Bulog Jamin Stok Beras di Jawa Tengah Aman hingga Lebaran

Jum'at, 05 Februari 2021 - 14:31 WIB
loading...
Bulog Jamin Stok Beras...
Perum Bulog wilayah Jateng menjamin stok beras saat ini bisa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran 2021. Foto/MPI/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Sejumlah daerah akan memasuki masa panen raya pada bulan Maret-April 2021. Hal itu akan sangat menguntungkan ketersediaan stok beras di wilayah Jawa Tengah .

Perum Bulog wilayah Jawa Tengah menjamin stok beras saat ini bisa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran 2021 mendatang.

Menurut Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jateng, Miftahul Ulum, seluruh stok beras yang ada saat ini tersimpan di 30 kompleks pergudangan di wilayahnya. Adapun ketersediaannya saat ini telah mencapai kurang lebih 50.000 ton beras.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, karena ketersediaan maupun pasokan beras di pasaran tetap aman. Bahkan, stok yang ada saat ini jumlahnya masih mencukupi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran mendatang," kata Miftahul, Jumat (5/2/2021).

Menurut dia, panen raya yang diprediksi sebelum awal puasa akan mampu menambah stok pengadaan beras. Perum Bulog Kanwil Jateng saat ini juga terus menyalurkan beras ke pasaran melalui masing-masing cabang.

Ia mengatakan, stok beras yang tersedia di 30 kompleks pergudangan juga dialokasikan untuk memenuhi permintaan dari kabupaten/kota terkait cadangan beras pemerintah kebencanaan.

Setiap kabupaten/kota mendapat jatah 100 ton beras, dan untuk provinsi sebanyak 200 ton beras yang digunakan di saat terjadi bencana alam.

"Bulog diminta untuk menyiapkan beras untuk cadangan bagi pemerintah daerah jika terjadi sesuatu hal kebencanaan. Tapi jika tidak ada kebencanaan, maka daerah tidak boleh mengajukannya. Seperti pada situasi erupsi Merapi di wilayah Klaten atau Boyolali, jika pemerintah masih mampu menanggulangi, maka biasanya tidak akan mengajukan," ujarnya.

Terkait pengadaan beras, pada tahun ini Perum Bulog Kanwil Jateng menargetkan sebanyak 204.000 ton. Target tersebut akan dipenuhi empat cabang di wilayah Jateng, kecuali eks Karesidenan Kedu dan Banyumas.

Baca juga: Sungai Mungkung dan Garuda Meluap, Pemukiman dan Sawah di Sragen Terendam Banjir

"Kendala kami soal harga pembelian di tingkat petani, karena harga di pasaran lebih tinggi jika dibandingkan ketentuan HPP, sehingga Bulog tidak berani melakukan pembelian dan menunggu harga di tingkat petani sesuai HPP," ujar dia.

Miftahul mengatakan, untuk pengadaan masih mengacu ketentuan pemerintah, dengan Permendag Nomor 24, dimana harga beli Bulog ditetapkan Rp8.300 perkilogram.

Baca juga: Terima SK dari Wali Kota Salatiga, PPPK Miliki Banyak Keuntungan Dibanding PNS

Adapun untuk memenuhi target pengadaan beras sepanjang tahun ini telah disusun sejumlah strategis, salah satunya dengan optimalisasi seluruh cabang di Eks Karesidenan Semarang, Pekalongan, Solo dan Pati, untuk pendekatan kepada mitra-mitra petani dan calon mitra.

"Fokus kami nantinya pada on farm, supaya hasil dari panen petani bisa dibeli. Dengan begitu, petani sebagai mitra kami juga mendapatkan harga yang sesuai," ujarnya.
(boy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2087 seconds (0.1#10.140)