Bupati Jayapura Mathius Awoitauw Dinilai Berhasil Jaga Ketahanan Pangan
loading...
Keberhasilan Bupati Mathius menjaga ketahahan pangan di masa pandemi ini mendapat apresiasi dari jaringan media di Jakarta.
A
A
A
SENTANI - Keberhasilan Bupati Mathius menjaga ketahahan pangan di masa pandemi ini mendapat apresiasi dari jaringan media di Jakarta. "Apa yang saya lakukan sesuai anjuran Bapak Presiden Joko Widodo, untuk fokus menangani Covid-19, menjaga ketahanan pangan, dan membangun jaring pengaman sosial," kata Mathius, melalui saluran telepon, Jumat (23/10/2020).
Bupati Mathius mendapat anugerah The Best Leader–The Best Regency in Macroeconomic Response Against Covid-19 lantaran tidak hanya mampu mengendalikan penyebaran Covid-19, tapi juga berhasil membuat gerakan kembali ke kebun bagi pekebun, kembali ke swah bagi petani, dan kembali ke laut bagi nelayan.
"Di Jayapura wilayah yang masuk kategori zona merah ada dua kecamatan dari 19 kecamatan. Kami membatasi pergerakan orang yang ada di 17 kecamatan. Mengajak mereka kembali ke kebun. Setiap kampung atau kepala distrik wajib melakukan gerakan itu kembali ke kebun untuk menannam tanaman pangan, seperti sagu, padi dan umbi-umbian."
Bupati Mathius menghabiskan anggaran sebesar Rp5 miliar untuk gerakan ketahanan pangan yang disalurkan melalui perangkat daerah. "Setiap kampung mendapatkan anggaran Rp100 juta, ditambah dana desa dan bantuan lainnya dari pemerintah pusat, sehingga setiap kampung mendapat lebih dari Rp200 juta," kata Bupati Mathius.
Gerakan kembali ke kebun didasari semangat kemandirian "Mereka menanam komoditas yang disepakati jadi andalan," kata Mathius.
Bupati Mathius mendapat anugerah The Best Leader–The Best Regency in Macroeconomic Response Against Covid-19 lantaran tidak hanya mampu mengendalikan penyebaran Covid-19, tapi juga berhasil membuat gerakan kembali ke kebun bagi pekebun, kembali ke swah bagi petani, dan kembali ke laut bagi nelayan.
"Di Jayapura wilayah yang masuk kategori zona merah ada dua kecamatan dari 19 kecamatan. Kami membatasi pergerakan orang yang ada di 17 kecamatan. Mengajak mereka kembali ke kebun. Setiap kampung atau kepala distrik wajib melakukan gerakan itu kembali ke kebun untuk menannam tanaman pangan, seperti sagu, padi dan umbi-umbian."
Bupati Mathius menghabiskan anggaran sebesar Rp5 miliar untuk gerakan ketahanan pangan yang disalurkan melalui perangkat daerah. "Setiap kampung mendapatkan anggaran Rp100 juta, ditambah dana desa dan bantuan lainnya dari pemerintah pusat, sehingga setiap kampung mendapat lebih dari Rp200 juta," kata Bupati Mathius.
Gerakan kembali ke kebun didasari semangat kemandirian "Mereka menanam komoditas yang disepakati jadi andalan," kata Mathius.
(ars)
Lihat Juga :
