Penampakan Desa Mati di Majalengka, Banyak Bangunan Runtuh dan Tak Terurus

Rabu, 03 Februari 2021 - 20:38 WIB
loading...
A A A
Setelah melalui proses yang tidak mudah, akhirnya Eding dan ribuan warga lainnya bisa pindah sesuai dengan yang diharapkan, Jotang. "Ini awalnya perkebunan yang dipenuhi pohon-pohon keras. Jadi, kami benar-benar buka dusun baru dari nol," ungkap dia.

"Di sini, kami beli tanah sendiri. Namun, untuk kebutuhan membuat rumah ada bantuan dari Pemerintah Provinsi. Besaran bantuannya, sesuai dengan kebutuhan membuat rumah ukuran 5x6 meter. Semua rumah di sini, awalnya memiliki luas yang sama, 5x6 meter itu," lanjut Eding.

Setelah berjalan 8 tahun, sejumlah fasilitas umum (fasum) kini sudah tersedia. Satu masjid Jami (untuk Jumatan) dan masjid-masjid lainnya, kini telah berdiri di Dusun Jotang.

"Saat awal, luas tanah yang dibeli itu dibatasi yakni 10 bata. Dari 10 bata itu 1,5 bata diserahkan untuk fasum, misalnya jalan. Sekarang kami juga sudah punya masjid. Jadi fasum di sini, hasil gotong royong warga. Alhamdulillah, kami di sini kompak," jelas dia.

Sejak 2014 sampai 2021 ini, Eding memastikan tidak ada warga 'luar' yang tinggal di dusun itu. Kalaupun ada warga baru, itu karena mereka nikah dengan warga dusun tersebut. "Jadi murni warga Jotang, atau saudara dari warga di sini. Nggak ada pendatang yang benar-benar pendatang tanpa punya ikatan kekeluargaan," jelas Eding.
(shf)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3601 seconds (0.1#10.140)