30 Pelajar Mengaku Jadi Korban Pencabulan 2 Guru di Pinrang
loading...
A
A
A
PINRANG - Kasus pencabulan yang diduga dilakukan dua guru honorer dan penjaga sekolah terhadap pelajar laki-laki di Kecamatan Mattirosompe, Kabupaten Pinrang, terungkap Jumat 20 November. Hingga kini, 30 pelajar mengaku jadi korban pencabulan .
Data tersebut diungkap Arifuddin Malli. Ia adalah ketua yayasan di sekolah tempat kejadian perkara. Menurutnya, data tersebut diperoleh dari pengakuan para pelajar .
Arifuddin menjelaskan, dua guru honorer dan seorang penjaga sekolah tersebut mendapat tambahan tugas menjaga asrama. Ia pun menyesalkan perbuatan ketiganya yang justru merusak masa depan para pelajar .
"Kami betul-betul tidak tahu, jika ketiga oknum memiliki sifat yang tidak terpuji. Karena selama ini, terlihat santun dan ramah kepada siapa saja," katanya.
Arifuddin berharap Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turun tangan dalam kasus ini. Khususnya membantu pemulihan psikis para pelajar yang menjadi korban pencabulan .
Kepala asrama sekolah tersebut, Rusdi Suba menyampaikan, para pelajar yang menjadi korban pencabulan terlihat trauma. Semangat belajarmereka kata Rusdi menurun drastis. "Ada yang menjadi enggan bersosialisasi dengan rekan-rekannya karena malu. Mereka banyak melamun dan mengurung diri di kamar karena trauma," ungkapnya.
Sebagai informasi, tiga terduga pelaku pencabulan , masing-masing MS (32) dan AM (55) yang merupakan guru honorer , serta penjaga sekolah FA alias GT (29) telah diamankan pihak kepolisian pada Kamis 19 November malam.
Kasat Reskrim Polres Pinrang , AKP Dharma Negara mengemukakan, ada indikasi dua dari tiga pelaku, yakni MS (32) dan FA alias GT (29), juga pernah menjadi korban pencabulan saat menimba ilmu di sekolah yang sama. Pelakunya diduga AM (55).
"Kuat dugaan, aksi pencabulan di sekolah tersebut sudah berlangsung lama," jelasnya.
Dharma menambahkan, hingga kini pihaknya masih mendalami kemungkinan adanya pelajar lain yang menjadi korban pencabulan .
"Masih dikembangkan. Korbannya banyak. Sudah ada beberapa yang diambil keterangannya. Masih berlangsung dan terus berlangsung," tandasnya.
Data tersebut diungkap Arifuddin Malli. Ia adalah ketua yayasan di sekolah tempat kejadian perkara. Menurutnya, data tersebut diperoleh dari pengakuan para pelajar .
Arifuddin menjelaskan, dua guru honorer dan seorang penjaga sekolah tersebut mendapat tambahan tugas menjaga asrama. Ia pun menyesalkan perbuatan ketiganya yang justru merusak masa depan para pelajar .
"Kami betul-betul tidak tahu, jika ketiga oknum memiliki sifat yang tidak terpuji. Karena selama ini, terlihat santun dan ramah kepada siapa saja," katanya.
Arifuddin berharap Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turun tangan dalam kasus ini. Khususnya membantu pemulihan psikis para pelajar yang menjadi korban pencabulan .
Kepala asrama sekolah tersebut, Rusdi Suba menyampaikan, para pelajar yang menjadi korban pencabulan terlihat trauma. Semangat belajarmereka kata Rusdi menurun drastis. "Ada yang menjadi enggan bersosialisasi dengan rekan-rekannya karena malu. Mereka banyak melamun dan mengurung diri di kamar karena trauma," ungkapnya.
Sebagai informasi, tiga terduga pelaku pencabulan , masing-masing MS (32) dan AM (55) yang merupakan guru honorer , serta penjaga sekolah FA alias GT (29) telah diamankan pihak kepolisian pada Kamis 19 November malam.
Kasat Reskrim Polres Pinrang , AKP Dharma Negara mengemukakan, ada indikasi dua dari tiga pelaku, yakni MS (32) dan FA alias GT (29), juga pernah menjadi korban pencabulan saat menimba ilmu di sekolah yang sama. Pelakunya diduga AM (55).
"Kuat dugaan, aksi pencabulan di sekolah tersebut sudah berlangsung lama," jelasnya.
Dharma menambahkan, hingga kini pihaknya masih mendalami kemungkinan adanya pelajar lain yang menjadi korban pencabulan .
"Masih dikembangkan. Korbannya banyak. Sudah ada beberapa yang diambil keterangannya. Masih berlangsung dan terus berlangsung," tandasnya.
(luq)