Hindari Kecanduan Gadget Sekaligus Lestarikan Budaya, Anak-anak Dilatih Main Gamelan

Senin, 07 Desember 2020 - 06:43 WIB
loading...
Hindari Kecanduan Gadget...
Anak-anak di Desa Rogoselo, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, diberi pelatihan main alat musik tradisional gamelan Jawa
A A A
PEKALONGAN - Anak-anak di Desa Rogoselo, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, diberi pelatihan main alat musik tradisional gamelan Jawa. Kegiatan yang diinisiasi kepala desa setempat itu untuk mengisi waktu selam pandemi COVID-19 ini. Pelatihan ini sekaligus untuk menghindari kecanduan gadget.

Sejumlah anak anak sekitar dilatih memainkan alat musik tradisional usai mengikuti belajar secara online/ Daring di rumah Kepala Desa Rogoselo Kecamatan Doro. Karena di rumah tersebut disediakan wifi untuk belajar anak di tengah pandemi Covid-19.

Anak-anak belajar dua kali seminggu dengan dilatih oleh guru seni yang sengaja didatangkan kepala desa. Dalam pelatihan mereka tetap mengedepankan protokoler kesehatan dengan mengenakan masker dan jaga jarak.

Baca juga: Begini Protokol Kesehatan Warga saat Gunakan Hak Pilih di TPS

"Selama pandemi ini saya menyediakan wifi di rumah, jadi anak anak bisa belajar secara online. Namun setelah tak cek ternyata usai belajar ada beberapa anak anak malah bermain game. Kebetulan di desa ada alat musik tradisional gamelan, dari situlah anak anak untuk latihan menabuh gamelan," ungkap Kepala Desa Rogoselo, Kecamatan Doro, Saronto disela sela peresmian Seni Budaya Satriyo Laras, Minggu (6/12/2020).

Meskipun belajar baru dua bulan ternyata anak anak sudah bisa memainkan gamelan. Kemudian untuk yang paling sulit adalah mencari vokal.

Melalui pengenalan budaya tradisional tersebut, maka anak anak bisa mengetahui seni budaya Jawa. Sebab apabila dari sekarang anak dikenalkan, maka budaya Jawa bisa hilang karena tak ada yang bisa memainkan.

"Ketika anak anak bisa memainkan Gamelan, ternyata para orang tua juga antusias, sehingga itu yang menjadi suport anak anak untuk mengasah bakat anak anak. Memang sebelumnya banyak anak bermain, namun saat ini yang memiliki bakat ada 12 anak, dan ini akan kami dorong agar bisa di kenal olah masyarakat luas," terangnya.



Dengan anak anak memiliki bakat untuk melestarikan budaya tradisional ia berharap agar adanya perhatian dari pemerintah. Sehingga kedepan budaya tradisional tersebut tidak punah.

Sementara salah satu anak pemain Gamelan, Adi Prasetyo (13) siswa kelas 1 MTs, mengaku senang dengan dilatih memainkan Gamelan. Sebab dalam pembelajaran disekolah tidak ada dan sekarang masih jarang anak anak yang bisa main Gamelan.

"Awalnya memang sulit, tapi setelah dipelajari bisa juga dan sangat mudah. Saya senang karena dengan kegiatan ini bisa melatih keterampilan saya dan teman teman untuk melestarikan budaya tradisional," ungkapnya.

Pelatih Gamelan, Ki Haji Yusuf Wibisono menyampaikan untuk melatih anak anak Desa Rogoselo, Kecamatan Doro ternyata banyak memiliki bakat seni, karena setelah dilatih notasi mereka lebih mudah mengerti. Sementara untuk pembelajaran saat ini hanya beberapa lagu, dan itu dilakukan secara bertahap.

"Ada lagu gugur gunung, manyar sewu dan saya senang sekali karena disini banyak anak anak yang berminat untuk berlatih karawitan. Apalagi saya seorang dalang jadi kalau ada anak berbakat itu bisa untuk melestarikan ,nguri uri budaya Jawa. Mungkin untuk pembelajaran saat ini masih yang mudah mudah dan nanti kedepan akan saya tambah kolaborasi sehingga ada peningkatan," ungkapnya.

Peresmian Seni Budaya Satriyo Laras tersebut digelar secara sederhana dengan pemotongan tumpeng oleh Kepala Desa Rogoselo, Kecamatan Doro, Saronto yang diberikan kepada tokoh masyarakat setempat.
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1849 seconds (0.1#10.140)