Peningkatan Investasi, Dukungan Pemerintah Dibutuhkan untuk Investor di KEK Sei Mangkei

Kamis, 04 Februari 2021 - 20:23 WIB
loading...
Peningkatan Investasi, Dukungan Pemerintah Dibutuhkan untuk  Investor di KEK Sei Mangkei
Peningkatan Investasi, Dukungan Pemerintah Dibutuhkan untuk Investor di KEK Sei Mangkei. Foto/Sartana
A A A
MEDAN - Pemerintah pusat perlu memperhatikan secara serius serta membantu mendorong minat investor agar membangun usahanya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun , Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Pasalnya, sejak KEK seluas 2.002,7 ha yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 27 Januari 2015, baru 5 perusahaan yang masuk memanfaatan lahan di kawasan ekonomi khusus tersebut. Artinya, dari luas 100 persen kawasan KIK baru 12,6 persen yang terisi oleh investor.

Padahal, KEK ini memiliki potensi luar biasa dapat meningkatkan perekonomian di Sumut dan khususnya di Kabupaten Simalungun. Apalagi, KEK Sei Mangkei ini juga didukung Pelabuhan Kuala Tanjung yang juga dikembangkan menjadi Kawasan Industri Kuala Tanjung (KIKT) oleh Pelindo I.

Tidak hanya sebagai Hub Indonesia Bagian Barat, tetapi kawasan ini diharapkan akan menciptakan Hinterland baru dengan mengoptimalkan pengembangan lahan dan pertumbuhan industri di sekitar Kuala Tanjung.

Asisten Manager Pemasaran PT Kawasan Industri Nusantara (KINRA) Muhammad Fadillah didampingi Windi Octhiadi mengatakan, sebagai perusahaan pengelola KEK Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun, target awal bagi mereka tetap membenahi website marketing untuk mencari investor agar perusahaan-perusahaan masuk ke daerah itu.

"Karena website itu modal utama untuk mencari investor. Memang meyakinkan investor itu tidak semudah membalikkan tangan," Fadillah, Rabu (4/2/2012).

Menurut Fadillah, kendala lingkungan seperti regulasi, persediaan bahan investasi apakah terpenuhi kebutuhannya di KEK Sei Mengkei menjadi pertimbangan penting bagi investor.

Saat ini sudah 5 perusahaan masuk memanfaatkan lahan di KEK Sei Mangkei yakni, PT Unilever, PT Aice, PT Lembaga PT Lestari, PT Cosmos dan PT API.

PT KINDRA, sambung Fadillah saat ini memiliki strategi pemasaran dengan cara menggodok dan menata ulang serta memperbaharui pemasaran.

"Strategi sedang menggodok berusaha menata ulang dan perbaharui pemasaran dengan fokus digital marketing. Kami bermitra dengan perusahan lain," ungkapnya.

Dia mengakui, masa pandemi tahun 2020 lalu, pemanfaatan lahan dari investor masih minim di KEK Sei Mangkei. Namun, pihaknya optimistis dapat memenuhi target pemasaran. Sebab, pihaknya memiliki beberapa nama investor potensial untuk berinvestasi di KEK Sei Mangkei.

"Nama-nama perusahaannya sudah kami kantongi, hanya menunggu waktu yang tepat saja. Jadi kemungkinan untuk target tahun ini, Insya Allah bisa 45 sampai 50 persen di triwulan awal. Maksudnya 45 sampai 50 persen dari target," papar Fadillah.

Baca juga: Sempat Ditahan di Malaysia 17 Hari, Lima Nelayan Langkat Tiba di Belawan

Disisi lain, tambah Fadillah, kendala investor harus dikaji dua sisi. Pertama koneksitas transportasi. Umumnya investor, menginginkan hubungan akses jalan tol dan kereta api menjadi pertimbangan. Sebab pertimbangan dekat dengan pasar dan dekat bahan baku menjadi penting bagi investor.

Baca juga: Jalan Rusak Ditutupi Bebatuan Besar Ancam Keselamatan Pengguna Jalan

Selain itu, investor juga berharap mendapat dukungan keringanan harga gas untuk mendukung operasional perusahaan yang memanfaatkan lahan di KEK Sei Mangkei.

"Kajian kelayakan investasi kedua, ya harga gas. Cuma sekarang sudah mencapai angka USD 12 walaupun saat ini masih digodok. Kalau untuk harga, sangat mahal USD 12," tuturnya.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2781 seconds (0.1#10.140)