Resesi, Ekonomi Jabar Triwulan III/2020 Masih Minus 4,08 Persen

Kamis, 05 November 2020 - 14:43 WIB
loading...
Resesi, Ekonomi Jabar Triwulan III/2020 Masih Minus 4,08 Persen
Resesi, Ekonomi Jabar Triwulan III/2020 Masih Minus 4,08%. Foto/Ist
A A A
BANDUNG - Ekonomi Jawa Barat triwulan III/2020 tercatat masih tumbuh melambat sebesar minus 4,08%. Kendati lebih baik dari triwulan sebelumnya, indikator ekonomi ini menunjukan ekonomi Jawa Barat masuk pada status resesi .

Menurut Kepala BPS Jabar Dyah Anugerah Wardhani, ekonomi Jawa Barat triwulan III-2020 terhadap triwulan III-2019 mengalami kontraksi sebesar 4,08% (y-on-y). Angka ini menurun dibandingkan dengan capaian triwulan III-2019 besarnya 5,15%. (Baca juga: Kuatkan Hati dan Pikiran, Ekonomi Jabar Diprediksi Baru Pulih 2025 )

Masih lemahnya ekonomi Jawa Barat disebabkan masih rendahnya produksi dan pengeluaran. Dari sisi produksi, pertumbuhan terendah adalah Lapangan Usaha Jasa Perusahaan sebesar -18,93%. Ada pun dari sisi Pengeluaran Komponen Perubahan Inventori mengalami pertumbuhan terendah yaitu sebesar -126,45%. (Baca juga: Ngeri, Situasi Ekonomi Disebut Mengarah pada Gelombang Kebangkrutan Massal )

Sehingga, berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, triwulan III-2020 mencapai Rp522,49 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp364,75 triliun.

"Beberapa peristiwa ekonomi yang mendorong ekonomi Jabar sedikit membaik diantaranya mulai bergerak nya ekonomi masyarakat, pasca mulai dibukanya PSBB. Misalnya tempat hiburan mulai dibuka, tempat wisata yang mulai beroperasi, hunian kamar hotel juga mulai membaik," jelas Dyah, Kamis (5/11/2020).

Sektor lainnya yang mulai bergerak adalah penjualan rumah mulai menggeliat, pembiayaan perbankan juga mengalami pertumbuhan. Walaupun, kata dia, sektor pertanian sedikit berdampak akibat kekeringan dan hama di Tasikmalaya.

"Sehingga perbaikan ekonomi Jawa Barat tidak sebaik ekonomi nasional," kata dia.

Diketahui, pertumbuhan ekonomi yang minus selama dua periode menyebabkan status ekonomi masuk dalam kategori resesi.
(nth)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9704 seconds (0.1#10.140)