Mendikbud: Kerja Sama Sektor Publik-Swasta Jangan Sekadar Tandatangan MoU
loading...
A
A
A
BOGOR - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyatakan, kolaborasi sektor publik dan swasta dalam pendidikan adalah sebuah kerja sama yang berkualitas namun tidak hanya sekadar penandatangan MoU saja.
Menurut dia, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kolaborasi ini dari segi skema untuk kedua belah dan semua pihak yang ada harus terlibat dalam kolaborasi ini. Salah satu agenda yang bisa dilaksanakan adalah matchmaking. (Baca juga: Mendikbud: Pembukaan Sekolah Tatap Muka Harus Keputusan Bersama )
“Dalam situasi pandemi ini kolaborasi sektor publik dan swasta masih terus dapat dijalankan . Tidak dipungkiri Indonesia menghadapi masalah yang kompleks dalam pendidikan di masa pandemik ini,” kata Nadiem dalam siaran pers yang diterima media, Sabtu (28/11/2020). (Baca juga: Guru Harus Berperan dalan Membangun Watak, Kompetensi dan Peradaban )
Nadiem mengatakan hal itu dalam rangkaian acara penutupan konferensi Week of Indonesia Netherlands Education and Research (WINNER) yang diadakan secara online.
Menurut dia, kondisi itu tidak hanya dialami Indonesia saja namun seluruh dunia juga mengalami hal yang sama. Dalam situasi pandemi ini semua masyarakat Bersama-sama untuk belajar dari awal terutama dalam hal teknologi.
“Hal ini tidaklah mudah, tapi ini merupakan sebuah momentum yang baik untuk mempelajari dan beradaptasi dengan hal yang baru daripada tidak melakukannya sama sekali,” kata dia.
Perusahaan teknologi tentunya menjadi sebuah contoh konkret kolaborasi sektor publik dan swasta dalam pendidikan.
Nadiem Anwar Makarim juga menyatakan bahwa peranan guru sangat penting dan tidak bisa menggantikan pembelajaran tatap muka. Hybrid learing tetap ada dan selalu dapat membantu. Peranan teknologi akan menjadi agenda utama untuk mencari solusi bagaimana teknologi dapat membantu proses pembelajaran tatap muka dan bisa berlangsung di seluruh tingkatan masyarakat.
Dalam agenda kedua rangkaian acara penutupan WINNER Conference para panelis yaitu President of the Association of Universities in the Netherlands (VSNU) Pieter Duisenberg, President of Saxion University of Applied Science Anka Mulder, Brand Manager Unilever Karamita Darusman, President of Maastricht University Prof dr Martin Paul dan Rektor Institute Teknologi Bandung (ITB) Prof Reini Wirahadikusumah melakukan diskusi seputar kolaborasi sector publik dan swasta dalam pendidikan.
Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah mengatakan, pengajaran, penelitian dan layanan komunitas harus bersinergi secara erat dengan kementerian pendidikan. kolaborasi sektor publik dan swasta dalam pendidikan harus mempunyai tujuan yang jelas serta mempunyai keuntungan bagi kedua belah pihak.
Menurut dia, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kolaborasi ini dari segi skema untuk kedua belah dan semua pihak yang ada harus terlibat dalam kolaborasi ini. Salah satu agenda yang bisa dilaksanakan adalah matchmaking. (Baca juga: Mendikbud: Pembukaan Sekolah Tatap Muka Harus Keputusan Bersama )
“Dalam situasi pandemi ini kolaborasi sektor publik dan swasta masih terus dapat dijalankan . Tidak dipungkiri Indonesia menghadapi masalah yang kompleks dalam pendidikan di masa pandemik ini,” kata Nadiem dalam siaran pers yang diterima media, Sabtu (28/11/2020). (Baca juga: Guru Harus Berperan dalan Membangun Watak, Kompetensi dan Peradaban )
Nadiem mengatakan hal itu dalam rangkaian acara penutupan konferensi Week of Indonesia Netherlands Education and Research (WINNER) yang diadakan secara online.
Menurut dia, kondisi itu tidak hanya dialami Indonesia saja namun seluruh dunia juga mengalami hal yang sama. Dalam situasi pandemi ini semua masyarakat Bersama-sama untuk belajar dari awal terutama dalam hal teknologi.
“Hal ini tidaklah mudah, tapi ini merupakan sebuah momentum yang baik untuk mempelajari dan beradaptasi dengan hal yang baru daripada tidak melakukannya sama sekali,” kata dia.
Perusahaan teknologi tentunya menjadi sebuah contoh konkret kolaborasi sektor publik dan swasta dalam pendidikan.
Nadiem Anwar Makarim juga menyatakan bahwa peranan guru sangat penting dan tidak bisa menggantikan pembelajaran tatap muka. Hybrid learing tetap ada dan selalu dapat membantu. Peranan teknologi akan menjadi agenda utama untuk mencari solusi bagaimana teknologi dapat membantu proses pembelajaran tatap muka dan bisa berlangsung di seluruh tingkatan masyarakat.
Dalam agenda kedua rangkaian acara penutupan WINNER Conference para panelis yaitu President of the Association of Universities in the Netherlands (VSNU) Pieter Duisenberg, President of Saxion University of Applied Science Anka Mulder, Brand Manager Unilever Karamita Darusman, President of Maastricht University Prof dr Martin Paul dan Rektor Institute Teknologi Bandung (ITB) Prof Reini Wirahadikusumah melakukan diskusi seputar kolaborasi sector publik dan swasta dalam pendidikan.
Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah mengatakan, pengajaran, penelitian dan layanan komunitas harus bersinergi secara erat dengan kementerian pendidikan. kolaborasi sektor publik dan swasta dalam pendidikan harus mempunyai tujuan yang jelas serta mempunyai keuntungan bagi kedua belah pihak.