Bukan di Inggris, Bilik Telepon Merah Ini Ada di Majalengka untuk Buang Hajat

Sabtu, 30 Januari 2021 - 02:34 WIB
loading...
Bukan di Inggris, Bilik...
Bilik Merah Toilet GGM. Foto/SINDOnews/Inin Nastain
A A A
MAJALENGKA - Dikalangan masyarakat Inggris, sangat dikenal boks telepon merah . Benda tersebut merupakan bilik telepon umum yang dirancang oleh Sir Giles Gilbert Scot pada tahun 1924 silam.



Jumlah boks telepon merah di Inggris, kini mulai jarang dan beralih fungsi. Nah, di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, tepatnya di GGM, ada juga pemandangan serupa. Di GGM ini, terdapat empat bilik warna merah dengan posisi saling berdempetan.

Namun, fungsi bilik merah di GGM berbeda dengan yang ada di Inggris sana. Jika di Inggris, berfungsi sebagai bilik telepon umum, sementara fungsi bilik merah di GGM ini jauh dari tujuan itu.



Ya. Bilik merah di GGM ini berfungsi memenuhi kebutuhan warga untuk buang hajat, baik untuk buang air kecil maupun buang air besar. Di dalam bilik itu, terdapat kran, dan satu buah kakus.

Di bagian dalam, bilik memiliki warna dasar putih. Untuk ukuran sendiri, sekitar 1x1 meter, dengan tinggi sekitar 5 meter, dilengkapi beberapa lubang fentilasi.

Keberadaan empat bilik merah di GGM itu, sebagai bagian dari proses pembenahan GGM. Di tempat yang berlokasi di Jalan KH. Abdul Halim tersebut, Pemkab Majalengka, melakukan pembenahan, agar lebih nyaman bagi warga untuk bersantai.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Majalengka, Agus Tamim mengatakan, toilet tersebut sengaja didesain demikian, untuk mengubah kesan kumuh dan jorok terhadap toilet . "Ingin tempat pembuangan (toilet) itu menarik. Jangan sampai ada kesan yang namanya pembuangan itu jijik," kata Agus.

"Sehingga dari Tim Pemda melalui dinas kami, berusaha untuk membuat toilet sedemikian menariknya. Bagaimana agar tempat pembuangan itu jadi menarik," lanjut dia.

Agus berharap, upaya untuk menghadirkan tempat pembuangan jauh dari kesan kumuh dan bau itu, bisa berjalan langgeng. Untuk mewujudkan harapan itu, tentunya diperlukan peran serta dari semua kalangan, tidak terkecuali warga yang nantinya berkunjung.

"(Yang menjaga) tidak hanya kita sebagai pengelola, tapi masyarakat juga. Ini yang harus dipahami semua, bahwa ini barang publik, milik kita semua. Jangan sampai ada kesan, 'ah ini mah milik pemerimtah daerah. Tanggung jawab pemerintah daerah'. Jangan ada kesan itu," jelas dia.

"Tapi ini (tanggung jawab) semua pemeliharaan dan mencintainya. Kalau memelihara kan, dengan uang. Tapi mencintai itu, ada timbul di dalam hati itu . Kita sama-sama pelihara," lanjut Agus.

Namun, bagi Anda yang ingin melihat langsung penampakan bilik merah itu, masih perlu bersabar. Sebab, saat ini belum dibuka untuk umum. Agus memperkirakan, GGM akan dibuka pada Februari mendatang.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2197 seconds (0.1#10.24)