Temukan Penyebab Longsor di Sumedang, Unpad Sebut Tanah di Lokasi Ternyata Bekas Urugan

Rabu, 13 Januari 2021 - 15:15 WIB
loading...
Temukan Penyebab Longsor di Sumedang, Unpad Sebut Tanah di Lokasi Ternyata Bekas  Urugan
Tim Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) menemukan adanya penyebab longsoran di Cimanggung, Sumedang yang menyebabkan 17 orang meninggal dunia. Foto Dok SAR
A A A
SUMEDANG - Tim Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) menemukan adanya penyebab longsoran di Cimanggung, Sumedang. Longsor Sumedang tersebut telah menyebabkan 17 orang meninggal dunia, 23 belum diketahui nasibnya, dan sisanya luka luka.

Dosen Fakultas Teknik Geologi Unpad Dicky Muslim menuturkan, berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan Pusat Riset Kebencanaan Unpad, Ikatan Ahli Geologi Indonesia, serta sejumlah alumni FTG Unpad ditemukan bahwa wilayah yang terjadi Longsor Sumedang tersebut memiliki kontur lahan yang curam.

“Tadinya wilayah ini bekas tambang batu dan tanah urugan, lalu kemudian diratakan dan dijadikan perumahan,” ungkap Dicky dalam keterangan resminya.



Secara geologi, struktur tanah dan batuan di wilayah Perumahan SBG Desa Cihanjuang termasuk ke dalam bagian batuan vulkanik Qyu.

Dalam Peta Geologi yang diterbitkan Badan Geologi Kementerian ESDM, batuan vulkanik Qyu merupakan produk batuan vulkanik muda yang belum bisa dipisahkan, sehingga masih bercampur antara lapisan keras dengan yang halus.

Karena termasuk batuan vulkanik muda, lapisan tanah dan batuan ini cukup rentan. Kerentanan ini sudah terlihat sebelumnya di beberapa titik.

Dicky menjelaskan, batas bagian tenggara perumahan tersebut berhadapan dengan tebing yang dibatasi dengan saluran air. Diduga, ketika hujan besar tiba saluran air ini terjadi peresapan atau infiltrasi, sehingga membentuk bidang gelincir yang memungkinkan terjadinya longsor.

Sejumlah rumah yang berbatasan dengan tebing tersebut juga terlihat ada yang retak. Hal ini sudah mengindikasikan bahwa wilayah itu berpotensi terjadi pergeseran tanah yang akan memicu terjadinya longsor.

Hal ini diperparah dengan adanya proyek permukiman baru yang dibangun di atas tebing bagian utara dan tenggara perumahan SBG. Adanya aktivitas lalu lintas alat berat di tebing tersebut turut menjadikan potensi longsor semakin besar.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1751 seconds (0.1#10.140)