermawan.
Konferensi internasional ini, lanjut Irawati, merupakan salah satu upaya IKA Unpad untuk membantu menangani pandemi COVID-19 yang telah melanda dunia, termasuk Indonesia dari berbagai perspektif, mulai aspek kesehatan, ekonomi, hingga perspektif sosial.
"Kolaborasi semua pihak dibutuhkan untuk mengatasi pandemi. Oleh karena itu, IKA Unpad terus berupaya menyatukan persepsi semua pihak. Diharapkan, melalui diskusi yang intensif, kita bisa merekomendasikan rekomendasi dan solusi yang efektif dan dapat diimplementasikan di tataran nasional maupun internasional," jelas perempuan yang akrab disapa Teh Ira itu.
Selain dibuka dan ditutup oleh Preaiden dan Wakil Presiden RI, konferensi juga menghadirkan sejumlah pembicara secara virtual, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto; Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi; Menteri Kesehatan RI, Budi Gunawan Sadikin; dan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Selain itu, sejumlah pembicara dari luar negeri di antaranya, Menteri Kesehatan Kerjaan Arab Saudi, Taufiq Al Rabiah, Chairman of ICCIA, HE Abdullah Saleh Kamel. Tak lupa, konferensi juga menghadirkan Rektor Unpad, Prof Dr Rina Indiastuti dan Ketua Kadin, Rosan Roeslani.
Dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual, Jokowi menegaskan bahwa tahun 2021 merupakan momentum bagi bangsa Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi COVID-19. "Tahun 2021 adalah momentum untuk bangkit, tahun untuk menjawab berbagai peluang, tahun untuk transformasi menjadi kekuatan baru," tegas Jokowi.
Jokowi menuturkan, pandemi COVID-19 menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia, termasuk bangsa-bangsa lain di dunia. Lebih dari 110 juta orang di seluruh dunia terdampak dan hampir 2,5 juta orang harus kehilangan nyawa akibat virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit COVID-19."Dari hari ke hari, kita dan dunia belajar untuk memahami virus ini dan membuat kebijakan-kebijakan terbaik untuk mengatasinya. Pada saat yang sama, kita juga harus berusaha untuk mengatasi dampak sosial ekonomi dari pandemi ini," katanya.
Menurutnya, dampak sosial ekonomi akibat pandemi sangat dirasakan semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Masing-masing negara di dunia pun diyakininya telah melakukan segala upaya untuk menanggulangi krisis tersebut. "Namun lebih dari itu, kita harus merancang secara akurat, secara lebih detail apa yang harus kita lakukan bersama-sama dengan bangsa lain di seluruh dunia," tegasnya lagi.
Terlebih, lanjut Jokowi, COVID-19 tidak mengenal batas antarnegara. Oleh karenanya, dia menilai, dunia tidak akan bisa sepenuhnya terbebas dari COVID-19 jika masih ada satu negara saja yang belum bebas dari COVID-19. "Oleh karena itu, yang paling penting agar kita dapat menangani pandemi ini adalah kerja sama, kerja sama, dan kerja sama," imbuhnya. Baca Juga: vaksin COVID-19kini mulai tersedia di Indonesia. Bahkan, Indonesia telah memulai program vaksinasi COVID-19. "Vaksin menimbulkan harapan baru bagi kita semuanya. Negara-negara di dunia berpacu untuk mengamankan vaksin bagi kebutuhan rakyatnya," katanya.
Dia juga menyebutkan bahwa Indonesia termasuk negara yang beruntung karena sudah memulai vaksinasi COVID-19. Hal tak lepas dari upaya Indonesia yang sudah bergerak mengamankan akses dan komitmen pasokan vaksin bagi bangsa Indonesia sejak awal pandemi. "Diplomasi vaksin kita sudah berjalan dari sejak awal pandemi. Hasilnya, Indonesia adalah termasuk negara di Asia Tenggara yang telah memulai vaksinasi sejak Januari 2021," sebut Jokowi.
Jokowi berharap, program vaksinasi COVID-19 bagi rakyat Indonesia dapat rampung akhir 2021 mendatang. Diakuinya, target tersebut menjadi tantangan yang berat. Meski begitu, pihaknya akan terus berupaya keras, agar target tersebut dapat tercapai. "Kita akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai target tersebut," ucapnya.
Jokowi mengingatkan, selain mengamankan akses vaksin COVID-19 bagi bangsa Indonesia, pemerintah pun terus mendorong kesetaraan akses vaksin COVID-19 bagi negara-negara lain di dunia. "Selain mengamankan kebutuhan vaksin untuk tingkat nasional, kita juga bergerak di tataran multilateral, berkontribusi melalui institusi-institusi internasional," kata Jokowi.
Jokowi kembali menegaskan bahwa ketersediaan vaksin COVID-19 bukan berarti pandemi COVID-19 di Indoensia selesai. Dia mengingatkan, agar seluruh rakyat Indonesia tetap mematuhi dan disiplin menerapkan protokol kesehatan secara ketat. "Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan terus melakukan testing, tracing, dan treatment," katanya.
Saat ini, pemerintah pun mengedepankan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dengan melibatkan komunitas sosial paling bawah, yakni RT dan RW. Bahkan, RT dan RW pun dilibatkan langsung dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat terdampak COVID-19. "Dengan pola penanganan berskala mikro ini, saya meyakini kurva laju penambahan kasus baru dapat ditekan dan masyarakat juga mendapatkan pelayanan bantuan yang diperlukan," tandasnya.
Sementara itu, Rektor Unpad, Prof Dr Rina Indiastuti yang hadir secara langsung dalam konferensi yang digelar di Hotel Pullman, Kota Bandung itu mengatakan bahwa kolaborasi dan kerja sama merupakan kunci dalam menangani pandemi COVID-19.
Merujuk pada pesan yang disampaikan Preaiden Jokowi, Rina menilai bahwa konferensi internasional yang digelar IKA Unpad ini merupakan salah satu upaya kolaborasi untuk melahirkan solusi bersama dalam menghadapi sekaligus mengatasi pandemi COVID-19. "Alumni Unpad ini kan banyak sekali. Lewat konferensi ini, mereka diharapkan bisa berkolaborasi untuk mengeksplorasi gagasan-gagasan tepat dalam mengatasi pandemi," ujarnya.
Rina juga mengatakan, konferensi internasional ini pun menjadi salah satu ikhtiar para alumni Unpad untuk kembali bangkit dari keterpurukan akibat pandemi COVID-19. "Kita harus sama-sama berikhtiar, tetap produktif. Masyarakat, termasuk para alumni Unpad bersama pemerintah harus me-reborn kegiatan ekonomi, memprospek kembali sosial budaya, agar dapat kembali bangkit," katanya.
Diketahui, IKA Unpad menggelar konferensi internasional yang dihadiri puluhan perwakilan negara di dunia untuk menghadirkan formulasi yang efektif dalam mengatasi pandemi COVID-19. Mengusung tema "Tackling The COVID-19 Pandemic: Health, Economics, Diplomacy, And Social Perspectives", konferensi tersebut digelar berkat kerja sama IKA Unpad, Unpad, Kamar Dagang dan Industri (Kadin), serta Islamic Chamber of Commerce, Industry, and Agriculture (ICCIA)
Konferensi yang digelar di Hotel Pullman, Kota Bandung hingga Kamis (25/2/2021) mendatang itu akan menghadirkan sejumlah pembicara dari dalam dan luar negeri. "Konferensi ini diikuti oleh anggota ICCIA yang merupakan Kadin dari negara-negara OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) yang beranggotakan 57 negara. Selain dihadiri 57 perwakilan ICCIA, konferensi ini pun dihadiri oleh perwakilan negara-negara di Asia Timur dan Asia Pasifik," ujar Ketua IKA Unpad, Irawati Hermawan.
Konferensi internasional ini, lanjut Irawati, merupakan salah satu upaya IKA Unpad untuk membantu menangani pandemi COVID-19 yang telah melanda dunia, termasuk Indonesia dari berbagai perspektif, mulai aspek kesehatan, ekonomi, hingga perspektif sosial.
"Kolaborasi semua pihak dibutuhkan untuk mengatasi pandemi. Oleh karena itu, IKA Unpad terus berupaya menyatukan persepsi semua pihak. Diharapkan, melalui diskusi yang intensif, kita bisa merekomendasikan rekomendasi dan solusi yang efektif dan dapat diimplementasikan di tataran nasional maupun internasional," jelas perempuan yang akrab disapa Teh Ira itu.
Selain dibuka dan ditutup oleh Preaiden dan Wakil Presiden RI, konferensi juga menghadirkan sejumlah pembicara secara virtual, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto; Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi; Menteri Kesehatan RI, Budi Gunawan Sadikin; dan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Selain itu, sejumlah pembicara dari luar negeri di antaranya, Menteri Kesehatan Kerjaan Arab Saudi, Taufiq Al Rabiah, Chairman of ICCIA, HE Abdullah Saleh Kamel. Tak lupa, konferensi juga menghadirkan Rektor Unpad, Prof Dr Rina Indiastuti dan Ketua Kadin, Rosan Roeslani.
(don)