Pembakaran Ponpes Al-Furqon Lamongan, Ketua MUI Jatim: Saya Klarifikasi Dulu

Senin, 11 Januari 2021 - 12:13 WIB
loading...
Pembakaran Ponpes Al-Furqon Lamongan, Ketua MUI Jatim: Saya Klarifikasi Dulu
Ketua MUI Jawa Timur KH Hasan Mutawakkil Alallah.Foto/Dok.sebelum COVID
A A A
LAMONGAN - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Jawa Timur (Jatim) KH Hasan Mutawakkil Alallah mengaku hingga saat ini belum dapat informasi terkait kasus pembakaran Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Furqon Muhammadiyah Cabang Laren Kabupaten Lamongan pada Jumat (8/1/2021). Seminggu sebelumnya, juga terjadi peristiwa yang sama.

"Kok belum dengar ya. Kenapa kok dibakar. Coba saya akan klarifikasi dulu kesana. Jangan dulu (menanggapi kasus pembakaran). Saya mau tahu dulu duduk persoalannya," kata KH Hasan Mutawakkil Alallah, Senin (11/1/2021).

(Baca juga: PW Muhammadiyah Desak Polisi Tangkap Pelaku Pembakaran Ponpes Al-Furqon Lamongan )

Diketahui, dalam aksi pembakaran pada Jumat (1/1/2021), yang menjadi sasaran adalah asrama santri laki-laki. Kejadian yang kedua, pada Jumat (8/1/2021) yang dibakar adalah asrama santri putri. Sasarannya sama, yakni rak sepatu, sepatu serta puluhan timba untuk mencuci pakaian para santri. Peristiwa tersebut terjadi di saat para santri sedang melaksanakan salat Jum'at.

Kejadian ini sudah dilaporkan ke Polsek Laren dan Polres Lamongan. Sejauh ini belum diketahui siapa pelaku pembakaran tersebut. Apakah satu orang atau lebih berikut motifnya. Polisi agak kesulitan mengungkap kasus ini lantaran tidak ada saksi dan tidak ada petunjuk seperti kamera pengintai.

(Baca juga: Hari Pertama PPKM di Surabaya, Masih Banyak Pelanggaran )

Sebelumnya, Wakil Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Timur (Jatim), Biyanto mendesak aparat kepolisian segera menangkap pelaku pembakaran. Dia juga meminta aparat kepolisian untuk membuka garis polisi atau police line di sekitar lokasi pembakaran. Sebab, pihaknya berencana melakukan perbaikan. Dengan begitu, proses pembelajaran bisa kembali dilakukan. "Pondok pesantren tidak bisa melakukan pembelajaran daring karena keterbatasan fasilitas," terangnya.

Saat ini, dari 67 santri, kata dia, sebagian besar berada di rumah orang tuanya. Banyak santri yang masih trauma akibat asrama mereka dibakar. Bagi yang trauma, akan mendapatkan pendampingan trauma healing dari Universitas Muhammadiyah (UM) Sidoarjo. "Para santri masih trauma kembali ke pondok. Mereka khawatir ketika di pondok dan sedang istirahat, asrama mereka kembali dibakar," pungkas Biyanto
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7050 seconds (0.1#10.140)