Galang Donasi Buat Masker, Mahasiswa ITS Produksi MASCOVITS
loading...
A
A
A
SURABAYA - Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di bawah koordinasi Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 ITS mulai memproduksi masker scuba (Protective Scuba Face Mask).
Produksi masker itu untuk membantu mencegah dan menghindari penyebaran Covid-19 di masyarakat.
Mahasiswa Departemen Manajemen Bisnis yang menjadi salah satu penggerak pada program ini Naufal Hilmy Fauzan mengatakan, masker yang diproduksi ini tidak secara langsung dijual, namun lebih membantu para donatur yang ingin berdonasi lewat barang.
“Dalam hal ini kami membuat masker, karena saat ini banyak dibutuhkan orang-orang sekitar yang mengharuskan beraktivitas di luar rumah,” kata Naufal, Kamis (16/4/2020).
Langkah ini dimulai Naufal bersama lima mahasiswa ITS lainnya, di antaranya dari Departemen Manajemen Bisnis (Arya Anoraga, Dea Adivanesa Aura, Baskoro Tirta Nugraha, dan Nana Suliyana), dan satu mahasiswa Departemen Teknik Komputer (Ahmad Syiham Akbar).
Masker yang diberi nama MASCOVITS ini hadir dengan menggandeng Cahaya Kumala sebagai salah satu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ada di Surabaya.
“Program ini berasal dari gagasan salah satu organisasi bisnis It’s B yang terbentuk karena adanya mata kuliah Sociopreneur dari Manajemen Bisnis sendiri,” kata dia.
Mahasiswa angkatan 2017 ini menyebutkan bahwa masker yang diproduksi berbahan tebal namun tidak pengap, halus, lembut, dan elastis, Sehingga nyaman digunakan pada wajah. Selain itu masker yang bisa digunakan berulang kali ini tidak perlu dicuci, cukup direndam saja dengan air sabun.
“Banyak masker serupa dijual di luar yang berbahan tipis dan merugikan konsumen, Namun bisa kami pastikan masker kami cukup tebal dan sudah kami tes kualitasnya,” jelas dia.
Naufal menjelaskan, saat ini sudah ada 1.000 masker yang berada pada tahap produksi. Selain banyaknya bantuan dana dari donatur, ITS juga ikut menyumbangkan dana dalam program ini.
Produksi masker itu untuk membantu mencegah dan menghindari penyebaran Covid-19 di masyarakat.
Mahasiswa Departemen Manajemen Bisnis yang menjadi salah satu penggerak pada program ini Naufal Hilmy Fauzan mengatakan, masker yang diproduksi ini tidak secara langsung dijual, namun lebih membantu para donatur yang ingin berdonasi lewat barang.
“Dalam hal ini kami membuat masker, karena saat ini banyak dibutuhkan orang-orang sekitar yang mengharuskan beraktivitas di luar rumah,” kata Naufal, Kamis (16/4/2020).
Langkah ini dimulai Naufal bersama lima mahasiswa ITS lainnya, di antaranya dari Departemen Manajemen Bisnis (Arya Anoraga, Dea Adivanesa Aura, Baskoro Tirta Nugraha, dan Nana Suliyana), dan satu mahasiswa Departemen Teknik Komputer (Ahmad Syiham Akbar).
Masker yang diberi nama MASCOVITS ini hadir dengan menggandeng Cahaya Kumala sebagai salah satu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ada di Surabaya.
“Program ini berasal dari gagasan salah satu organisasi bisnis It’s B yang terbentuk karena adanya mata kuliah Sociopreneur dari Manajemen Bisnis sendiri,” kata dia.
Mahasiswa angkatan 2017 ini menyebutkan bahwa masker yang diproduksi berbahan tebal namun tidak pengap, halus, lembut, dan elastis, Sehingga nyaman digunakan pada wajah. Selain itu masker yang bisa digunakan berulang kali ini tidak perlu dicuci, cukup direndam saja dengan air sabun.
“Banyak masker serupa dijual di luar yang berbahan tipis dan merugikan konsumen, Namun bisa kami pastikan masker kami cukup tebal dan sudah kami tes kualitasnya,” jelas dia.
Naufal menjelaskan, saat ini sudah ada 1.000 masker yang berada pada tahap produksi. Selain banyaknya bantuan dana dari donatur, ITS juga ikut menyumbangkan dana dalam program ini.