Sulsel Dongkrak Investasi Smelter di Kawasan Indonesia Timur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terus mendorong peluang investasi smelter, agar bisa mendongkrak investasi di kawasan Indonesia Timur.
Hal itu menjadi salah satu topik perbincangan dalam acara Economic Challenges "Berkah Ekonomi Sulawesi" yang dihadiri oleh Gubunernur Sulsel, HM Nurdin Abdullah bersama Ketua APINDO Sulsel, La Tunreng dan secara daringDeputi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto disalah satu stasiun televisi swata nasional Selasa, (27/10/2020).
Nurdin Abdullah memaparkan, industri smalter di Sulsel terus berbenah. Tujuannya untuk menciptakaniklim investasi yang ramah bagi investor.
Dirinya menjelaskan, berbagai kebijakan selalu memegang teguh kolaborasi dan sinergi. Baik pemerintah, pengusaha, dan perguruan tinggi untuk menyiapkan tenaga ahli.
Ia menilai, regulasi yang menyulitkan pengusaha saat akan berinvestasi harus dipangkas, khususnya pada perizinan.
"Industri smelter di Bantaeng misalnya. Regulasi soal perizinan sudah di evaluasi sesuai arahan presiden sehingga menjadi daerah yang ramah investasi," ungkapnya.
Bagi pria kelahiran Parepare ini, kondisi perekonomian yang tergerus ditengah pandemi COVID-19 ini harus ditangkap dengan positif. Apalagi, Provinsi Sulsel surplus listrik 500 MW sehingga memiliki peluang besar untuk menambah kapasitas.
"Untuk Infrastruktur, kesiapan tenaga listrik sudah sangat baik. Smelter ini sangat sarat modal sehingga yang dibutuhkan adalah ketersediaan listrik. Kami harap setelah pandemi akan banyak investasi yang masuk di Sulsel karena semua hambatan investasi sudah kami bereskan sebelum omnibus law," bebernya.
Tambah Nurdin , bahkan di Kabupaten Bantaeng, ia telah membangun sekolah vokasi sebelum adanya smelter. Hal itu bertujuan agartidak menyulitkan dunia industri untuk mencari tenaga ahli.
"Tentunya menggunakan SDM setempat sebagai tenaga kerja, boleh mereka bawa orang namun dengan keahlian tertentu," sambungnya.
Deputi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto mengatakan, berbagai perusahaan besar sudah tertarik untuk berinvestasi di Indonesia karena pasokan Nikel yang tinggi. Masing-masing sudah memiliki nilai investasi sebesar 10 miliar dolar AS.
Ia mengimbau kepada pemerintah daerah (pemda) untuk mengoptimalkan peluang tersebut. Menurutnya, Sulselpunya keunggulan SDM yang lebih baik dibandingkan wilayah lain di Indonesia Timur.
"Lakukan percepatan pembangunan di Sulsel . Itu strategi yang bisa dilakukan untuk menggiring investasi. Sulsel secara keseluruhan kaya akan sumber daya mineral. Namun, harus tetap balance dengan sektor lainnya," pungkasnya.
Hal itu menjadi salah satu topik perbincangan dalam acara Economic Challenges "Berkah Ekonomi Sulawesi" yang dihadiri oleh Gubunernur Sulsel, HM Nurdin Abdullah bersama Ketua APINDO Sulsel, La Tunreng dan secara daringDeputi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto disalah satu stasiun televisi swata nasional Selasa, (27/10/2020).
Nurdin Abdullah memaparkan, industri smalter di Sulsel terus berbenah. Tujuannya untuk menciptakaniklim investasi yang ramah bagi investor.
Dirinya menjelaskan, berbagai kebijakan selalu memegang teguh kolaborasi dan sinergi. Baik pemerintah, pengusaha, dan perguruan tinggi untuk menyiapkan tenaga ahli.
Ia menilai, regulasi yang menyulitkan pengusaha saat akan berinvestasi harus dipangkas, khususnya pada perizinan.
"Industri smelter di Bantaeng misalnya. Regulasi soal perizinan sudah di evaluasi sesuai arahan presiden sehingga menjadi daerah yang ramah investasi," ungkapnya.
Bagi pria kelahiran Parepare ini, kondisi perekonomian yang tergerus ditengah pandemi COVID-19 ini harus ditangkap dengan positif. Apalagi, Provinsi Sulsel surplus listrik 500 MW sehingga memiliki peluang besar untuk menambah kapasitas.
"Untuk Infrastruktur, kesiapan tenaga listrik sudah sangat baik. Smelter ini sangat sarat modal sehingga yang dibutuhkan adalah ketersediaan listrik. Kami harap setelah pandemi akan banyak investasi yang masuk di Sulsel karena semua hambatan investasi sudah kami bereskan sebelum omnibus law," bebernya.
Tambah Nurdin , bahkan di Kabupaten Bantaeng, ia telah membangun sekolah vokasi sebelum adanya smelter. Hal itu bertujuan agartidak menyulitkan dunia industri untuk mencari tenaga ahli.
"Tentunya menggunakan SDM setempat sebagai tenaga kerja, boleh mereka bawa orang namun dengan keahlian tertentu," sambungnya.
Deputi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto mengatakan, berbagai perusahaan besar sudah tertarik untuk berinvestasi di Indonesia karena pasokan Nikel yang tinggi. Masing-masing sudah memiliki nilai investasi sebesar 10 miliar dolar AS.
Ia mengimbau kepada pemerintah daerah (pemda) untuk mengoptimalkan peluang tersebut. Menurutnya, Sulselpunya keunggulan SDM yang lebih baik dibandingkan wilayah lain di Indonesia Timur.
"Lakukan percepatan pembangunan di Sulsel . Itu strategi yang bisa dilakukan untuk menggiring investasi. Sulsel secara keseluruhan kaya akan sumber daya mineral. Namun, harus tetap balance dengan sektor lainnya," pungkasnya.
(agn)