Dinas Kesehatan Deteksi 3.000 Anak Alami Gejala Stunting di Gowa

Senin, 19 Oktober 2020 - 16:02 WIB
loading...
Dinas Kesehatan Deteksi...
Aktivitas posyandu untuk memeriksa gizi bayi dan balita. Foto: Sindonews/dok
A A A
GOWA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gowa mendeteksi sekitar 3.000 anak di daerah tersebut, mengalami gejala stunting atau kekerdilan.

Pengelola Program Gizi Dinas Kesehatan Gowa, Lisnawati Djamaluddin mengatakan, sasaran untuk pemeriksaan stunting di Kabupaten Gowa sejak Februari 2020 yakni 50.000 anak.



"Namun yang terdeteksi mengalami gejala stunting hanya 3.000 anak. Inilah yang menjadi sasaran penanganan Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa saat ini," ungkapnya, Senin (19/10/2020).

Karena itu lanjutnya, berdasarkan keputusan Bupati Gowa untuk lokasi fokus (Lokus), penetapan desa dan kelurahan prioritas percepatan pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Gowa tahun 2021, tersebar pada lima kecamatan.

Diantaranya Kecamatan Bontonompo meliputi Desa Katangka, Romanglasa, Bontolangkasa Selatan, Manjapai. Sementara Kecamatan Bontonompo Selatan meliputi Desa Tanrara.

Untuk Kecamatan Bajeng Barat meliputi Desa Mandalle, Tana Bangka, Gentungan. Kecamata Manuju meliputi Desa Moncongloe. "Dan Kecamatan Barombong meliputi Desa Tamanyeleng, Desa Lembang Parang," beber Lisnawati

Kepala Dinas Kesehatan Gowa , dr Hasanuddin mengatakan, jika Kabupaten Gowa mampu menerapkan program stunting yang selama ini menjadi program nasional untuk penurunan angka kekrdilan.



Hal ini dibuktikan dengan peringkat pertama pada Hasil Penilaian Kinerja Kabupaten Lokus Pelaksanaan Konvergensi Interview, Penurunan Stunting Terintegrasi di Provinsi Sulawesi Selatan 2020.

Apalagi sejak 2019 pihaknya gencar melakukan kegiatan yang disebut aksi konvergensi, diantaranya Aksi pertama ada analisis situasi, aksi kedua rencana kegiatan, aksi ketiga ada rembuk stunting , aksi ke empat ada Peraturan Bupati (Perbup).

"Dari tahun lalu kami lakukan sosialisasi, dan disahkannya sebagai Peraturan Bupati (Perbup) itu pada Mei 2020. Dan perlu diketahui, di setiap aksi itu pasti hadir pihak dari pusat guna mengawal jalannya keempat program aksi tersebut," jelasnya.

Dia melanjutkan, dalam pencegahan stunting , dr Hasanuddin menjabarkan ada dua pencegahannya yakni secara intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Secara sensitif, didalamnya tergabung sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terlibat dalam pencegahan dan penanganan Stunting. Sementara secara Spesifik hanya ada Dinas Kesehatan .



"Jadi, kami melakukan pencegahan dengan cara Spesifik dan Sensitif, kalau Sensitif melibatkan sejumlah OPD seperti Dinas, PUPR, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pendidikan, Dinas Kominfo, dan masih ada lagi, sementara secara spesifik itu hanya melibatkan Dinas Kesehatan saja yang fokus pada persoalan kesehatan anak dan ibu," ujar dr Hasanuddin.
(agn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3434 seconds (0.1#10.140)