Pandemi, Tim Inovasi Unpad Kampanyekan Pengawet Ikan Tanpa Formalin

Sabtu, 09 Januari 2021 - 10:42 WIB
loading...
Pandemi, Tim Inovasi...
Penggunaan pengawet ikan tanpa formalin terus dikampanyekan agar kesehatan tetap terjaga di tengah pandemi COVID-19. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Tim Inovasi Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung terus mengampanyekan pengawet ikan tanpa formalin sebagai salah satu solusi untuk menjaga kesehatan dan mendongkrak ekonomi, khususnya saat pandemi COVID-19.

Ketua Tim Inovasi Unpad, Prof Keri Lestari mengatakan, pihaknya terus mendorong pemerintah, akademisi, dan dunia usaha untuk menyediakan pengawet ikan yang aman dan alami serta terhindar dari formalin, khususnya bagi para nelayan dan pedagang hasil laut.

"Kalau yang namanya formalin itu kan zat kimia yang harusnya tidak digunakan, tapi kenyataanya di lapangan ada. Padahal, formalin atau boraks bisa memicu penyakit kanker. Seharusnya, ikan dan hasil laut menjadi makanan yang sehat dan bergizi," terang Keri dalam diskusi bertajuk 'Solusi Meningkatkan Ekonomi Nelayan di Tengah Pandemi Melalui Produk Inovatif' di kawasan Jalan RE Martadinata, Kota Bandung, Jumat (8/1/2020) petang.

Menurut Keri, penggunaan formalin maupun boraks sangat berbahaya. Pasalnya, bahan pengawet tersebut memiliki kandungan karsinogenik yang dapat mengaktifkan sel-sel kanker.

"Jadi ada senyawa karsinogenik. Dalam penggunaan yang tiba-tiba banyak atau sedikit-sedikit, tapi dalam jangka panjang akan mengaktifkan sel kanker," katanya.

Selama ini pun, lanjut Keri, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah merekomendasikan pengawet yang relatif aman dan diizinkan sebagai pengawet ikan. Namun, pengawet ikan berbahan aman kebanyakan sulit didapat oleh nelayan atau pedagang.

Oleh karenanya, Keri mengapresiasi produk pengawet ikan berbahan alami, yakni Pengawet Ikan Organik (PIO) yang dikembangkan oleh Zhafira Samudra Nusantara dan PT Sinergi Organik Globalindo yang diluncurkan dalam kegiatan diskusi tersebut.

"Makanya, kami berharap ini (PIO) juga ada pendampingan Kementerian Kelautan dan Perikanan, bagaimana produk pengawet alami inovasi yang bagus untuk kesehatan ini dapat mudah dijangkau," katanya.

Menurut Keri, PIO aman digunakan sebagai pengawet ikan karena tidak menggunakan zat kimia, apalagi zat berbahaya. Menurutnya, pengawet ikan alami itu terbuat dari selada air, kesemek, bayam, dan garam yang difermentasikan.

"Kerja sama (yang dibangun) harus ada akademisi, pemerintah, dan unsur bisnis, sehingga bisa mendekatkan produk ini ke supply chain. Ini diharapkan jadi kerja sama baik dan warga dapat manfaat," tandas Keri.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.1628 seconds (0.1#10.140)