Unpad Temukan Mesin Ekstraksi RNA untuk Percepat Tes PCR

Minggu, 17 Januari 2021 - 10:25 WIB
loading...
Unpad Temukan Mesin Ekstraksi RNA untuk Percepat Tes PCR
Tim peneliti Unpad menunjukan temuan mesin ekstraksi RNA otomatis, untuk mempercepat proses test PCR COVID-19. Foto/Ist
A A A
BANDUNG - Tim peneliti dari Universitas Padjadjaran (Unpad) menemukan mesin ekstraksi RNA otomatis, untuk mempercepat proses RNA pada test PCR COVID-19 . Selain bekerja secara otomatisasi, mesin ini juga lebih murah.

Alat tersebut dinamakan Auto Magnetic Extractor atau AutoMagER. Para peneliti mengklaim, alat ini sebagai mesin ekstraksi RNA pertama yang diproduksi di Indonesia.



Alata ini dikembangkan oleh tim peneliti dari Fakultas Kedokteran serta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unpad, yaki Dr Savira Ekawardhani, Dr Shabarni Gaffar, Dr Lia Faridah, dan Dr Hesti Lina.


Savira menjelaskan, awalnya AutoMagER dikembangkan untuk ekstrasi RNA virus malaria dan demam dengue. "Namun, seiring datangnya pandemi yang menyebabkan banyak orang terinfeksi, tim kemudian intens mengembangkannya untuk membantu proses pemeriksaan PCR dari sampel COVID-19," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (17/1/2021).

Hal ini bukan tanpa alasan. Meningkatnya jumlah kasus terkonfirmasi, pemeriksaan berbasis swab PCR masif dilakukan. Akibatnya terjadi peningkatan pemeriksaan sampel di laboratorium. Sayangnya, belum semua laboratorium memiliki mesin robotik untuk melakukan ekstraksi RNA sampel. Penambahan unit mesin baru dinilai sulit karena harus impor serta harganya pun sangat mahal.

Untuk itu, AutoMagER diciptakan untuk menjadi solusi penyediaan mesin otomatis ekstraksi RNA dalam negeri. Tidak hanya mesinnya, tim juga memproduksi mandiri plate ekstraksinya. Sehingga mesin ini tidak perlu bergantung pada plate dari luar negeri.

Secara teknis, AutoMagER berfungsi untuk mengekstraksi sel sampel untuk diambil RNA-nya. RNA ini yang dibutuhkan untuk proses pemeriksaan PCR. Sampel yang sudah dimasukkan ke viral transport medium (VTM) kemudian dimurnikan oleh“AutoMagER sehingga RNA-nya benar-benar terpisah dari selnya.

Tim peneliti Unpad juga telah menciptakan VTM mandiri yang mampu menginaktivasi virus. Sehingga RNA-nya dapat terlihat saat masih di medium, “AutoMagER” mampu mendapatkan RNA yang benar-benar murni karena banyak dilakukan proses pemecahan sel.

Savira menjelaskan, “AutoMagER” ini juga sudah didukung dengan produksi reagen mandiri. Kit reagen yang dinamai “ExPAD” ini merupakan kit ekstraksi RNA dengan basis magnetik beads yang dikembangkan peneliti dari Finder U-CoE Unpad.

Produk ini mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri terkait mesin robotik ekstraksi RNA beserta plate dan reagennya. Saat ini, AutoMagER masih menunggu izin edar dari Kementerian Kesehatan.

Distem kerja AutoMagER mengadaptasi mesin ekstraksi “Kingfisher”, atau mesin ekstraksi yang dinilai paling baik di antara mesin ekstraksi lain yang ada di pasaran. Kapasitas ekstraksinya pun menyamai dengan mesin Kingfisher, yaitu 96 sampel setiap kali operasi.

Proses ekstraksi 96 sampel tersebut juga hanya memakan waktu sekira 1-2 jam. Angka ini jauh lebih banyak dibanding mesin ekstraksi dari Korea Selatan yang hanya memiliki kapasitas ekstraksi sekira 18-30 sampel.

“Kenapa kita mengambil standar Kingfisher, karena sebelumnya kita sudah pakai dan mesinnya bagus. Karena itu, kita memilih standar yang paling bagus,” ujarnya.

Hampir seluruh material dan proses produksi dilakukan di dalam negeri. Bahkan, pihaknya berencana untuk mengembangkan AutoMagER sesuai dengan kebutuhan pengguna. Artinya, perangkat bisa dimodifikasi programnya sehingga kinerjanya mampu menyesuaikan dengan apa yang dibutuhkan pengguna.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2853 seconds (0.1#10.140)