Kasus COVID-19 di KBB Terus Naik, Dewan Minta Anggaran Jangan Jadi Alasan
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Angka kasus positif COVID-19 di Kabupaten Bandung Barat (KBB) kian mengkhawatirkan. Setelah sebelumnya muncul daru klaster pekerja wisata, kini kembali muncul dari klaster Pemda.
Hal tersebut dengan terkonfirmasinya 14 pegawai di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), KBB, yang terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil swab test . "Saya melihat kasusnya cukup memprihatinkan, dengan terus adanya temuan baru. Bahkan belum ada tanda-tanda akan menurun," ucap Ketua Komisi 4 DPRD KBB, Bagja Setiawan, Senin (7/12/2020).
Dirinya menilai, sejak muncul pertama kali di KBB pada Maret 2020 dengan klaster Lembang Asri, sebenarnya Pemda KBB sudah melakukan berbagai upaya. Akan tetapi pihaknya menilai penanganan COVID-19 oleh Pemda KBB belum begitu optimal.
Salah satu penyebabnya adalah karena keterbatasan kekuatan anggaran. Refocusing anggaran yang dilakukan sudah banyak teralokasikan, sementara di sisi lain yang harus ditangani semakin kompleks. Walau pun itu jangan dijadikan alasan sehingga penanganan tidak maksimal. "Keterbatasan anggaran karena refocusing jangan menjadi halangan pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat dalam menanggulangi COVID-19," imbuhnya. (Baca: Tersinggung Ditertawai, Dua Pemuda Ini Aniaya Warga Nganglik).
Satgas Penanggulangan COVID-19 juga wajib memberikan jaminan ketersediaan ruang isolasi khusus pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan. Pasalnya saat ini tiga rumah sakit rujukan COVID-19 di KBB banyak yang penuh. Bahkan pasien harus waiting list untuk masuk yang mestinya tidak boleh terjadi. "Jangan sampai pasien COVID-19 terlantar akibat tidak ada ruang isolasi di RS. Masyarakat juga harus disiplin menerapkan prokes, apalagi sekarang KBB masuk zona merah," kata politisi PKS ini.
Hal tersebut dengan terkonfirmasinya 14 pegawai di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), KBB, yang terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil swab test . "Saya melihat kasusnya cukup memprihatinkan, dengan terus adanya temuan baru. Bahkan belum ada tanda-tanda akan menurun," ucap Ketua Komisi 4 DPRD KBB, Bagja Setiawan, Senin (7/12/2020).
Dirinya menilai, sejak muncul pertama kali di KBB pada Maret 2020 dengan klaster Lembang Asri, sebenarnya Pemda KBB sudah melakukan berbagai upaya. Akan tetapi pihaknya menilai penanganan COVID-19 oleh Pemda KBB belum begitu optimal.
Salah satu penyebabnya adalah karena keterbatasan kekuatan anggaran. Refocusing anggaran yang dilakukan sudah banyak teralokasikan, sementara di sisi lain yang harus ditangani semakin kompleks. Walau pun itu jangan dijadikan alasan sehingga penanganan tidak maksimal. "Keterbatasan anggaran karena refocusing jangan menjadi halangan pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat dalam menanggulangi COVID-19," imbuhnya. (Baca: Tersinggung Ditertawai, Dua Pemuda Ini Aniaya Warga Nganglik).
Satgas Penanggulangan COVID-19 juga wajib memberikan jaminan ketersediaan ruang isolasi khusus pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan. Pasalnya saat ini tiga rumah sakit rujukan COVID-19 di KBB banyak yang penuh. Bahkan pasien harus waiting list untuk masuk yang mestinya tidak boleh terjadi. "Jangan sampai pasien COVID-19 terlantar akibat tidak ada ruang isolasi di RS. Masyarakat juga harus disiplin menerapkan prokes, apalagi sekarang KBB masuk zona merah," kata politisi PKS ini.
(nag)