Libatkan Banyak Pihak, Bansos Tahap III Diklaim Dongkrak Daya Beli Masyarakat
loading...
A
A
A
BANDUNG - Paket bantuan sosial (bansos) Pemprov Jawa Barat tahap III yang kini masih dalam tahap pendistribusian kepada masyarakat terdampak pandemi COVID-19 diklaim mampu mendongkrak daya beli masyarakat.
Klaim tersebut disampaikan seiring banyaknya pihak yang terlibat dalam pengadaan isi paket bansos tahap III yang nilai totalnya mencapai Rp350.000 dengan rincian uang tunai sebesar Rp100.000 dan bahan pokok senilai Rp250.000.
Paket bahan pokok sendiri terdiri dari 5 kilogram (kg) beras kualitas premium, 1 kg gula pasir, 1 liter minyak goreng, 1 paket sarden, 1 paket kornet, 500 gram garam, 1 paket vitamin C, 5 buah susu kemasan kotak 200 ml, 4 buah masker, dan 1 buah tas.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar, M Arifin Soedjayana mengatakan, pihaknya melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pekerja lokal dan pesantren dalam pengadaan dan pengemasan paket bansos tahap III.
Menurut Arifin, paket bansos tahap III mampu membantu menggerakkan roda ekonomi lokal sebagai salah satu wujud upaya pemulihan ekonomi. Dia menyebutkan, 7 dari 10 komoditi paket non-tunai diproduksi di Jabar, sehingga membantu tenaga kerja dan pelaku usaha di Jabar.
"Bansos tahap III ini mampu menggerakkan ekonomi daerah sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat," ujar Arifin di Bandung, Selasa (3/11/2020).
Arifin memaparkan, dalam pengadaan beras, pihaknya melibatkan Pesantren Nurul Iman dengan menyerap hasil produksi paling sedikit 100 ton beras.
Selain itu, beras juga didapat dari hasil panen petani dan melibatkan sekitar 20 penggilingan beras di Jabar.
Pihaknya pun menggandeng peternak sapi perah untuk menyediakan komoditi susu UHT. Ada sekitar 17.500 peternak sapi perah terlibat dalam penyediaan komoditas susu dalam bansos tahap III.
"Untuk komoditi gula, kami menyerap hasil panen petani tebu di Subang dan Majalengka, paling sedikit sebanyak 200 ton. Pun demikian dengan pengadaan komoditi garam. Kami menyerap paling sedikit 400 ton hasil panen petani garam di Cirebon, termasuk pengadaan masker dan tas dengan memberdayakan UMKM di Jabar," paparnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Agro Jabar selaku pengelola komoditi bansos Jabar tahap III, Kurnia Fajar mengatakan, pengadaan sarden dan kornet sedikit berbeda karena kedua komoditi tersebut diproduksi di luar Jabar.
"Pelibatan dalam komoditi kornet dan sarden hanya sekitar 15 perusahaan, salah satunya APPSI yang memiliki anggota sekitar 500.000. Sedangkan vitamin C karena berbentuk tablet, pengadaannya melalui farmasi TNI AD yang berada di Jabar," jelasnya.
"Meski melibatkan banyak pihak di Jabar, tapi kami menerapkan standar, yakni tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat mutu. Jadi, mutunya harus SNI, izin beredar BPOM dan halal dari MUI," sambung Kurnia.
Kurnia juga menjelaskan, dalam proses pengemasan bansos tahap III, pihaknya menyerap sekitar 1.400 tenaga kerja harian di sekitar lokasi gudang milik PT Agro Jabar. (Baca juga: Perdana Menteri Sunda Empire Bakal Ajukan Banding Vonis 2 Tahun)
PT Agro Jabar, menggunakan tujuh gudang dalam mengelola paket bansos Jabar tahap III yang berada di Bandung, Cirebon, Karawang, Garut, Tasikmalaya, Bogor, dan Cianjur. (Baca juga: Curi Sepeda di Asrama TNI, Aksi Dua Pemuda di Bandung Terekam CCTV)
"Program bansos ini harus dapat menggerakkan ekonomi masyarakat. Daripada bermitra dengan perusahaan-perusahaan besar, kami memilih melibatkan banyak pelaku usaha dan UMKM di Jabar," katanya.
Diketahui, bansos tahap III sendiri sudah mulai didistribusikan secara secara serentak ke 27 kabupaten/kota di Jabar, Selasa (27/10/20) lalu dengan total jumlah penerima bansos sebanyak 1.907.274 keluarga rumah tangga sasaran (KRTS). Pendistribusian dijadwalkan berlangsung selama 18 hari hingga 13 November 2020.
Klaim tersebut disampaikan seiring banyaknya pihak yang terlibat dalam pengadaan isi paket bansos tahap III yang nilai totalnya mencapai Rp350.000 dengan rincian uang tunai sebesar Rp100.000 dan bahan pokok senilai Rp250.000.
Paket bahan pokok sendiri terdiri dari 5 kilogram (kg) beras kualitas premium, 1 kg gula pasir, 1 liter minyak goreng, 1 paket sarden, 1 paket kornet, 500 gram garam, 1 paket vitamin C, 5 buah susu kemasan kotak 200 ml, 4 buah masker, dan 1 buah tas.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar, M Arifin Soedjayana mengatakan, pihaknya melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pekerja lokal dan pesantren dalam pengadaan dan pengemasan paket bansos tahap III.
Menurut Arifin, paket bansos tahap III mampu membantu menggerakkan roda ekonomi lokal sebagai salah satu wujud upaya pemulihan ekonomi. Dia menyebutkan, 7 dari 10 komoditi paket non-tunai diproduksi di Jabar, sehingga membantu tenaga kerja dan pelaku usaha di Jabar.
"Bansos tahap III ini mampu menggerakkan ekonomi daerah sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat," ujar Arifin di Bandung, Selasa (3/11/2020).
Arifin memaparkan, dalam pengadaan beras, pihaknya melibatkan Pesantren Nurul Iman dengan menyerap hasil produksi paling sedikit 100 ton beras.
Selain itu, beras juga didapat dari hasil panen petani dan melibatkan sekitar 20 penggilingan beras di Jabar.
Pihaknya pun menggandeng peternak sapi perah untuk menyediakan komoditi susu UHT. Ada sekitar 17.500 peternak sapi perah terlibat dalam penyediaan komoditas susu dalam bansos tahap III.
"Untuk komoditi gula, kami menyerap hasil panen petani tebu di Subang dan Majalengka, paling sedikit sebanyak 200 ton. Pun demikian dengan pengadaan komoditi garam. Kami menyerap paling sedikit 400 ton hasil panen petani garam di Cirebon, termasuk pengadaan masker dan tas dengan memberdayakan UMKM di Jabar," paparnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Agro Jabar selaku pengelola komoditi bansos Jabar tahap III, Kurnia Fajar mengatakan, pengadaan sarden dan kornet sedikit berbeda karena kedua komoditi tersebut diproduksi di luar Jabar.
"Pelibatan dalam komoditi kornet dan sarden hanya sekitar 15 perusahaan, salah satunya APPSI yang memiliki anggota sekitar 500.000. Sedangkan vitamin C karena berbentuk tablet, pengadaannya melalui farmasi TNI AD yang berada di Jabar," jelasnya.
"Meski melibatkan banyak pihak di Jabar, tapi kami menerapkan standar, yakni tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat mutu. Jadi, mutunya harus SNI, izin beredar BPOM dan halal dari MUI," sambung Kurnia.
Kurnia juga menjelaskan, dalam proses pengemasan bansos tahap III, pihaknya menyerap sekitar 1.400 tenaga kerja harian di sekitar lokasi gudang milik PT Agro Jabar. (Baca juga: Perdana Menteri Sunda Empire Bakal Ajukan Banding Vonis 2 Tahun)
PT Agro Jabar, menggunakan tujuh gudang dalam mengelola paket bansos Jabar tahap III yang berada di Bandung, Cirebon, Karawang, Garut, Tasikmalaya, Bogor, dan Cianjur. (Baca juga: Curi Sepeda di Asrama TNI, Aksi Dua Pemuda di Bandung Terekam CCTV)
"Program bansos ini harus dapat menggerakkan ekonomi masyarakat. Daripada bermitra dengan perusahaan-perusahaan besar, kami memilih melibatkan banyak pelaku usaha dan UMKM di Jabar," katanya.
Diketahui, bansos tahap III sendiri sudah mulai didistribusikan secara secara serentak ke 27 kabupaten/kota di Jabar, Selasa (27/10/20) lalu dengan total jumlah penerima bansos sebanyak 1.907.274 keluarga rumah tangga sasaran (KRTS). Pendistribusian dijadwalkan berlangsung selama 18 hari hingga 13 November 2020.
(boy)