Diserbu Anak Muda Jabar, Program Petani Milenial Berikan Seabrek Fasilitas Bantuan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Program Petani Milenial Juara yang digaungkan Pemprov Jawa Barat disambut antusias anak-anak muda Jabar yang bertekad terjun langsung menjadi petani di tengah pandemi COVID-19 .
Antusiasme yang tinggi tersebut tak lepas dari banyaknya fasilitas bantuan yang bakal diberikan. Hal itu tentunya menjadi daya tarik hingga membuat ribuan anak muda Jabar ramai-ramai mendaftarkan diri demi mendapatkan fasilitas bantuan itu.
Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Benny Bachtiar memaparkan, seabrek bantuan akan diberikan Pemprov Jabar dalam program Petani Milenial Juara. Pertama, peminjaman lahan garapan seluas 2.000 meter persegi selama kurun waktu dua tahun.
Tidak hanya lahan garapan, para calon petani milenial yang lolos seleksi juga akan mendapatkan bantuan permodalan lewat skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) pun akan diberikan. Bahkan, saat sudah terjun langsung menjadi petani, mereka pun diberikan pendampingan dari para penyuluh pertanian di lapangan.
Tidak hanya itu, yang lebih menarik, Pemprov Jabar akan mencarikan offtaker atau pembeli. Dengan begitu, petani muda dapat berkolaborasi dengan offtaker mengenai komoditas apa yang mesti dihasilkan.
"Sudah dijamin pasarnya karena sudah ada perjanjian kerja sama antara pelaku usaha sehingga komoditas akan disesuaikan dengan permintaan," kata Benny, Jumat (12/2/2021).
Benny menambahkan, fasilitas bantuan lainnya, yakni pemanfaatan teknologi 4.0 dalam program Petani Milenial Juara. Dia menyebut bahwa implementasi teknologi menjadi dasar pembinaan petani milenial. Dengan pemanfaatan teknologi, produktivitas petani milenial diharapkan dapat meningkat.
"Kami akan memanfaatkan teknologi digital science base agriculture, seperti drips irigation, e-fishery, dan fish finder. Selain itu, ada TALESA atau online digital desa," paparnya.
Lebih lanjut Benny memaparkan, melalui program yang digagas Gubernur Jabar, Ridwan Kamil itu, Pemprov Jabar berupaya mengubah sektor pertanian. Pasalnya, sektor pertanian saat ini belum menjadi magnet pekerjaan bagi generasi milenial di Jabar.
"Hal tersebut berdampak pada rendahnya produktivitas pangan di Jabar. Hampir 75 persen petani di Jabar sudah berusia 45 tahun," ungkap Benny.
Antusiasme yang tinggi tersebut tak lepas dari banyaknya fasilitas bantuan yang bakal diberikan. Hal itu tentunya menjadi daya tarik hingga membuat ribuan anak muda Jabar ramai-ramai mendaftarkan diri demi mendapatkan fasilitas bantuan itu.
Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Benny Bachtiar memaparkan, seabrek bantuan akan diberikan Pemprov Jabar dalam program Petani Milenial Juara. Pertama, peminjaman lahan garapan seluas 2.000 meter persegi selama kurun waktu dua tahun.
Tidak hanya lahan garapan, para calon petani milenial yang lolos seleksi juga akan mendapatkan bantuan permodalan lewat skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) pun akan diberikan. Bahkan, saat sudah terjun langsung menjadi petani, mereka pun diberikan pendampingan dari para penyuluh pertanian di lapangan.
Tidak hanya itu, yang lebih menarik, Pemprov Jabar akan mencarikan offtaker atau pembeli. Dengan begitu, petani muda dapat berkolaborasi dengan offtaker mengenai komoditas apa yang mesti dihasilkan.
"Sudah dijamin pasarnya karena sudah ada perjanjian kerja sama antara pelaku usaha sehingga komoditas akan disesuaikan dengan permintaan," kata Benny, Jumat (12/2/2021).
Benny menambahkan, fasilitas bantuan lainnya, yakni pemanfaatan teknologi 4.0 dalam program Petani Milenial Juara. Dia menyebut bahwa implementasi teknologi menjadi dasar pembinaan petani milenial. Dengan pemanfaatan teknologi, produktivitas petani milenial diharapkan dapat meningkat.
"Kami akan memanfaatkan teknologi digital science base agriculture, seperti drips irigation, e-fishery, dan fish finder. Selain itu, ada TALESA atau online digital desa," paparnya.
Lebih lanjut Benny memaparkan, melalui program yang digagas Gubernur Jabar, Ridwan Kamil itu, Pemprov Jabar berupaya mengubah sektor pertanian. Pasalnya, sektor pertanian saat ini belum menjadi magnet pekerjaan bagi generasi milenial di Jabar.
"Hal tersebut berdampak pada rendahnya produktivitas pangan di Jabar. Hampir 75 persen petani di Jabar sudah berusia 45 tahun," ungkap Benny.