Ekspor Bunga Sulut Semakin Menggeliat ke 5 Negara

Jum'at, 22 Januari 2021 - 10:53 WIB
loading...
Ekspor Bunga Sulut Semakin Menggeliat ke 5 Negara
Ekspor Bunga Sulut Semakin Menggeliat ke 5 Negara. Foto/Subhan
A A A
MANADO - Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Manado mencatat di tahun 2020, Sulawesi Utara (Sulut) memiliki komoditas ekspor baru yaitu ekspor tanaman hias.

Dimulai sejak bulan September 2020 ekspor tanaman hias yang didominasi jenis Alocasia dan Anthurium asal Sulut telah menembus 5 Negara.

“Selama empat bulan terakhir tercatat total ada 540 batang tanaman hias yang di ekspor ke Amerika Serikat, Hongkong, Thailand, Vietnam dan Singapura dengan total nilai ekonomi mencapai Rp.185,2 juta,” ujar Donni Muksydayan, Kepala Karantina Manado, Jumat (21/1/2021).

Di tengah sulitnya kondisi ekonomi masa pandemi COVID-19 , Donni menambahkan, ekspor bunga dan tanaman hias ini menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat Sulut untuk mendulang rupiah.

“Melalui pemeriksaan karantina in-line inspection, kami membantu para petani Sulut dalam memberikan jaminan tanaman hias yang diekspor dalam kondisi sehat dan telah memenuhi persyaratan negara tujuan ekspor,” ungkapnya.

Memasuki tahun 2021 belum genap satu bulan, Karantina Pertanian Manado telah memfasilitasi delapan kali sertifikasi ekspor tanaman hias tujuan Amerika Serikat dan Thailand.

“Totalnya 157 batang tanaman hias dengan jenis bunga alocasia, pilodenron, florida ghost mint, dan melano dengan total nilainya mencapai Rp60 juta," tambah Donni.

Sejalan dengan arah program Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, ke depan Donni berharap potensi ekspor tanaman hias Sulut dapat dikembangkan mengingat selama ini dikenal sebagai sentra bunga.

Menurut Donni, pihaknya bersama instansi terkait telah melakukan penjajakan tahap awal agar bunnga Krisan Tomohon dapat diekspor ke Jepang.

“Tahun ini Karantina Pertanian Manado bersama Pemerintah Daerah Tomohon menargetkan bunga Krisan Tomohon juga dapat masuk pasar Jepang. Sudah ada permintaan 10.000 stek bunga krisan dari Jepang,” paparnya.

Secara produksi, menurut Donni, umumnya petani krisan Tomohon dapat menghasilkan 200 ribu pohon perbulannya sehingga tidak akan ada masalah untuk memenuhi permintaan jumlah volume.

Baca juga: Gempa Dahsyat 7,1 Skala Richter Bikin Panik Warga Pulau Morotai Maluku Utara

Sekarang kami masih menunggu persyaratan khusus apa yang dipersyaratkan oleh Jepang agar Krisan Tomohon dapat masuk ke pasar Jepang. Karantina Pertanian Manado akan senantiasa mengawal dan mendampingi para petani tanaman hias Tomohon agar cita-cita ini dapat segera terealisasi, jelas Donni.

Baca juga: Sulut Diguncang Gempa Dahsyat 7,1 SR, Dua Kecamatan Laporkan Adanya Kerusakan

Donni juga menambahkan bahwa tanaman hias asal Sulut yang mulai go internasional dan digemari pasar dalam negeri. Hal tersebut terlihat dari frekuensi lalu lintas pengiriman domestik tanaman hias di Bandara Samratulangi Manado yang cukup banyak.

Berdasarkan sistem data perkarantinaan IQFAST, tahun 2020 Karantina Pertanian Manado telah menerbitkan 4.194 sertifikat domestik tanaman hias. Bunga yang masuk dan keluar Manado ini didominasi oleh aglonema, mawar, anggrek, alocasia, crisan dan aneka bibit tanaman hias.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1682 seconds (0.1#10.140)