Gubernur Gandeng Perseroda dan Bank Sulselbar Sejahterakan Petani
loading...
A
A
A
BONE - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) , HM Nurdin Abdullah menggandeng PT Citra Indonesia ( Perseroda ) Sulsel dan Bank Sulselbar , untuk menyejahterakan masyarakat Sulsel.
Kerja sama tersebut masing-masing mengambil bagian, Pemprov Sulsel sebagai fasilitator, Perseroda sebagai penyangga hasil pertanian, Bank Sulselbar sebagai penyedia modal dan pemerintah kabupaten kota menyediakan lahannya.
"Kita berada di Kabupaten Bone tepatnya di Desa Unra Baru. Saya kira sampai hari ini masalah klasik para petani kita ketika mereka mau menanam pasti bibit menjadi soal, ketika mereka mau memupuk pupuk menjadi soal, ketika panen raya harga yang menjadi soal," ungkap Nurdin Abdullah , di lokasi panen raya jagung hibrida NASA 29 di Desa Unra Baru, Kabupaten Bone, Minggu (14/2/2021).
"Kami hari ini hadir untuk menjadikan Kabupaten Bone ini mandiri benih. Dan hari ini kita panen perdana di area 100 hektare, dan mengejutkan kita karena produksinya juga luar biasa, 4 ton benih menghasilkan sampai 13 ton. Dan ini sudah dilaunching oleh Bapak Presiden, NASA 29, tinggal sekarang bagaimana kita perluas di daerah-daerah menjadi mandiri benih," lanjutnya.
Ke depan, kerja sama Pemprov Sulsel , Perseroda, Bank Sulselbar dan pemerintah kabupaten kota terus berinovasi untuk meningkatkan jumlah produksi dengan umur pendek.
"Tidak lagi setiap tahun benih menjadi soal, apalagi ada inovasi itu ditingkatkan produksinya. Ke depan kita berharap, kita bisa menghasilkan bibit umur pendek dengan produksi lebih besar lagi. Itu harapan kita," kata Guru Besar Kehutanan itu.
Adanya Perseroda dan Bank Sulselbar tentunya akan menjadi jaminan baik dari harga jagung maupun penyaluran hasil produksi petani. Apalagi Pemprov Sulsel saat ini sudah menjaring kerja sama dengan Asosiasi Pengumpul Padi (Perpadi) Sulsel.
"Kami punya Perseroda , kami punya perbankan, Bank Sulselbar yang mensupport terus, Pak Bupati menyiapkan lahan, menyiapkan petani. Saya kira ini adalah sebuah kolaborasi yang bagus. Tinggal sekarang, saya minta Perseroda bersama dengan Bank Sulselbar menjadi penyangga jagung. Karena sudah menjadi rahasia umum bahwa masih ada kartel, ini yang harus kita putus," jelasnya.
Langkah tersebut berdasarkan kebutuhan petani. Petani selama ini masih berputar di lingkaran yang sama. Bahkan lanjut Nurdin, ketidakpastian harga, pupuk dan benih merupakan sesuatu yang sangat menyedihkan, dan pemerintah harus hadir menyediakan apa yang menjadi kebutuhan petani.
"Bayangkan, petani udah setengah mati siang malam menggarap lahannya, menanam dan sebagainya. Giliran panen tidak mendapatkan hasil maksimal, ini kan sesuatu yang menyedihkan. Oleh karena itu, kalau sistem kartel ini tidak berhenti, maka Pemerintah Sulsel melalui Perseroda dan Bank Sulselbar , akan hadir untuk menjadi penyangga jagung," jelasnya.
Olehnya itu, salah satu langkah pasti bagi petani menuju kesejahteraan, pemerintah harus berpihak dan menyediakan apa yang menjadi kebutuhannya.
"Pertanyaan sekarang, apa kita mau berpihak ke petani? Jangan sampai saya ingin mengatakan bahwa kenapa impor jalan terus, karena kesejahteraan belum ke petani. Kalau ini menjanjikan, kita nggak perlu impor, termasuk juga kedelai," tutupnya.
Gubernur juga menyumbang satu unit traktor, satu unit pompa air, dan satu unit sprayer untuk masyarakat Desa Unra Baru.
Sekedar diketahui, hadir mendampingi Dirut Perseroda Sulsel, Ketua TGUPP Sulsel, Kadis Kominfo Sulsel, Kepala Biro Umum Setda Sulsel, Kepala Kesbangpol Sulsel, dan Plt Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Sulsel.
Kerja sama tersebut masing-masing mengambil bagian, Pemprov Sulsel sebagai fasilitator, Perseroda sebagai penyangga hasil pertanian, Bank Sulselbar sebagai penyedia modal dan pemerintah kabupaten kota menyediakan lahannya.
"Kita berada di Kabupaten Bone tepatnya di Desa Unra Baru. Saya kira sampai hari ini masalah klasik para petani kita ketika mereka mau menanam pasti bibit menjadi soal, ketika mereka mau memupuk pupuk menjadi soal, ketika panen raya harga yang menjadi soal," ungkap Nurdin Abdullah , di lokasi panen raya jagung hibrida NASA 29 di Desa Unra Baru, Kabupaten Bone, Minggu (14/2/2021).
"Kami hari ini hadir untuk menjadikan Kabupaten Bone ini mandiri benih. Dan hari ini kita panen perdana di area 100 hektare, dan mengejutkan kita karena produksinya juga luar biasa, 4 ton benih menghasilkan sampai 13 ton. Dan ini sudah dilaunching oleh Bapak Presiden, NASA 29, tinggal sekarang bagaimana kita perluas di daerah-daerah menjadi mandiri benih," lanjutnya.
Ke depan, kerja sama Pemprov Sulsel , Perseroda, Bank Sulselbar dan pemerintah kabupaten kota terus berinovasi untuk meningkatkan jumlah produksi dengan umur pendek.
"Tidak lagi setiap tahun benih menjadi soal, apalagi ada inovasi itu ditingkatkan produksinya. Ke depan kita berharap, kita bisa menghasilkan bibit umur pendek dengan produksi lebih besar lagi. Itu harapan kita," kata Guru Besar Kehutanan itu.
Adanya Perseroda dan Bank Sulselbar tentunya akan menjadi jaminan baik dari harga jagung maupun penyaluran hasil produksi petani. Apalagi Pemprov Sulsel saat ini sudah menjaring kerja sama dengan Asosiasi Pengumpul Padi (Perpadi) Sulsel.
"Kami punya Perseroda , kami punya perbankan, Bank Sulselbar yang mensupport terus, Pak Bupati menyiapkan lahan, menyiapkan petani. Saya kira ini adalah sebuah kolaborasi yang bagus. Tinggal sekarang, saya minta Perseroda bersama dengan Bank Sulselbar menjadi penyangga jagung. Karena sudah menjadi rahasia umum bahwa masih ada kartel, ini yang harus kita putus," jelasnya.
Langkah tersebut berdasarkan kebutuhan petani. Petani selama ini masih berputar di lingkaran yang sama. Bahkan lanjut Nurdin, ketidakpastian harga, pupuk dan benih merupakan sesuatu yang sangat menyedihkan, dan pemerintah harus hadir menyediakan apa yang menjadi kebutuhan petani.
"Bayangkan, petani udah setengah mati siang malam menggarap lahannya, menanam dan sebagainya. Giliran panen tidak mendapatkan hasil maksimal, ini kan sesuatu yang menyedihkan. Oleh karena itu, kalau sistem kartel ini tidak berhenti, maka Pemerintah Sulsel melalui Perseroda dan Bank Sulselbar , akan hadir untuk menjadi penyangga jagung," jelasnya.
Olehnya itu, salah satu langkah pasti bagi petani menuju kesejahteraan, pemerintah harus berpihak dan menyediakan apa yang menjadi kebutuhannya.
"Pertanyaan sekarang, apa kita mau berpihak ke petani? Jangan sampai saya ingin mengatakan bahwa kenapa impor jalan terus, karena kesejahteraan belum ke petani. Kalau ini menjanjikan, kita nggak perlu impor, termasuk juga kedelai," tutupnya.
Gubernur juga menyumbang satu unit traktor, satu unit pompa air, dan satu unit sprayer untuk masyarakat Desa Unra Baru.
Sekedar diketahui, hadir mendampingi Dirut Perseroda Sulsel, Ketua TGUPP Sulsel, Kadis Kominfo Sulsel, Kepala Biro Umum Setda Sulsel, Kepala Kesbangpol Sulsel, dan Plt Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Sulsel.
(luq)