Geliat Pariwisata, Jabar Buka Investasi Hotel Kapsul hingga Bintang Lima
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat berupaya menghidupkan kembali sektor pariwisata sebagai lokomotif ekonomi Provinsi Jabar di saat pandemi COVID-19.
Salah satu upaya yang dilakukan, yakni membuka pintu investasi proyek sarana penunjang pariwisata.
Melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jasa Pariwisata Jabar atau Jaswita (Perseroda), berbagai sarana penunjang pariwisata ditawarkan kepada calon investor, mulai hotel kapsul hingga hotel bintang lima.
Direktur Utama Jaswita Jabar, Deni Nurdyana Hadimin mengatakan, dalam market sounding West Java Investment Summit (WJIS) 2020 pada 16-17 November, kemarin, sejumlah proyek penunjang pariwisata ditawarkan pihaknya.
Bahkan, sebagian di antaranya sudah berwujud kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian kerja sama (PKS).
Proyek penunjang pariwisata tersebut, di antaranya pembangunan hotel kapsul di Kota Bandung senilai Rp7,2 miliar, pasar kreatif Cikutra di Kota Bandung senilai Rp212 miliar, kawasan ekowisata Hejo Forest di Ciwidey Kabupaten Bandung senilai Rp6,5 miliar, dan pembangunan pondok seni Pangandaran senilai Rp12,9 miliar.
Tidak hanya itu, lanjut Deni, melalui kolaborasi dengan BUMD milik Pemprov Jabar lainnya, yakni PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (bank bjb) dan PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) pihaknya juga berkomitmen membangun hotel bintang lima hingga fasilitas meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) senilai Rp661,9 miliar.
"Investasi proyek sarana penunjang pariwisata ini sejalan dengan visi pembangunan Jawa Barat, yakni menjadikan pariwisata sebagai lokomotif ekonomi dan selaras dengan visi Jaswita Jabar, yakni menjadi perusahaan unggulan di bidang pariwisata 2025 mendatang," ujar Deni di Bandung, Kamis (19/11/2020).
Menurut Deni, selain menawarkan proyek infrastruktur penunjang pariwisata, pihaknya juga sukses menuangkan komitmen kerja sama melalui PKS, di antaranya dengan PTPN VIII terkait pengelolaan kawasan wisata Ciater dan Dinas Pariwisata (Disparbud) Jabar terkait pengembangan dan pengelolaan pondok seni di Pangandaran.
Selain itu, perjanjian kerahasiaan (non disclosure agreement) dan PKS antara Jaswita Jabar dengan PT Kinerja Pay Indonesia untuk pembangunan proyek penunjang pariwisata di Jabar serta perjanjian pendahuluan kerja sama pengembangan dan pengelolaan Hejo Forest Eco Tourism dengan PT Bina Wana Lestari.
Adapun kerja sama proyek hotel bintang lima dan fasilitas MICE di kawasan Bandara Kertajati yang disepakati, jelas Deni, BIJB sepakat menyediakan lahan untuk pembangunan hotel bintang tiga, bintang lima, dan fasilitas MICE.
Adapun Jaswita Jabar menjadi pelaksana pembangunan dengan dukungan pembiayaan bank bjb serta investor swasta.
Sejumlah proyek penunjang pariwisata yang bakal dibangun tersebut, lanjut Deni, ditawarkan kepada investor dengan model pendanaan berupa pinjaman lunak, kemitraan strategis, maupun investasi langsung.
Skema bisnisnya pun bervariasi, mulai dari pengelolaan langsung oleh Jaswita Jabar maupun kerja sama pengelolaan dengan mitra investor. (Baca juga: Limbah Ternak Masih Jadi Problem Serius Penanganan Pencemaran Hulu Sungai Citarum)
Semua proyek ini, kata Deni, ditawarkan kepada investor karena pihaknya tidak mungkin mampu membiayai seluruh proyek tersebut. (Baca juga: Senin Depan Polda Jabar Periksa Habib Bahar bin Smith Sebagai Tersangka Penganiayaan)
"Dalam kondisi perekonomian yang terdampak COVID-19, salah satu opsi pembiayaan yang paling memungkinkan adalah dengan mengundang investor untuk bersama-sama membangun proyek pendukung pariwisata ini bersama-sama," jelasnya.
Deni menambahkan, jalinan kerja sama yang dibangun juga menjadi wujud komitmen Jaswita Jabar untuk turut berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur, khususnya yang terkait dengan industri kepariwisataan di Provinsi Jabar.
Salah satu upaya yang dilakukan, yakni membuka pintu investasi proyek sarana penunjang pariwisata.
Melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jasa Pariwisata Jabar atau Jaswita (Perseroda), berbagai sarana penunjang pariwisata ditawarkan kepada calon investor, mulai hotel kapsul hingga hotel bintang lima.
Direktur Utama Jaswita Jabar, Deni Nurdyana Hadimin mengatakan, dalam market sounding West Java Investment Summit (WJIS) 2020 pada 16-17 November, kemarin, sejumlah proyek penunjang pariwisata ditawarkan pihaknya.
Bahkan, sebagian di antaranya sudah berwujud kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian kerja sama (PKS).
Proyek penunjang pariwisata tersebut, di antaranya pembangunan hotel kapsul di Kota Bandung senilai Rp7,2 miliar, pasar kreatif Cikutra di Kota Bandung senilai Rp212 miliar, kawasan ekowisata Hejo Forest di Ciwidey Kabupaten Bandung senilai Rp6,5 miliar, dan pembangunan pondok seni Pangandaran senilai Rp12,9 miliar.
Tidak hanya itu, lanjut Deni, melalui kolaborasi dengan BUMD milik Pemprov Jabar lainnya, yakni PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (bank bjb) dan PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) pihaknya juga berkomitmen membangun hotel bintang lima hingga fasilitas meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) senilai Rp661,9 miliar.
"Investasi proyek sarana penunjang pariwisata ini sejalan dengan visi pembangunan Jawa Barat, yakni menjadikan pariwisata sebagai lokomotif ekonomi dan selaras dengan visi Jaswita Jabar, yakni menjadi perusahaan unggulan di bidang pariwisata 2025 mendatang," ujar Deni di Bandung, Kamis (19/11/2020).
Menurut Deni, selain menawarkan proyek infrastruktur penunjang pariwisata, pihaknya juga sukses menuangkan komitmen kerja sama melalui PKS, di antaranya dengan PTPN VIII terkait pengelolaan kawasan wisata Ciater dan Dinas Pariwisata (Disparbud) Jabar terkait pengembangan dan pengelolaan pondok seni di Pangandaran.
Selain itu, perjanjian kerahasiaan (non disclosure agreement) dan PKS antara Jaswita Jabar dengan PT Kinerja Pay Indonesia untuk pembangunan proyek penunjang pariwisata di Jabar serta perjanjian pendahuluan kerja sama pengembangan dan pengelolaan Hejo Forest Eco Tourism dengan PT Bina Wana Lestari.
Adapun kerja sama proyek hotel bintang lima dan fasilitas MICE di kawasan Bandara Kertajati yang disepakati, jelas Deni, BIJB sepakat menyediakan lahan untuk pembangunan hotel bintang tiga, bintang lima, dan fasilitas MICE.
Adapun Jaswita Jabar menjadi pelaksana pembangunan dengan dukungan pembiayaan bank bjb serta investor swasta.
Sejumlah proyek penunjang pariwisata yang bakal dibangun tersebut, lanjut Deni, ditawarkan kepada investor dengan model pendanaan berupa pinjaman lunak, kemitraan strategis, maupun investasi langsung.
Skema bisnisnya pun bervariasi, mulai dari pengelolaan langsung oleh Jaswita Jabar maupun kerja sama pengelolaan dengan mitra investor. (Baca juga: Limbah Ternak Masih Jadi Problem Serius Penanganan Pencemaran Hulu Sungai Citarum)
Semua proyek ini, kata Deni, ditawarkan kepada investor karena pihaknya tidak mungkin mampu membiayai seluruh proyek tersebut. (Baca juga: Senin Depan Polda Jabar Periksa Habib Bahar bin Smith Sebagai Tersangka Penganiayaan)
"Dalam kondisi perekonomian yang terdampak COVID-19, salah satu opsi pembiayaan yang paling memungkinkan adalah dengan mengundang investor untuk bersama-sama membangun proyek pendukung pariwisata ini bersama-sama," jelasnya.
Deni menambahkan, jalinan kerja sama yang dibangun juga menjadi wujud komitmen Jaswita Jabar untuk turut berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur, khususnya yang terkait dengan industri kepariwisataan di Provinsi Jabar.
(boy)