Tangis Pecah Saat Empat Jenazah Sekeluarga Korban Pembunuhan Rembang Dimakamkan

Jum'at, 05 Februari 2021 - 06:20 WIB
loading...
Tangis Pecah Saat Empat Jenazah Sekeluarga Korban Pembunuhan Rembang Dimakamkan
Empat jenazah sekeluarga yang menjadi korban pembunuhan di Rembang disalatkan, kemudian dimakamkan.
A A A
REMBANG - Empat jenazah korban pembunuhan sekeluarga di Desa Turusgede, Rembang, Jawa Tengah telah dimakamkan, Kamis (4/2/2021) malam sekitar pukul 21.30 WIB. Sebelumnya, keempat jenazah telah diotopsi di RSUD dr. R Soetrisno, Rembang. Pihak keluarga sangat terpukul dan histeris.

Diketahui, empat korban yang tewas mengenaskan adalah pasangan suami isteri Anom Subekti (65) dan Tri Purwati (50), kemudian anaknya Al Fitri Saiditina (12) dan cucunya Galih Lintang Laras Kinanti (11).

Suasana duka mendalam dan tangis pecah saat iring-iringan mobil jenazah tiba di rumah duka. Bahkan ayah dari Galih Lintang, Danang berteriak histeris, karena masih belum percaya putri kesayangannya tersebut turut menjadi korban pembunuhan, saat bermain ke rumah kakeknya. Kebetulan sang nenek, Tri Purwati akan merayakan ulang tahun di hari Kamis ini.

Baca juga: Misteri Tewasnya Satu Keluarga di Rembang, Polisi Menduga Dibunuh karena Dendam

Empat enazah kemudian disholatkan terlebih dahulu. Sehari-hari, korban pembunuhan, Anom Subekti membuka usaha sewa dan jual beli perangkat gamelam. Ia awalnya menempati rumah joglo di pinggir jalan raya Desa Kedungrejo - Turusgede. Setelah rumah itu ditempati anaknya, Danang, Anom membangun rumah joglo baru sebagai padepokan seni, tak jauh dari rumah lama, namun agak menjorok ke dalam gang.

Semasa hidupnya, Anom dikenal gigih memajukan seni budaya. Purwono, rekan korban sesama seniman mengatakan Anom Subekti dikala muda merupakan pemain kethoprak dan dalang wayang kulit handal.

Baca juga: Tiga Tahun Berjalan, Kompol Aditya Korban Pengeroyokan Perguruan Silat Hanya Bisa Terbaring

Ketika aktif menjadi pegawai negeri, yang bersangkutan lama di Dinas Penerangan, Humas Pemkab Rembang dan pernah menangani pengelolaan Radio CB FM. Setelah pensiun, banyak menggeluti bisnis gamelan.

“Beliau adalah pelaku dan pejuang seni budaya di Kabupaten Rembang, kami merasa kehilangan seorang seniman yang luar biasa, “ ungkapnya.

Purwono menambahkan Almarhum Anom Subekti juga berperan sebagai pencipta gending (lagu) Rembang Bangkit, bersama dalang Alm. Ki Hadi Sumarto. Gending tersebut sampai sekarang masih melegenda di tengah masyarakat Kabupaten Rembang.

“Rembang Bangkit betul-betul menjadi lagu daerah. Beliau juga menciptakan lagu Endahe Kutho Rembang, “ imbuh Purwono.

Usai jenazah disholatkan, selanjutnya dimakamkan ke pemakaman umum Desa Kunir, Kecamatan Sulang, berjarak sekira 5 kilo meter dari rumah duka. Desa Kunir merupakan tempat kelahiran Anom Subekti.

Kasmani, Kepala Desa Kunir membenarkan meski kampung aslinya Kunir, namun almarhum sudah lama menetap di luar desa. “Keluarga menghendaki dimakamkan di sini. Kerabatnya asli Kunir, semua dimakamkan di sini. Jujur saja saya kaget sekali, pak Subekti orang baik, kok ada kabar dibunuh, “ ujarnya.

Jenazah dimakamkan saling berdekatan, namun beda liang lahat. Jenazah pasangan suami isteri, Anom dan Tri menjadi 1 liang, sedangkan 1 liang lainnya jenazah Al Fitri dan Galih Lintang.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1595 seconds (0.1#10.140)