Pandemi Covid-19, Keraton Solo Tiadakan Tradisi Malam Selikuran
loading...
A
A
A
SOLO - Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo pada tahun ini tidak menggelar tradisi Malam Selikuran di bulan Ramadan akibat pandemi wabah Corona Virus (COVID-19). Tradisi menyambut malam Lailatul Qadar tersebut biasanya digelar pada hari ke-20 Ramadan.
"Menyambut Lailatul Qadar dalam tradisi Keraton Surakarta, biasanya melakukan upacara adat Wilujengan Tumpeng Sewu disertai dengan arak-arakan ting dan prajurit dari keraton menuju Masjid Gede (Agung)," kata Ketua LDA Keraton Kasunanan Surakarta , GKR Koes Moertiyah Wandansari, Kamis (14/5/2020).
Namun pada tahun ini, tradisi itu ditiadakan karena pandemi Corona. Selama ini, Keraton Solo memiliki tradisi unik ketika memasuki 10 hari terakhir di Bulan Ramadan guna menyambut malam Lailatul Qadar. Malam Selikuran dilakukan dengan mengarak tumpeng disertai lampu ting. Kirab yang dimulai dari Kori Kamendungan menuju Masjid Agung Surakarta juga membawa seribu tumpeng, nasi gurih dan lauk pauk yang diusung para abdi dalem.(Baca Juga: Dua Kubu di Keraton Solo Khidmat Gelar Kirab Malam Selikuran)
Kirab berlangsung selepas salat tarawih. Malam Selikuran sendiri semestinya digelar Rabu (13/5/2020) malam. "Namun karena kondisi pandemi Covid-19, maka kita seluruhnya hanya bisa melakukan doa di rumah masing-masing," ungkapnya.
Ia mengajak seluruh umat Islam tetap bersyukur memasuki hari 20 di bulan puasa dan berdoa agar wabah COVID-19 segera sirna.
Lihat Juga: Puluhan Ribu Warga Meriahkan Gebyar Budaya, Husain Alting Sjah Ingatkan Perdamaian di Atas Segalanya
"Menyambut Lailatul Qadar dalam tradisi Keraton Surakarta, biasanya melakukan upacara adat Wilujengan Tumpeng Sewu disertai dengan arak-arakan ting dan prajurit dari keraton menuju Masjid Gede (Agung)," kata Ketua LDA Keraton Kasunanan Surakarta , GKR Koes Moertiyah Wandansari, Kamis (14/5/2020).
Namun pada tahun ini, tradisi itu ditiadakan karena pandemi Corona. Selama ini, Keraton Solo memiliki tradisi unik ketika memasuki 10 hari terakhir di Bulan Ramadan guna menyambut malam Lailatul Qadar. Malam Selikuran dilakukan dengan mengarak tumpeng disertai lampu ting. Kirab yang dimulai dari Kori Kamendungan menuju Masjid Agung Surakarta juga membawa seribu tumpeng, nasi gurih dan lauk pauk yang diusung para abdi dalem.(Baca Juga: Dua Kubu di Keraton Solo Khidmat Gelar Kirab Malam Selikuran)
Kirab berlangsung selepas salat tarawih. Malam Selikuran sendiri semestinya digelar Rabu (13/5/2020) malam. "Namun karena kondisi pandemi Covid-19, maka kita seluruhnya hanya bisa melakukan doa di rumah masing-masing," ungkapnya.
Ia mengajak seluruh umat Islam tetap bersyukur memasuki hari 20 di bulan puasa dan berdoa agar wabah COVID-19 segera sirna.
Lihat Juga: Puluhan Ribu Warga Meriahkan Gebyar Budaya, Husain Alting Sjah Ingatkan Perdamaian di Atas Segalanya
(abd)