WHO Dorong Penyelidikan COVID-19 Paling Awal di Tiap Negara

Rabu, 06 Mei 2020 - 08:53 WIB
loading...
WHO Dorong Penyelidikan...
Gambar logo di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss. Foto/REUTERS
A A A
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta semua negara di dunia untuk menyelidiki dugaan kasus virus corona (COVID-19) paling awal di tiap negaranya masing-masing.

Seruan itu muncul setelah laporan bahwa COVID-19 muncul pada Desember di Prancis, lebih cepat dari dugaan sebelumnya. WHO menganggap laporan itu tidak mengejutkan.

COVID-19 dilaporkan otoritas China pada WHO pada 31 Desember dan sebelumnya tidak diyakini telah menyebar di Eropa hingga Januari.

“Ini memberi seluruh gambaran baru pada semuanya,” kata Juru Bicara WHO Christian Lindmeier saat konferensi pers di Jenewa, menyebut laporan Prancis itu.

“Temuan itu membantu memahami lebih baik potensi penyebaran virus COVID-19,” kata dia yang menyatakan kasus lebih awal lainnya dapat muncul setelah pemeriksaan ulang sejumlah sampel.

Satu rumah sakit di Prancis menguji lagi sampel-sampel lama dari para pasien pneumonia. Kemudian menemukan bahwa rumah sakit merawat seorang pria dengan Covid-19 paling cepat 27 Desember, hampir sebulan sebelum pemerintah Prancis mengonfirmasi kasus corona pertamanya.

Saat ini belum ada dugaan virus muncul dari tempat selain Wuhan, China. “Diduga, kasus Prancis terkait seseorang yang melakukan perjalanan dari Wuhan pada Desember sebelum virus itu diidentifikasi atau dilaporkan oleh China,” kata juru bicara WHO.

Meski demikian, pasien Prancis yang merupakan penjual ikan itu tidak diduga memiliki kaitan langsung dengan China atau riwayat perjalanan ke China. Para pakar menyatakan kasus Prancis itu perlu investigasi lebih lanjut.

Lindmeier mendorong negara lain memeriksa catatan kasus pneumonia yang tidak diketahui asalnya pada akhir 2019. Sebab hal itu akan memberi gambaran baru tentang wabah corona.

Ditanya tentang asal virus itu di China, Lindmeier menegaskan perlu untuk menyelidiki lebih lanjut.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menyatakan negaranya memiliki bukti virus itu muncul dari laboratorium di Wuhan. Namun para pakar di WHO menyatakan virus itu dari binatang.

“Itu mungkin perlu misi lebih lanjut ke China sehingga kita dapat mengetahui ini,” pungkas Lindmeier.
(nth)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2121 seconds (0.1#10.140)