Bangkitkan Pariwisata, WDC Grebek Banyuwangi dengan Konsep Run Table Top

Rabu, 20 Januari 2021 - 13:23 WIB
loading...
Bangkitkan Pariwisata, WDC Grebek Banyuwangi dengan Konsep Run Table Top
Para pelaku usaha Travel Agent yang tergabung dalam Wong Dolan Community (WDC) mengadakan Famtrip Grebek Banyuwangi. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Tak ingin terus terpuruk karena Pandemi COVID-19, para pelaku usaha Travel Agent yang tergabung dalam Wong Dolan Community (WDC) mengadakan Famtrip Grebek Banyuwangi. Kegiatan yang diadakan 12-14 Januari 2021 itu diikuti 175 peserta, terdiri dari 115 perwakilan Travel Agent (TA), 50 vendor dan 10 panitia. Berangkat dari Surabaya, rombongan mengunjungi beberapa objek wisata diantaranya De Djawatan, Air Terjun Jagir, Taman Nasional Baluran, dan Pantai Bohay.

Ketua Panitia Famtrip Grebek Banyuwangi, Mochammad Syafi’i, mengatakan para pelaku industri pariwisata sudah rindu dan berhutang banyak terhadap keberangkatan wisata yang tertunda. Meski demikian, mereka juga sadar bahwa kondisi sekarang ini mau tidak mau harus mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

"Wisata itu bisa menaikkan immun lho. Dan itu sangat penting untuk kondisi sekarang. Oleh karena itu, kami terpacu untuk membuat langkah inovatif bagaimana caranya masyarakat bisa tetap wisata tanpa melanggar aturan kesehatan. Kami sebagai pelaku usaha juga bisa kembali memutar roda ekonomi," katanya.

Salah satu cara inovatif yang dilakukan yaitu mempertemukan para pemilik TA dari Jawa Timur, Madura, Kalimantan, Lombok, Jawa Tengah, Jakarta, Bandung dan Bali dengan para vendor yang berasal dari Bali, Jogja, Malang dan Surabaya dalam Famtrip ke Banyuwangi. Selama perjalanan menggunakan armada Bus diisi dengan kegiatan Run Table Top.

“Kalau dulu sebelum pandemi, Table Top yang mempertemukan vendor dan TA diadakan di Ballroom Hotel atau Restoran dengan waktu yang terbatas, tapi sekarang vendor secara bergiliran ikut dalam bus yang berisi perwakilan TA. Bayangkan, selama 3 hari para perwakilan TA bisa tanya banyak hal ke vendor. Tujuannya apa, biar mereka bisa diskusi sekaligus menanyakan program dan promo yang ditawarkan para vendor,” tambah Syafi’i. Baca juga: Sri Mulyani dan Sandiaga Uno Gelar Pertemuan Tertutup, Bahas Apa Ya?

Diakuinya, bahwa sekarang ini bukan kondisi yang mudah bagi pelaku TA untuk bisa bertahan hidup. Itu sebabnya perlu komunikasi dan lobi-lobi dengan vendor selaku penyedia jasa yang menunjang sektor pariwisata agar masyarakat bisa kembali wisata dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan. Destinasi pertama yang didatangi adalah Banyuwangi. Kenapa memilih Banyuwangi? Menurutnya, objek wisata di Banyuwangi itu sangat banyak dan cantik, tidak kalah dengan Bali. Selain itu kalau ke Banyuwangi tidak perlu rapid antigen.

"Itu untuk kondisi saat ini ya. Kita tidak tahu bagaimana kondisi ke depan. Kami juga didukung oleh Pemda setempat, Asosiasi Travel Agent Banyuwangi dan Kelompok Sadar Wisata di Banyuwangi. Mereka menyambut baik kegiatan ini, bahkan ada yang memberi fasilitas secara gratis dan diskon besar-besaran. Semua ini dilakukan agar pariwisata bisa kembali bangkit tanpa mengabaikan protokol kesehatan,” ungkap pemilik Surya Sakti Tour ini.

Hal senada juga diungkapkan Hery, pemilik Titik Nol Tour Jogja yang hadir sebagai peserta. Pria yang sudah merintis bisnis travel agent sejak tahun 1989 ini menyambut baik langkah inovatif WDC dalam kegiatan Famtrip. Menurutnya, sekarang ini pelaku wisata harus agresif dan inovatif untuk menarik wisatawan.

“Meski terpuruk, tapi harus ada yang bergerak untuk pariwisata. Kami juga butuh kehidupan. Apalagi pendapatan daerah itu sebagian besar dari sektor pariwisata, jadi sekarang saatnya kita masuk dalam Peradaban Pariwisata yang baru. Kami siap kok, dan kami sangat mendukung program pemerintah untuk menghidupkan pariwisata dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan,” tegas Hery.

Herda, pemilik RM Bu Titin Probolinggo yang merupakan perwakilan vendor mengaku sangat terbantu dengan kegiatan Famtrip tersebut. Selama perjalanan dia bisa menyampaikan banyak informasi pada peserta agar bisa mengajak wisatawan mampir ke rumah makannya. Baca Juga: Dampak Virus Corona bagi Industri Pariwisata

"Lumayan, selama 2 bulan terakhir ini sudah ada 50% masyarakat yang datang ke restoran kami. Padahal waktu awal pandemi kemarin, kami sempat tutup 2 bulan karena sepi dan tidak bisa bayar operasional. Sekarang sudah lumayan, perlahan tapi pasti. Makanya kami sangat mendukung kegiatan seperti ini. Sama-sama kita bangkit dari keterpurukan tanpa mengabaikan protokol kesehatan,” imbuhnya.

Wong Dolan Community atau WDC sendiri merupakan gabungan dari pelaku bisnis Pariwisata yang ingin membangkitkan kembali pariwisata di Indonesia. Selain M. Syafi’I, ada juga Lely Tjandrawati dari Pai Susu Mak Kentir, Agoes Rijanto dari Happy Tour, Wenarto Lomantojo dari Kya-kya Tour, Nursiyah dari NCA Tour, Bambang harimisjianto alias otong dr Ozay Adventure, Ira Maria dari I’Tours Surabaya, dan Prasetyo dari Langkah Prima Tour.

Setelah Banyuwangi, WDC akan mengadakan kegiatan serupa ke Nusa Penida pada pertengahan tahun 2021. Para pengurus WDC ini berharap agar pemerintah membuka kembali sektor pariwisata. Apalagi dengan diberikannya vaksin, diharapkan sektor pariwisata kembali bangkit. Karena banyak masyarakat yang menggantungkan nafkahnya dari sektor pariwisata, selain itu masyarakat juga membutuhkan wisata untuk menghibur diri dan meningkatkan imun tubuhnya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1578 seconds (0.1#10.140)